Slider

Blog Archive

Powered by Blogger.
Latest Post

Anis Matta: PKS Akan Giatkan Acara 'Nongkrong-Nongkrong'

Written By @Adimin on Sunday, June 30, 2013 | 11:56 PM

Foto: kabarpks.com
Presiden PKS, Anis Matta, mengatakan segera menginstruksikan seluruh jajaran partai dari pusat hingga daerah untuk menggiatkan acara berkumpul bersama masyarakat.

"Saya beserta seluruh jajaran, baik tingkat pusat hingga ke tingkat ranting, akan lebih menggiatkan nongkrong-nongkrong ini," kata Anis Matta, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Bogor, Minggu.

Pernyataan Anis tersebut dikatakan dalam acara yang bertajuk "Nongkrong dan Ngopi Bareng Anis Matta Bersama Komunitas Lampung". Acara digelar di seputar Lungsir dekat pelataran balai kota Bandar Lampung.

Anis menyempatkan diri menemui berbagai komunitas yang menjamur di Bandar Lampung baik komunitas band, kendaraan roda empat, dan roda dua.

Anis mengatakan acara 'nongkrong' itu bermanfaat karena pihaknya jadi dapat mengetahui harapan masyarakat. "Tak henti saya berkeliling menyambangi Tanah Air ini. Negara kita seperti kehilangan ruh cintanya pada masyarakat," ujar Anis. (ROL)

posted by @A.history

Orasi Presiden PKS Anis Matta di Padang

Written By @Adimin on Saturday, June 29, 2013 | 2:13 PM


Padang – Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta kembali melakukan kunjungannya ke daerah. Anis matta beserta rombongan DPP PKS datang ke Padang melakukan konsolidasi Kader se Sumatera Barat, sabtu (29/06).

Kedatangan Presiden PKS di sambut oleh ribuan kader yang hadir memadati Hall UPI Conventions Center Lubug Begalung. Seluruh kader larut dalam nuasa penuh Cinta, Kerja dan Harmoni saat Anis Matta menyampaikan Orasi Politiknya.

Berikut rangkuman orasi politik Presiden PKS Anis Matta:

Datang ke Padang ini beda dgn datang ke daerah lain, karena sejak kemarin saya sudah makan 4 kali dan semuany enak #AnisMatta

Kemenangan di Pilkada Bandung kemarin akan membangkit smangat kita untuk memenangkan Pilkada Kota Padang #AnisMatta

Target Sumbar 30% itu tak besar krn kita sudah mempunyai Gubernur, Insyallah kita akan menang dalam pemilu legislatif nanti #AnisMatta

Dalam cuaca yang tidak baik dan goncangan spt ini tak ada pilihan lain selain dari tetap terbang #AnisMatta

Banyak ayat-ayat ttg konspirasi dalam Al Quran, semuany di nisbahkan kpd orang kafir namun tidak kepada orang beriman #AnisMatta

Tidak ada kekuatan apapun didunia ini yang dapat mengalahkan kalau panji Allah akan tetap berkibar #AnisMatta

Kalau ada yg bertanya kenapa elektabilitas PKS slalu turun, tak usah dijawab karena di bbrapa pilkada kita selalu menang #AnisMatta

Setelah sya menjadi Presiden, hal pertama yg kami lakukan adalah berkunjung ke semua daerah untuk melihat optimisme mereka #AnisMatta

Mustahil kita pergi berperang namun tak ada darah & percikan debu di tubuh kita dan itulah hakikat yg kita rasakan skrng #AnisMatta

Stiap ke daerah sya ingin mencek : 1. Apakah mrka masih percaya, 2. Apakah masih gembira 3. Apakah mrka berinovasi dlm dakwah #AnisMatta

Saat Nabi Yusuf didzalimi, Allah berpesan bahwa nanti akan mendapat keberkah dan menceritakan ini di Istana. Kita akan spt itu. #AnisMatta

Kalau masy tak mau dgn janji-janji maka cara yg ampuh yaitu sorot mata, datangi & sapa mereka #AnisMatta

Jangan pernah berhenti bekerja... bekerja... walau seperti apapun kondisinya #Anis
Matta

[edo/al/pkspadang]


posted by @A.history

Anis Matta Semangati Kader PKS untuk Terus Bekerja Sesuai Misi Partai


Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) HM.Anis Matta,Lc menghadiri konsolidasi kader PKS se Kota Padang yang berlangsung di Aula Universitas Putra Indonesia Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat.

Dalam Pidatonya, Anis Matta mengatakan bahwa PKS saat ini sedang dihantam cuaca buruk. Tambah Anis, cuaca buruk akan berakhir jika seluruh kader dan simpatisan tetap bekerja sesuai misi partai dan diiringi dengan terus berdoa kepada Allah.

Seperti diketahui bahwa kondisi PKS saat ini yang sedang ditimpa badai ternyata tidak menghalangi semangat kader dan simpatisan partai, hal ini erbukti dari berbagai kegiatan-kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh kader PKS diseluruh penjuru nusantara. (kom/AR/kabarpks)

posted by @A.history

Anis Matta Kampanye bareng Akbar Tanjung di Pilkada Padang Panjang



PADANG, 28 Juni 2013 - Presiden PKS Anis Matta hadir di Padang dalam rangkaian agenda roadshow dan konsolidasi PKS yang gencar di lakukan Anis ke berbagai wilayah di Indonesia sejak mengemban amanah sebagai Presiden PKS.

"Ada 5 alasan mengapa kita memilih pasangan calon walikota Padang Panjang Hendri Arnis Dan wakilnya dr. Mawardi Samah yang di singkat HAMAS pada gelaran Pilkada Padang Panjang ini. Pertama adalah karena rukun islam itu ada 5, kedua Pancasila itu terdiri atas 5 sila mereka adalah pasangan yang Pancasilais, ketiga karena pasangan muda ini adalah pasangan yang sarat pengalaman dalam kepemimpinan di Kabupaten Tanah Datar, keempat karena kita sholat 5 waktu sehari semalam, kelima adalah karena pasangan ini memancarkan aura kemenangan di wajah mereka..tatap wajahnya baik-baik adakah aura kemenangan di wajah mereka? ada? ada?" Seru Anis penuh gelora dalam orasi politiknya siang tadi (28/06) dari lapangan khatib Sulaiman Bancah Laweh-Padang Panjang yang di sambut puluhan ribu massa pendukung pasangan nomer 5 ini.

Pada kunjungan road show kali ini mantan wakil ketua DPR RI ini di dampingi segenap pengurus teras DPP PKS dan Anggota DPR RI di antaranya Sekjen Taufiq Ridho, Bendahara Umum Mahfudz Abdul Rahman, Anggota komisi III Abu Bakar Al Habsyi, Anggota DPR Refrizal, Ketua Wilayah Dakwah Sumatera Chaerul, Ketua DPW Sumatera Barat Trinda Farhan Satria ST.MT

"Majunya tokoh muda dalam kontestasi politik di tanah air yang kemudian memperoleh dukungan publik sedemikian besar merupakan indikasi bahwa kepemimpinan kalangan muda kian di lirik dan di perhitungan dalam mengisi ruang-ruang kepemimpinan secara nasional" Terang Anis lagi.

Pada kesempatan yang Sama Akbar Tanjung yang juga hadir sebagai jurkamnas Partai Golkar terlihat berbisik bisik serius bersama Anis di sela-sela acara kampanye.

Pasangan nomer 5 ini di usung oleh koalisi Partai Golkar,PKS, PKB dan PBB sementara Pilkada kota Padang Panjang sedianya akan di gelar pada tanggal 4 Juli 2013 mendatang. (AS/kabarpks)


posted by @A.history

Komitmen Kembangkan Kakao, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno Dapat Penghargaan dari Belanda



Padang - Komitmen Pemprov Sumbar mengembangkan sub sektor kakao mendapat apresiasi dari dunia internasional.

Lembaga Internasional Swisscontact Belanda memberikan penghargaan ‘Certificate of Appreciation’ kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno atas komitmennya dan kontribusi Pemprov mengembangkan kakao.

Komitmen Pemprov terlihat dalam program perbaikan mutu tanaman kakao, penyediaan bibit bersertifikat, Sekolah Lapangan (SL) petani kakao, peningkatan produksi, mutu hasil serta dibangunnya Unit Pengolahan Hasil Kakao di daerah.

“Kita berterima kasih penghargaan ini dan kerja sama yang sudah terjalin selama ini. Diharapkan Swisscontact dan mitra-mitranya yang merupakan industri kakao besar dunia, dapat membantu secara kontiniu dalam pemberdayaan petani kakao di Sumbar. Kerja sama ini akan berlangsung selama empat tahun,” kata Irwan didampingi Kepala Dinas Perkebunan, Fajaruddin.

Saat ini areal kakao di Sumbar mencapai 137.355 hektare dengan produksi 69.281 ton pertahun. Sentra kakao di Sumbar berada di Padang Pariaman, Pasaman, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Pasaman Barat dan Agam.

Pada 2 Oktober 2012 lalu, Pemprov menandatangani MoU dengan Swisscontact dan ADM Cocoa Singapura. MoU ini dilakukan untuk pemberdayaan petani kakao dalam bentuk sekolah lapangan. MoU ini langsung direalisasikan dengan pelatihan dan sekolah lapangan kepada 300 petani di Padang Pariaman, Tanah Datar dan Padang.

“Kegiatan ini terus berlanjut di 2013 untuk 1.000 petani kakao. Dari sekolah lapangan yang dilakukan Swisscontact, kebun-kebun petani kakao terpelihara baik. Seperti pemangkasan tanaman kakao dan pengendalian hama penyakit serta produksi kakao di kebun petani meningkat,” jelas Irwan.

Swisscontact melihat Sumbar sentra kakao di wilayah barat Indonesia dan berpotensi sebagai produsen kakao terbesar wilayah barat. Terbukti dengan aktivitas industri besar dunia seperti ADM Cocoa dan ULKER dari Turki untuk membeli biji kakao Sumbar, karena memiliki kualitas biji terbaik.

Selain dukungan pemberdayaan petani, 2013 ini Swiscontact akan membangun Unit Pusat Pelatihan Sekolah Lapangan di Padang Pariaman dan Tanah Datar dengan dana hibah Rp400 juta.

“Pemprov mendukung program Swisscontact ini, karena dapat dijadikan mitra dalam mendorong perbaikan pemeliharaan kebun kakao, peningkatan produksi dan tentunya peningkatan kesejahteraan petani Sumbar dengan prinsip mitra sejajar,” jelas gubernur.

Selain keberhasilan dalam pemberdayaan petani kakao, Pemprov telah sukses mewujudkan sebagai sentra kakao wilayah barat yang dicanangkan Wapres Jusuf Kalla pada 3 Agustus 2006 lalu. Sumbar di luar Sulawesi, merupakan provinsi terluas kepemilikan kebun kakao di Indonesia.

“Kita bangga dengan berkembang-pesatnya komoditi kakao di Sumbar dan telah berdampak terhadap tumbuhnya model-model kawasan kakao di kabupaten dalam bentuk Nagari Model Kakao,” ungkap Irwan.

Nagari Model Kakao mempunyai kegiatan dari hulu dan hilir. Ini terbukti dengan keberhasilan Kelompok Inovasi dari Limapuluh Kota sebagai kelompok tani kakao terbaik tingkat nasional. Kemudian, Unit Pengolahan Hasil Kakao Payakumbuh yang diresmikan Menteri Pertanian RI pada 31 Mei lalu, sebagai percontohan kelompok tani terintegrasi pengolahan kakao.

Unit Pengolahan Hasil Kakao di Payakumbuh dijadikan sebagai tempat pelatihan dan magang siswa dan mahasiswa di Sumbar. Bahkan pernah dikunjungi Dinas Perkebunan Kalbar, Kaltim, dan Jabar. Keberhasilan lain terlihat ditetapkannya klon kakao lokal Limapuluh Kota sebagai klon unggul nasional.

“Secara berkelanjutan, Sumbar tetap memerluas dan melakukan pemeliharaan kebun kakao petani dalam bentuk perbaikan kualitas tanaman, penyediaan benih bersertifikat dan SL petani kakao,” kata Irwan sembari berharap produktifitas kebun kakao menjadi 1.400 Kg hingga Rp1.500 Kg pertahun.

Sementara itu, sejak 2012 hingga kini Pemprov bekerja sama dengan Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Unand dalam pendampingan petani kakao. Kerja sama itu melibatkan mahasiswa KKN Thematik. Ada sekitar 325 mahasiswa diterjunkan ke lokasi kebun kakao petani. (singgalang/islamedia)

posted by @A.history

Persiapan Menyambut Ramadhan | By: @aridasahputra



"Ya Allah berkatilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan" (HR. Ahmad & At-Tabrani)

Saudaraku seiman yang saya cinta karena Allah SWT, tidak terasa bulan suci, bulan magfirah, bulan penuh rahmat, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan yang didalamnya terdapat lailatul qadr yang dinanti-nati sudah dihadapan mata. Hanya hitungan hari menuju bulan mulia itu. Karena kemuliaan dan spesialnya bulan tersebut maka sudah seharusnya kita sebagai ummat Islam mempersiapkan diri dan keluarga.

Persiapan disini kami maksud bukan hanya menunggu datangnya bulan Ramadhan. Tetapi persiapan disini adalah mempersiapkan bekal untuk bekal di bulan Ramadhan. Tujuan mempersiapkan bekal ini bermaksud untuk mengoptimalkan ibadah kita pada bulan yang didalamnya terdapat malam lebih dari 1000 bulan. Ada beberapa hal yang penting untuk dipersiapkan antara lain adalah sebagai berikut:

Pertama, Persiapan Ruhiyah. Rasulullah memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa mempersiapkan diri untuk menyambut pausa. Aisyah pernah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari).

Ibadah lain juga harus dipersiapkan seperti perbanyak tilawah, qiamulail, shalat fardhu bejamaah di masjid, al-ma’tsurat kubra pagi dan petang. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Sya’ban kadar keimanan kita sudah meningkat. Boleh dikiaskan, bulan Rajab dan Sya’ban adalah masa warming up sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu sudah menjadi hal yang biasa.

Orang sadar maupun yang tersadarkan memahami bahwa mempersiapkan keimanan itu bukan hanya pada bulan Sya’ban ini saja. Tetapi dipersiapkan disetiap hari, namun pada momentum ini diharapkan untuk meningkatkan persiapannya. Bulan Sya’ban ini juga bisa dikatakan sebagai bulan batu loncatan untuk optimalisasi ibadah di bulan Ramadhan nanti.

Kedua, Persiapan Jasadiyah. Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima dari biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Maka, sejak bulan sya’ban ini mari persiapkan fisik seperti olah raga teratur, membersihkan rumah, makan-makanan yang sehat dan bergizi.

Ketiga, Persiapan Maliyah. Persiapan harta ini bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Mempersiapkan hara adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa.

Keempat, Persiapan Fikriyah. Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan yang benar tentang Ramadhan. Mu’adz bin Jabal r.a berkata: “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.

Oleh karena itu, ketika orang mau beramal tentulah harus mempunyai ilmu, jika tidak bisa-bisa akan menjadi banyak kerusakan. Cara untuk mempersiapkan ini antara lain dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntutan Rasulullah SAW, selama Ramadhan. Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan berbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa, dan juga penting untuk dipersiapkan.

Semoga persiapan kita mengantarkan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya, sebagai yang terbaik dalam sejarah Ramadhan yang pernah kita lalui. Demikian tips persiapan untuk menyambut bulan ramadhan, semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam bishawab


posted by @A.history

KPK tak Sadar Dimainkan Kekuatan Besar

Written By @Adimin on Thursday, June 27, 2013 | 11:19 PM



Pengamat Hukum dari Universitas Indonesia Chudry Sitompul mengatakan, dalam kasus Luthfi Hasan Ishaaq KPK tidak sadar dimainkan kekuatan besar. KPK pun memfestivalisasi kasus ini menjadi sebuah pergunjingan besar. “Kekuatan besar itu ingin agar partai Islam tidak kuat,” katanya di Jakarta, Kamis (27/6).

KPK, ujar Chudry, asyik sendiri dalam menangani kasus LHI. Tapi, mereka tidak melihat ada kekuatan besar yang mencoba masuk melalui kasus LHI untuk menghancurkan kekuatan PKS. Saat ini, kekuatan politik Islam sudah tidak ada gaungnya. PKB, PPP sudah tidak bisa diharapkan untuk menyuarakan kepentingan Islam.

PKS yang masih ada, kata Chudry, juga turut dihancurkan melalui kasus LHI. Walaupun tidak bisa dimungkiri, memang terdapat kesalahan yang dilakukan personel PKS sendiri. Dengan adanya festivalisasi kasus LHI, implikasinya luas. Orang jadi tidak percaya dengan ustaz, sebab mereka korupsi dan kawin lagi.

Sebenarnya, ujar Chudry, implikasi ini tidak hanya dirasakan LHI sendiri. Bagaimana dengan nasib ustaz-ustaz yang lain yang tidak pernah melakukan hal semacam itu. “Bahayanya, kalau orang tidak mau mengaji lagi. Sebab, ustaznya juga bukan orang baik. Itu yang ngeri,” kata Chudry.

Seharusnya, KPK lebih bijak dengan memfokuskan pada kasus korupsi LHI saja. Tidak usah mengumbar dia menikah lagi, sebab itu masalah pribadi. Contoh festivalisasi itu, lanjut Chudry, bisa dilihat dari sikap KPK yang memublikasikan hal-hal di luar kasus Luthfi Hasan Ishaaq. Dalam kasus LHI, berbagai masalah pribadinya dikemukakan kepada publik. Ini berbeda dengan kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh terdakwa lain sebelumnya.

Dalam kasus korupsi Angelina Sondakh, KPK tidak membeberkan urusan pribadinya. Ia dekat dengan siapa, tidak dimunculkan ke publik. “Berbeda dengan kasus LHI yang dimunculkan berbagai wanita cantik. Apa maksud ini semua,” kata Chudry.

Menurut Chudry, KPK tidak perlu memublikasikan LHI yang menikah lagi. Ini merupakan hak privasinya. “Dengan publikasi ini, sama saja hak-hak privasi dilanggar,” katanya.

Terdakwa menikah lagi, ujar Chudry, sebenarnya tidak ada hubungan dengan kasusnya. Ini bisa disebut pencemaran nama baik. “Hal ini patut dipikirkan supaya jaksa penuntut umum (JPU) harus hati-hati dalam membicarakan suatu masalah. Jangan mentang-mentang berkuasa bisa melakukan apa saja,” kata Chudry.

Terpisah, Ketua Komite Pemantau Komisi Pemberantsan Korupsi (KP-KPK) Taufik Riyadi mengatakan, kasus LHI telah menarik perhatian banyak pihak. Hal itu menarik karena dalam kasus LHI masyarakat disuguhi dengan banyaknya perempuan cantik di sekeliling Fathanah.

KPK, terang Taufik, pertama kalinya mendakwa seorang terdakwa dengan berubah-ubah. Diawali dengan dakwaan LHI tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi, meski tidak ada hasil korupsi dari Fathanah yang beralih ke LHI.

Bahkan KPK sendiri juga sempat mengembalikan sejumlah mobil yang disita oleh penyidik KPK. “Terakhir, dakwaan LHI juga melebar ke kasus Yudi Setiawan yang sebelumnya tidak pernah dipaparkan KPK ke publik,” kata Taufik

*republika

posted by @Adimin

Islam Kaffah 2 (an Unlimited System)



ISLAM KAFFAH 2  (an Unlimited System)


Tulisan ini merupakan sambungan terpisah dari tulisan sebelumnya tentang Islam Kaffah. Sejak awal kelahirannya didunia, manusia sudah dibekali dengan dua sifat dasar alamiahnya. Keduanya adalah sifat Fujuroha (negatif) dan sifat Taqwa (positip).

Sebagaimana ini telah difirmankan oleh Allah dalam al-Qur’an  surah Asy-Syams ayat 7 dan 8 :
Wa nafsin wama sawwaha, fa alhamaha fujuroha wa taqwaha
Dan Nafs serta penyempurnaannya, dilhamkan kepadanya kefasikan serta ketakwaan…
Kedua sifat inilah yang pada perjalanan hidup manusia kedepannya akan saling tarik-menarik didalam dirinya, berebut untuk menjadi unggul dan mendominasi tingkah laku sehari-hari. Kerasnya persaingan antara sifat Taqwa dan sifat Fujuroha menciptakan sebuah kondisi yang membentuk kepribadian seseorang sehingga kadang ia terlihat berubah-ubah. Tergantung dari situasi dan kondisi.
Sifat Taqwa menjadi unsur kekuatan internal yang dapat mengerucutkan nafsu yang dipengaruhi oleh sifat Fujuroha agar tidak melanggar batas dan menyeleweng dari kebenaran. Aplikasi dari keunggulan sifat Taqwa ini sendiri menurut saya adalah sikap yang tidak mudah berputus asa terhadap sebuah kegagalan usaha dan tidak terlalu merasa gembira pula dengan apa yang sudah ia peroleh. Sebagaimana ini dipesankan oleh Al-Qur’an surah Al-Hadid ayat 23 :

Jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan engkau terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.

Artinya manusia harus menghadapi dunia ini dengan cara yang sangat wajar, tidak tertindas oleh ketidakpunyaan, kerugian, kesengsaraan, kebodohan, kepincangan berpikir dan sebaliknya tidak larut pula dengan kegemilangan keberuntungan, prestasi, penghargaan, keberhasilan dan lain sebagainya dalam bentuk yang melebihi ikatan alamiah sehingga sang manusia dapat menghadapi berbagai fenomena yang terjadi secara wajar dan sederhana.

Sesungguhnya sifat Fujuroha yang mendominasi jiwa manusia dapat membuatnya justru menjadi lupa diri dan bertingkah seolah dia adalah Tuhan yang bisa berbuat semau-maunya, bisa bertingkah seenaknya saja dengan semua apa yang ia miliki dari kekayaan, pengaruh atau jabatan yang ia miliki. Dari sini akan menjalar sikap tamak terhadap dunia dan anti-pati terhadap kebenaran yang disampaikan oleh orang lain diluarnya.

Betapapun kaya rayanya diri kita, tetapi bila sikap Fujuroha yang unggul pada kita maka semuanya hanya akan mendatangkan ketidakpuasan. Begitu kita bisa memenuhi suatu kebutuhan, pasti akan muncul kebutuhan yang lain, yang mungkin akan semakin mengobarkan nafsu dan keinginan kita sehingga kita tidak mungkin lagi mendapatkan ketenangan, merasakan kebahagiaan dan kepuasan. Kita senantiasa tertindas oleh keinginan untuk memiliki sesuatu yang dimiliki oleh orang lain tidak perduli bahkan apa yang kita sudah punyai justru terkadang lebih baik dan mahal darinya.

Inilah pertempuran diri yang tidak semua kita bisa melewatinya dengan kemenangan ditangan, bahkan tidak juga seorang ustadz dan ustadzah serta kyiai kondang atau pengajar al-Qur’an disebuah surau yang terletak dipedalaman. Tidak pula selalu berhasil dimenangkan oleh para cendikiawan dan tokoh nasional. Inilah Jihad al-Nafs yang harus dihadapi dengan semua akal sehat dan kebulatan tekad untuk menjadi bisa tanpa harus mengebiri atau memasung fitrah-fitrah insaniah kita yang lain. Jihad al-Nafs adalah jihad terakbar dari jihad apapun diluarnya, sebab memang semua cabang-cabang jihad lainnya itu bersumber dari hasil jihad al-Nafs ini.

Islam melarang umatnya untuk bersifat pasif, menutup dirinya dari unsur-unsur kehidupan dunia yang gemerlap dan penuh keindahannya. Islam tidak mengajarkan pengikutnya untuk menenggelamkan diri dalam siksaan kefitrahannya demi mencapai pendekatan maupun pelayanan kepada Tuhannya. Oleh karena itu didalam Islam tidak ada konsep kerahiban, tidak ada biara-biara ditengah hutan yang ditinggali oleh ahli agama yang menolak kawin dan menyepi berselimutkan pepohonan dan suara alam yang stagnan.

Islam tidak pula berprinsip seperti komunitas hedonis yang menganggap diri punya hak penuh tanpa batas untuk menikmati kesenangan dan kenikmatan hidup. Mereguk apa yang ingin ia reguk dan melepaskan seluruh keinginannya dijalan mana saja yang ingin dia lalui. Islam justru tidak menyukai konsep hidup yang sebebas-bebasnya tanpa ada ikatan yang mengatur hak dan tanggung jawab seseorang atas pilihan hidupnya.

Bagi Islam, hidup ini suci, peperangan antara Fujuroha dan Taqwahapun adalah perang yang suci. Manusia dimata Islam harus hidup dengan dua sisi yang penuh keseimbangan. Bisa memisahkan apa yang harus ia ambil dan mana-mana yang harus ia tinggalkan. Kesadarannya terbuka bebas dan tidak tercekik oleh berbagai larangan tetapi tidak pula hancur dibawah kaki naluri keserbabolehan.

Islam memperbolehkan manusia untuk memenuhi keinginannya agar memperoleh sesuatu yang memang ia dambakan selama itu tidak melakukan kejahatan atas tubuh, akal dan kehidupan dirinya atau kehidupan orang lain.
Dengan kata lain, Islam merupakan hak dan tanggung jawab.
Jadi apapun yang kita perbuat, baik berkorelasi secara langsung maupun tidak terhadap agama dan keyakinan yang kita anut semuanya tetap terkontrol dibawah nash-nash ilahiah yang mengikat.

Itulah Kaffah.

Semua gerak langkah kita, tidur dan jaga kita, lisan maupun batin kita, berumah tangga sampai berorganisasi, berekonomi maupun berpolitik, berpendidikan maupun berkarya harus secara Islam. Tidak ada bantahan yang mampu menghancurkan sistem yang saling terintegrasi ini.

Salah seorang Ahli Bait Nabi yaitu Imam Ja’far Ash-Shadiq pernah berkata : “Sesungguhnya Allah tidak memberikan suatu kenikmatan atas seseorang hamba kecuali didalam kenikmatan itu disertakan-Nya argumentasi yang jelas. Sehingga barangsiapa yang memperoleh anugerah Allah lalu dirinya menjadi kuat, maka argumentasi logis dari nikmat kekuatan yang diterimanya tersebut harus digunakan untuk membantu yang lebih lemah. Barangsiapa yang dianugerahi oleh Allah menjadi kaya, maka hartanya harus menjadi bukti atas anugerah tersebut yakni dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada kaum fakir miskin”.

Pendek kata, semua tarikan nafas dalam kehidupan ini semuanya terikat dengan garis Allah. Baik kita suka atau  tidak suka.
Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am [6] :162)
Tidak dapat dipungkiri kalau banyak manusia berlaku ingkar terhadap hak dan kewajibannya itu. Ini akibat terlalu mendominasinya sifat Fujuroha didalam dirinya sehingga ia terus berada diluar jalur kebenaran. Maka menjadi tugas orang-orang yang tingkat Taqwanya sedikit lebih diatas dari sifat Fujurohanya untuk membimbing, menyelaraskan dan mengembalikan nilai-nilai ilahiah dalam tatanan kehidupan. Seorang Muslim yang baik harus mampu berperan menjadi Avatar bagi dunia sekitarnya yang sudah kacau balau. Tidak ada kata terlambat, karena harapan itu masih ada.

Kita masih bisa berbuat banyak dan lebih dengan apa yang kita miliki, mulai dari ilmu, pikiran, tulisan, tenaga maupun doa.

Biarlah setiap kita menjadi Avatar dengan kemampuannya masing-masing asalkan semua kemampuan ini bisa saling bersinergi satu dengan yang lain. Manusia adalah pencipta perubahan. Penderitaan maupun kesenangan yang dialami manusia, muncul dari perbuatan-perbuatan sadar yang dilakukan oleh manusia, baik individual atau komunal. Manusia sendirilah yang menciptakan sedih dan bahagianya melalui penciptaan sebab-sebabnya dalam kehidupan, dari kehendak dan pilihan yang telah diperbuat.

Oleh karena setiap dari kita tidaklah bisa hidup sendirian tanpa bergantung pada orang lain, maka Islampun mengatur aspek vertikal dan  horizontal. Aspek hamba terhadap Tuhannya serta hamba terhadap hamba-Nya. Inilah sebuah system yang tidak berbatas dari Islam. Mengatur semua lini kehidupan, lahir dan batin, perseorangan sampai bernegara.

Tidak ada pemisahan antara kubu agama dengan kubu negara karena Islam adalah alam semesta, Islam adalah kaitan antara hidup dan mati, tugas dan tanggung jawab. Islam tidak hanya mengatur urusan ibadah mahdhah yang melulu berbicara soal akhirat dan upacara-upacara ritual ketuhanan yang bersifat abstrak saja tapi Islam berbicara juga tentang dunia dan kehidupan nyata yang dapat disentuh, dirasakan serta dilihat.

Sekali lagi, itu juga disebut Kaffah.

Langsung masuk kita pada konteks pembicaraan ideologi Islam dikehidupan masyarakat Islam, khususnya Indonesia.
 
Sebagian orang menggambarkan ideologi Islam akan terealisasikan dialam realita jika berdiri seorang pemimpin, raja, khalifah, presiden, amir, imam atau terserahlah apa saja jabatan itu anda namakan yang menjadikan Islam sebagai dasar kehidupan berbangsa.

Dengan kekuasaannya, sang pemimpin tadi digambarkan akan dapat mengeluarkan dekrit, undang-undang, keppres, sabda panditoratu dan lain sebagainya demi terwujudnya ideologi Islam yang diharapkan.

Gambaran ini tidak salah dan juga tidak terlalu muluk-muluk, apalagi jika kita berbicara dalam pentas negara Indonesia yang konon mayoritas masyarakatnya Muslim.

Tetapi kita sering melalaikan realita penting pada aspek pendefenisian dari ideologi atau masyarakat Islam itu sendiri, apa dan bagaimana maksudnya ? juga kita melalaikan aspek kadar kerusakan yang sudah ditimbulkan oleh kaum kapitalis ditengah masyarakat yang majemuk ini. Belum lagi kelalaian kita terhadap kemampuan dan kemauan sang raja, presiden atau pemimpin yang sudah kita pilih tadi untuk tetap istiqomah serta sanggup melakukannya.

Saya yakin, banyak yang bosan, mual atau muak dengan kalimat proses, bertahap atau periodeisasi.
 
Bisa dimaklumi, namun kita tetap harus berpijak pada kenyataan yang berlaku didepan mata kita bukan berpijak pada egoisme diri yang penuh mimpi dan jauh dari realitas.

Pemimpin yang baik dalam kacamata Islam, bukan hanya orang yang sekedar mencanangkan teori kembali pada al-Qur’an dan sunnah semata, atau orang yang merayakan hari-hari besar agamanya, menyerukan toleransi antar umat beragama. Namun seorang pemimpin harusnya juga bisa menganjurkan orang Islam untuk mendirikan sholat, menunaikan dzakat, berpuasa dibulan Ramadhan serta memberikan hukuman bagi yang meninggalkannya. Seorang pemimpin harus pula mampu menjadi imam didalam sholat yang ia ikuti, aktive dalam menjaga kemurnian akidah dan moralitas umat serta bangsanya.

Bukan malah pemimpin yang membiarkan adanya acara-acara saweran dangdutan, iklan-iklan dengan gadis berpakaian minim, lagu-lagu dengan irama, lirik dan vokal penuh birahi, kontes ratu sejagad, miss universe atau legalisasi penerbitan majalah porno ala playboy dan kawan-kawannya yang secara nyata-nyata merusak akhlak generasi muda bangsa terlebih umat Islam yang memegang teguh prinsip al-Qur’an.

Memang pemerintahan kita belum sepenuhnya bisa mengaplikasikan hukum-hukum ilahiah secara kaffah, tetapi marilah kita duduk bersama membenahi pemerintahan tersebut secara bertahap, tidak mudah untuk merubah sesuatu yang sudah mapan, namun paling tidak kita sudah bisa sedikit berbangga dengan mulai dimasukkannya beberapa syariat Islam didalam hukum-hukum kenegaraan di Indonesia, misalnya mulai dari hukum perkawinan Islam kedalam UU perkawinan negara yang meskipun sempat menuai pro dan kontra pada masa lalu tetapi toh berhasil di-gol kan, atau dengan diakuinya serta dibebaskannya pemberlakuan hukum-hukum Islam untuk wilayah NAD, begitupula rancangan anti porno aksi dan pornografi yang cepat atau lambat segera pula disyahkan ditengah gelombang pro dan kontranya dan sebagainya.
Dalam merubah paradigma serta tabiat jahat bin jahiliah dari manusia, pasti diperlukan waktu yang tidak singkat, even seorang Rasul sekelas Nabi Muhammad pun membutuhkan rentang waktu lebih dari angka 20 tahunan ditambah oleh tahun-tahun kepemimpinan dimasa Umar bin Khatab untuk membentuk sebuah masyarakat yang madani sesuai peraturan ilahiah. Dan kita, mungkin perlu dua kali atau tiga kalinya dari masa-masa tersebut.

Saya hanya menyeru, mari kita contoh pula bagaimana sikap Imam Hasan bin Ali cucunda Rasul yang bersedia berdamai dengan pihak  Muawiyah bin Abu Sofyan yang meminta paksa kekuasaan khilafah dari diri Ahli Bait Rasul selama keselamatan dan hak-hak kaum Muslimin terjaga meski masih dalam batas-batas tertentu. Akan ada saatnya kelak kita mencontoh sikap Imam Husien bin Ali yang juga cucunda Rasul ketika mengangkat senjata untuk memerangi kemungkaran dari pemerintahan Yazid bin Muawiyah meski tubuh harus berkalang tanah.

Tetapi selama kita masih bisa menggunakan jalan-jalan damai, cara-cara yang arif untuk menyelesaikan permasalahan bangsa, maka mari kita tempuh cara itu, demi menghindari jatuhnya korban dari anak-anak, wanita dan orang-orang kecil.

Negara ini masih sangat perlu untuk ditata dan diperbaiki, dan sesuai semboyan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) : Harapan itu masih ada.

Bagaimana caranya ?
 
Tidak ada jalan lain kecuali dengan masuk kedalam sistem dan ikut memberikan perbaikan dari dalam no matter how hard to try and how long it will be.
Just do it as long as we can do.

Faidza ‘Azzamta fa tawakkal ‘alallah. Jika kamu sudah berusaha, maka serahkanlah pada Allah. Just do the best and leave the rest to Allah.

Pengeroposan moral ditengah masyarakat yang seakan tidak lagi terbendung memerlukan tangan-tangan dieksekutif untuk dapat menghentikannya, begitupula aksi-aksi pemurtadan baik terselubung atau terang-terangan. Ini semua harus diselesaikan satu persatu dan bukan hal yang mudah.

Halangan pasti akan selalu ada, sebab ada banyak manusia dengan kecenderungan sifat Fujurohanya yang pasti tidak akan senang dengan usaha-usaha perbaikan ini. Taburan uang untuk dikorupsi pasti akan terus mengintai, begitu pula tawaran paha mulus dada tak berbulu dari para pelacur murahan akan senantiasa mencoba menggugah birahi-birahi keimanan Taqwwaha. Tetapi sekali lagi, ini tidak menjadi alasan untuk mundur kebelakang dan meninggalkan peradaban. Iman justru ada karena setan yang menggoda. Itulah hidup yang mesti dilalui.
Imam Ali bin Abu Thalib berkata : ” Kesabaran itu ada dua macam : sabar atas sesuatu yang tidak kau ingini dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini. Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi, senangilah apa yang terjadi. Para ahli agama yang paling bijak adalah mereka yang tidak membuat orang berputus asa akan rahmat Allah atau kehilangan harapan akan santunan dan kasih sayang-Nya, tetapi juga tidak membuat orang terus menerus merasa aman dari pembalasan-Nya.” (Sumber : Mutiara Nahjul Balaghah, Hal 124 s/d 126, Mizan 1999)

Innal Hamdalillah
Nahmaduhu wanasta’inuh
Mayyahdillahu fala mudlilalah
Wamayyudlil fala hadiyalah

Segala Puji bagi Allah

Baik saya maupun anda semua sama-sama memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya

Siapa yang diberi-Nya petunjuk, maka tidak ada seorangpun yang kuasa menyesatkannya kembali
Dan siapa saja yang sudah diberi-Nya kesesatan, maka tiada seorang juga yang mampu memberi petunjuk kepadanya
Hidup memang tidak mudah … baik hidup secara individu apalagi hidup secara berkelompok atau berjemaah,  demikian pula dalam menjalani hidup didalam mahligai rumah tangga. Hidup tidak pernah berjalan tanpa masalah … baik dalam skala kecil maupun besar.

Masing-masing manusia, terlepas dari siapapun adanya dia, mulai dari manusia biasa, awam, rakyat jelata hingga kepada para Nabi dan Rasul Tuhan terikat dengan apa yang disebut sebagai kausalitas. Bahwa ada moment-moment dimana dia terpaksa bersedih dan menitikkan air mata, adapula moment dimana dia bisa tertawa lepas bahagia.

Konflik dan kesepakatan juga menjadi bagian dari proses hidup dan kehidupan, tidak ada manusia yang tidak pernah berkonflik didalam hidupnya dengan siapapun termasuk dengan orang tua atau pasangannya masing-masing, entah itu antar suami dengan istri atau antar dua pasang kekasih maupun sahabat, begitupun semua dari kita pasti pernah bahkan sering melakukan kompromi, bersepakat dengan orang lain, mulai dari hal yang paling kecil sampai pada hal yang paling besar.
Semuanya menandakan hidup kita berjalan dengan normal … berjalan sesuai aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah, menyetujui fitrah kemanusiawian kita.
If a wound hath touched you, be sure a similar wound hath touched the others. And such days WE cause to alternate among men that they may be admonished, and that ALLAH may cause to be distinguished those who believe and may take witnesses from among you; and ALLAH loves not the unjust – Qs. 3 ali Imron 140
Jika engkau mendapatkan keterlukaan (kekecewaan, kepedihan, kehancuran) maka ketahuilah bahwa hal yang samapun terjadi pada orang lain, karena hari-hari tersebut sudah Kami gilirkan diantara manusia untuk menjadi pembelajaran. Dengan sebab itulah Allah membedakan siapa diantara kalian yang benar-benar beriman dan membenarkan kesaksiannya, Allah sangat tidak menyukai orang-orang yang berlaku zalim. – Qs. 3 ali Imron 140
Semakin tinggi tingkatan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat ujian keimanannya … kemampuan disini tentunya bisa menjadi sangat beragam … jika sebelumnya dia hanya diuji dengan kemiskinan bisa saja kelak dia akan diuji dengan kekayaan, bila sebelumnya dia diuji dengan harta mungkin kelak dia akan diuji dengan wanita … bila sekarang diuji dengan bahagia mungkin besok atau lusa akan mendapat ujian dengan penderitaan…. saat ilmu seseorang (ilmu apa saja) meningkat kepada yang lebih baik dari sebelumnya … maka ujian atas ketinggian ilmunya tersebutpun akan jauh lebih tinggi pula dari sebelumnya …

Keberadaan berbagai ujian tersebut kiranya bukan tanpa maksud …

Ada hikmah yang tersembunyi dari pergiliran siang dan malam, gagal dan berhasil, susah dan senang, bahagia dan derita … yaitu sesuai isi dari surah ali Imron ayat 140 diatas, agar semua itu bisa menjadi pembelajaran untuk diri kita sendiri sekaligus membuktikan komitmen syahadat kita terhadap Allah dan Rasul-Nya, apakah kita memang pantas untuk naik kelas ataukah masih harus bertahan dikelasnya yang lama, yang berarti menurut Rasul adalah kelasnya manusia yang merugi, yaitu mereka yang hari ini sama seperti hari sebelumnya, hari esok sama seperti hari ini … yang lebih jauh lagi menurut al-Qur’an adalah kelasnya orang-orang yang tidak pandai dalam melakukan efisiensi waktu.
Demi Waktu … sesungguhnya manusia itu benar-benar ada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal shaleh serta saling menasehati agar selalu taat pada kebenaran dan berada dalam kesabaran – Qs. 103 al-Ashr 1 s/d 3
Hidup ini merupakan ibadah … dan karenanya kita tercipta.
Dan Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. – Qs. 51 adz-DZaariyaat 56
Ibadah tidak selalu bermakna ritual seperti sholat, haji dan berzakat … ibadah mencakup semua aspek gerak maupun diamnya kita … hidup adalah berdzikir …berdzikir baik secara lafash maupun tingkah laku … tugas kekhalifahan manusia itu merupakan ibadah yang harus ditunaikan sebagai sebuah amanah dari Allah … kita semua khalifah atas diri kita masing-masing …kitapun bisa bertindak menjadi khalifah atas orang lain saat kita mendapat kepercayaan memimpin sebuah komunitas, sebuah jemaah atau sebuah organisasi maupun perusahaan.
Tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggung jawaban mengenai kepemimpinannya itu.; maka seorang pemimpin yang memimpin orang banyak adalah pemimpin yang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya tersebut. Dan istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya itu. Dan anak adalah pemimpin pada harta yang ada dirumah bapaknya, dan ia bertanggung jawab atas penjagaannya itu; dan hamba sahaya adalah pemimpin dalam harta tuannya dan ia bertanggung jawab atas penjagaannya itu. – Riwayat Bukhari-Muslim
Suka atau tidak suka, rela atau terpaksa kita akan berhadapan dengan perbedaan, kita akan berkonflik baik secara internal maupun eksternal.
Tidak semua yang ada dan yang keluar dari diri kita bernilai benar dan harum, kita bukan sosok malaikat yang bersifat statis, hanya mengerti mengenai kebenaran saja … kita adalah perpaduan unik dari unsur-unsur al-Haq dan Batil yang  karenanya kitapun sewajarnya untuk mawas diri, berlaku bijak atas berbagai persoalan yang ada.
Kita harus adil sekalipun adil itu berat, melelahkan bahkan menjemukan … adil bukan berarti harus sama persis antara satu dengan yang lain …. sebagai misal, saya punya dua orang anak, yang besar lelaki berusia hampir 3 Tahun dan yang paling kecil wanita berusia 5 bulan … akan menjadi sebuah perbuatan yang tidak adil bila saya membelikan keduanya susu yang sama … sebab memang nutrisi dan kebutuhan kandungan yang mereka butuhkan berbeda, anak saya yang laki-laki karena usianya lebih tua, aktivitasnya lebih banyak dia membutuhkan asupan gizi dengan susu yang berlabel 3+ keatas …sementara adiknya karena masih bayi lebih memerlukan asupan susu formula yang khusus untuk 1 tahun kebawah…. dan bila saya memberikan keduanya sesuai kebutuhan mereka maka itulah adil.
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya -Qs. an-Nisa’  4:135

Oleh : AS

posted by @Adimin

Islam Kaffah



“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semuanya kedalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya dia itu musuh yang nyata bagimu.”(Qs. al-Baqarah 2:208)
Ayat diatas merupakan seruan, perintah dan juga peringatan Allah yang ditujukan khusus kepada orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan satu-satunya dan juga mengakui Muhammad selaku nabi-Nya agar masuk kedalam agama Islam secara kaffah dan agar mau melakukan intropeksi diri, sudahkah kita benar-benar beriman didalam Islam secara kaffah ?

Allah memerintahkan kepada kita agar melakukan penyerahan diri secara sesungguhnya, lahir dan batin tanpa syarat hanya kepada-Nya tanpa diembel-embeli hal-hal yang bisa menyebabkan ketergelinciran kedalam kemusryikan.
Bagaimanakah jalan untuk mencapai Islam Kaffah itu sesungguhnya ?al-Qur’an memberikan jawaban kepada kita :
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling darinya, padahal kamu mengerti.”(Qs. al-Anfaal 8:20)
Jadi Allah telah menyediakan sarana kepada kita untuk mencapai Islam yang kaffah adalah melalui ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya serta tidak berpaling dari garis yang sudah ditetapkan.

Taat kepada Allah dan Rasul ini memiliki aspek yang sangat luas, akan tetapi bila kita mengkaji al-Qur’an secara lebih mendalam lagi, kita akan mendapati satu intisari yang paling penting dari ketaatan terhadap Allah dan para utusan-Nya, yaitu melakukan Tauhid secara benar.
Tauhid adalah pengesaan kepada Allah. 
Bahwa kita mengakui Allah sebagai Tuhan yang Maha Pencipta yang tidak memiliki serikat ataupun sekutu didalam zat dan sifat-Nya sebagai satu-satunya tempat kita melakukan pengabdian, penyerahan diri serta ketundukan secara lahir dan batin.

Seringkali manusia lalai akan hal ini, mereka lebih banyak berlaku sombong, berpikiran picik laksana Iblis, hanya menuntut haknya namun melupakan kewajibannya. Tidak ubahnya dengan orang kaya yang ingin rumahnya aman akan tetapi tidak pernah mau membayar uang untuk petugas keamanan.

Banyak manusia yang sudah melebihi Iblis.Iblis tidak pernah menyekutukan Allah, dia hanya berlaku sombong dengan ketidak patuhannya untuk menghormati Adam selaku makhluk yang dijadikan dari dzat yang dianggapnya lebih rendah dari dzat yang merupakan sumber penciptaan dirinya.

Manusia, telah berani membuat Tuhan-tuhan lain sebagai tandingan Allah yang mereka sembah dan beberapa diantaranya mereka jadikan sebagai mediator untuk sampai kepada Allah. Ini adalah satu kesyirikan yang besar yang telah dilakukan terhadap Allah.
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan pendeta-pendeta mereka sebagai Tuhan-Tuhan selain Allah, juga terhadap al-Masih putera Maryam; padahal mereka tidak diperintahkan melainkan agar menyembah Tuhan Yang Satu; yang tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Qs. al-Bara’ah 9:31)
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa’atan, namun mereka berkata: “Mereka itu penolong-penolong kami pada sisi Allah !”. Katakanlah:”Apakah kamu mau menjelaskan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di langit-langit dan dibumi ?” ; Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (Qs. Yunus 10:18)
Penyakit syirik ini dapat mengenai dan menyertai siapa saja, tidak terkecuali didalam orang-orang Islam yang mengaku bertauhid. Untuk itulah Allah memberikan perintah internal kepada umat Muhammad ini agar sebelum mereka melakukan Islamisasi kepada orang lain, dia harus terlebih dahulu mengIslamkan dirinya secara keseluruhan alias Kaffah dengan jalan mentaati apa-apa yang sudah digariskan dan dicontohkan oleh Rasul Muhammad Saw sang Paraclete yang agung, Kalky Authar yang dijanjikan.

Bagaimana orang Islam dapat melakukan satu kesyirikan kepada Allah, yaitu satu perbuatan yang mustahil terjadi sebab dia senantiasa mentauhidkan Allah ?

Sejarah mencatatkan kepada kita, berapa banyak orang-orang Muslim yang melakukan pemujaan dan pengkeramatan terhadap sesuatu hal yang sama sekali tidak ada dasar dan petunjuk yang diberikan oleh Nabi.

Dimulai dari pemberian sesajen kepada lautan, pemandian keris, peramalan nasib, pemakaian jimat, pengagungan kuburan, pengkeramatan terhadap seseorang dan seterusnya dan selanjutnya. Inilah satu bentuk kesyirikan terselubung yang terjadi didalam diri dan tubuh kaum Muslimin kebanyakan.

Mereka lebih takut kepada tokoh Roro Kidul ketimbang kepada Allah, mereka lebih hormat kepada kyai/gus/ustadz ketimbang kepada Nabi. Mereka lebih menyukai membaca serta mempercayai isi kitab-kitab primbon dan kitab-kitab para ulama atau imam Mazhab tertentu ketimbang membaca dan mempercayai kitab Allah, al-Qur’anul Karimdan Hadist Shahih.

Adakah orang-orang yang begini ini disebut sebagai Islam yang kaffah ? 
Sudah benarkah cara mereka beriman kepada Allah ?

Saya yakin, kita semua membaca al-Fatihah didalam Sholat, dan kita semua membaca “Iyyaka na’budu waiyya kanasta’in” yang artinya “Hanya kepada Engkaulah (ya Allah) kami mengabdi dan hanya kepada Engkaulah (ya Allah) kami memohon pertolongan”.

Ayat ini berindikasikan penghambaan kita kepada Allah dan tidak memberikan sekutu dalam bentuk apapun sebagaimana juga isi dari surah al-Ikhlash :
“Katakan: Dialah Allâh yang Esa. Allâh tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada bagi-Nya kesetaraan dengan apapun.”(Qs. al-Ikhlash 112:1-4)
Hanya sayangnya, manusia terlalu banyak yang merasa angkuh, pongah dan sombong yang hanyalah merupakan satu penutupan dari sifat kebodohan mereka semata sehingga menimbulkan kezaliman-kezaliman, baik terhadap diri sendiri dan juga berakibat kepada orang lain bahkan hingga kepada lingkungan.
Untuk mendapatkan kekayaan, kedudukan maupun kesaktian, tidak jarang seorang Muslim pergi kedukun atau paranormal, memakai jimat, mengadakan satu upacara ditempat-tempat tertentu pada malam-malam tertentu dan di-ikuti pula dengan segala macam puasa-puasa tertentu pula yang tidak memiliki tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya.

Apakah mereka-mereka ini masih bisa disebut sebagai seorang Islam yang Kaffah ? 
Dengan tindakan mereka seperti ini, secara tidak langsung mereka sudah meniadakan kekuasaan Allah, mereka menjadikan semuanya itu selaku Tuhan-tuhan yang berkuasa untuk mengabulkan keinginan mereka.
“Dan sebagian manusia, ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Tetapi orang-orang yang beriman adalah amat sangat cintanya kepada Allah.”(Qs. Al-Baqarah 2:165)
Kepada orang-orang seperti ini, apabila diberikan peringatan dan nasehat kepada jalan yang lurus, mereka akan berubah menjadi seorang pembantah yang paling keras.
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al-Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (Qs. al-Kahf 18:54)
“Tidakkah engkau pikirkan orang-orang yang membantah tentang kekuasaan-kekuasaan Allah ? Bagaimana mereka bisa dipalingkan ?” (Qs. al-Mu’min 40:69)
Orang-orang sekarang telah banyak yang salah pasang ayat, mereka katakan bahwa apa yang mereka lakukan itu bukanlah suatu kesyirikan melainkan satu usaha atau cara yang mesti ditempuh, sebab tanpa usaha Tuhan tidak akan membantu. Memang benar sekali, tanpa ada tindakan aktif dari manusia, maka tidak akan ada pula respon reaktif yang timbul sebagai satu bagian dari hukum alam sebab-akibat. Akan tetapi, mestikah kita mengaburkan akidah dengan dalil usaha ?

Anda ingin kaya maka bekerja keras dan berhematlah semampu anda, anda ingin mendapatkan penjagaan diri maka masukilah perguruan-perguruan beladiri entah silat, karate, kempo, dan sebagainya. Anda ingin pintar maka belajarlah yang rajin begitu seterusnya yang pada puncak usaha itu haruslah dibarengi dengan doa kepada Allah selaku penyerahan diri kepada sang Pencipta atas segala ketentuan-Nya, baik itu untuk ketentuan yang bagus maupun ketentuan yang tidak bagus.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. al-Baqarah 2:216)
“Yang demikian itu adalah nasehat yang diberikan terhadap orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, karena barang siapa berbakti kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan bagi mereka satu pemecahan; dan Allah akan mengaruniakan kepadanya dari jalan yang tidak ia sangka-sangka; sebab barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadi pencukupnya. Sesungguhnya Allah itu pelulus urusan-Nya, sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap sesuatu.” (Qs. at-Thalaq 65:2-3)
Bukankah hampir semua dari kita senantiasa hapal dan membaca ayat dibawah ini dalam doa iftitahnya ?
“Sesungguhnya Sholatku, Ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan sekalian makhluk, tiada serikat bagi-Nya, karena begitulah aku diperintahkan.” (Qs. al-An’aam 6:162-163)
Anda membutuhkan perlindungan dari segala macam ilmu-ilmu jahat, membutuhkan perlindungan dari orang-orang yang bermaksud mengadakan rencana yang jahat dan keji, maka berimanlah anda secara sungguh-sungguh kepada Allah dan Rasul-Nya, InsyaAllah, apabila anda benar-benar Kaffah didalam Islam, Allah akan menepati janji-Nya untuk memberikan Rahmat-Nya kepada kita.
“Dan ta’atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (Qs. Ali Imran 3:132)
Rahmat Allah itu tidak terbatas, Rahmat bisa merupakan satu perlindungan, satu pengampunan, Kasih sayang dan juga bisa berupa keridhoan yang telah diberikan-Nya kepada kita.
Apakah anda tidak senang apabila Tuhan meridhoi anda ?Seorang anak saja, apabila dia telah mendapatkan restu dan ridho dari kedua orangtuanya, anak tersebut akan memiliki ketenangan dan penuh suka cita didalam melangkah, apakah lagi ini yang didapatkan adalah keridhoan dari Ilahi, Tuhan yang menciptakan seluruh makhluk, yang berkuasa atas segala sesuatu ?
Jika Allah ridho kepada kita, maka percayalah Allah akan membatalkan dan mengalahkan musuh-musuh kita. Maka dari itu berkepribadian Kaffah-lah didalam Islam, berimanlah secara tulus dan penuh kesucian akidah. Dalam kajian lintas kitab, kita akan mendapati fatwa dari ‘Isa al-Masih kepada para sahabatnya mengenai kekuatan Iman :
Terjemahan Resmi: Baru: Matius: 17
17:19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?”
17:20 Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
al-Qur’an pun memberikan gambaran :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Qs. 2 al-Baqarah: 186)
Kita lihat, Allah akan mendengar doa kita, Dia akan memberikan Rahmat-Nya kepada kita dengan syarat bahwa terlebih dahulu kita harus mendengarkan dan percaya kepada-Nya, mendengar dalam artian mentaati seluruh perintah yang telah diberikan oleh Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya, khususnya kepada Rasul Muhammad Saw selaku Nabi terakhir yang universal.
Tidak perlu anda mendatangi tempat-tempat keramat untuk melakukan tapa-semedi, berpuasa sekian hari atau sekian malam lamanya dengan berpantang makan ini dan makan itu atau juga menyimpan, menggantung jimat sebagai penolak bala, pemanis muka, atau sebagai aji wibawa.
Ambillah al-Qur’an, bacalah dan pelajarilah, amalkan isinya … maka dia akan menjadi satu jimat yang sangat besar sekali yang mampu membawa anda tidak hanya lepas dari derita dunia yang bersifat temporary, namun juga derita akhirat yang bersifat long and abide.
Yakinlah, bahwa sekali anda mengucapkan kalimah “Laa ilaaha illallaah” (Tiada Tuhan Selain Allah), maka patrikan didalam hati dan jiwa anda, bahwa jangankan ilmu-ilmu jahat, guna-guna, santet, Jin, Iblis apalagi manusia dengan segenap kemampuannya, Tuhan-pun tidak ada.
Kenapa demikian ?Sebab dunia ini telah dibuat terlalu banyak memiliki Tuhan-tuhan, semua berhala-berhala yang disembah oleh manusia dengan beragam caranya itu tetap dipanggil Tuhan oleh mereka, entah itu Tuhan Trimurti, Tuhan Tritunggal, Tuhan anak, Tuhan Bapa, Tuhan Budha dan seterusnya.
Manusiapun sudah menjadikan harta, istri dan anak-anak sebagai Tuhan, menjadikan para ulama sebagai Tuhan, menjadikan perawi Hadis sebagai Tuhan, menjadikan keluarga Nabi sebagai Tuhan dan seterusnya.
Karena itu Tauhid yang murni adalah Tauhid yang benar-benar meniadakan, menafikan segala macam jenis bentuk ketuhanan yang ada, untuk kemudian disusuli dengan keberimanan, di-ikuti dengan keyakinan, mengisi kekosongan tadi dengan satu keberadaan, bahwa yang ada dan kita akui hanyalah Tuhan yang satu, tanpa berserikat dan esa dalam berbagai penafsiran.
Itulah intisari dari Iman didalam Islam, intisari seluruh ajaran dan fatwa para Nabi terdahulu, dimulai dari Nuh, Ibrahim terus kepada Ismail, Ishak, Ya’kub, Musa hingga kepada ‘Isa al-Masih dan berakhir pada Muhammad Saw.
Itulah senjata mereka, itulah jimat yang mereka pergunakan didalam menghadapi segala jenis kebatilan, segala macam kedurjanaan yang tidak hanya datang dari manusia namun juga datang dari syaithan yang terkutuk.
Dalam salah satu Hadits Qudsi-Nya, Allah berfirman :“Kalimat Laa ilaaha illallaah adalah benteng pertahanan-Ku; dan barangsiapa yang memasuki benteng-Ku, maka ia aman dari siksaan-Ku.” (Riwayat Abu Na’im, Ibnu Hajar dan Ibnu Asakir dari Ali bin Abu Thalib r.a.)
Nabi Muhammad Saw juga bersabda :
“Aku sungguh mengetahui akan adanya satu kalimat yang tidak seorangpun hamba bilamana mengucapkannya dengan tulus keluar dari lubuk hatinya, lalu ia meninggal, akan haram baginya api neraka. Ucapan itu adalah : Laa ilaaha illallaah.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Untuk itu, marilah sama-sama kita memulai hidup Islam yang kaffah sebagaimana yang sudah diajarkan oleh para Nabi dan Rasul, sekali kita bersyahadat didalam Tauhid, maka apapun yang terjadi sampai maut menjemput akan tetap Allah sebagai Tuhan satu-satunya yang tiada memiliki anak dan sekutu-sekutu didalam zat maupun sifat-Nya.
Cobalah anda ikrarkan : Apapun yang terjadi sampai saya mati akan tetap berpegang kepada Laa ilaaha illallaah.
Segera kita tanggalkan segala bentuk kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau khurafat, kita ikuti puasa yang diajarkan oleh Islam, kita contoh prilaku Nabi dalam keseharian, kita turunkan berbagai rajah dan tulisan-tulisan maupun bungkusan-bungkusan hitam yang kita anggap sebagai penolak bala atau juga pemanis diri yang mungkin kita dapatkan dari para dukun, paranormal atau malah juga kyai.
Nabi Muhammad Saw bersabda :“Barangsiapa menggantungkan jimat penangkal pada tubuhnya, maka Allah tidak akan menyempurnakan kehendaknya.”(Hadist Riwayat Abu Daud dari Uqbah bin Amir)
“Ibnu Mas’ud berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, mantera-mantera, tangkal dan guna-guna adalah syirik.”(Hadist Riwayat Ahmad dan Abu Daud )
“Sa’id bin Jubir berkata: orang yang memotong atau memutuskan tangkal (jimat) dari manusia, adalah pahalanya bagaikan memerdekakan seorang budak.”(Diriwayatkan oleh Waki’)
Percayalah, Allah adalah penolong kita.
“Sesuatu bahaya tidak mengenai melainkan dengan idzin Allah.”(Qs. at-Taghabun 64:11)
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah ni’mat Allah kepadamu tatkala satu kaum hendak mengulurkan tangannya untuk mengganggu, lalu Allah menahan tangan mereka daripada (sampai) kepada kamu; dan berbaktilah kepada Allah; hanya kepada Allah sajalah hendaknya Mu’minin berserah diri.”(Qs. al-Maaidah 5:11)
Apabila setelah kita melepaskan seluruh kebiasaan buruk tersebut kita mendapatkan musibah, bukan berarti Allah berlepas tangan pada diri kita dan kitapun bertambah mendewakan benda-benda, ilmu-ilmu yang pernah kita miliki sebelumnya.
Akan tetapi Allah benar-benar ingin membersihkan kita dari segala macam kemunafikan, menyucikan akidah kita, hati dan pikiran kita sehingga benar-benar berserah diri hanya kepada-Nya semata.
“Apakah manusia itu menyangka bahwa mereka akan dibiarkan berkata: “Kami telah beriman”, padahal mereka belum diuji lagi ?” (Qs. al-Ankabut 29:2)
“Dan sebagian dari manusia ada yang berkata: “Kami beriman kepada Allah”, tetapi manakala ia diganggu dijalan Allah, maka ia menjadikan percobaan manusia itu seperti adzab dari Allah; dan jika datang pertolongan dari Tuhan-mu, mereka berkata: “Sungguh kami telah berada bersamamu.”; Padahal bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada-dada makhluk ?” (Qs. al-Ankabut 29:10)
“Dan sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan mengetahui orang-orang yang munafik.” (Qs. al-Ankabut 29:11)
Nabi juga bersabda :“Bilamana Allah senang kepada seseorang, senantiasa menimpakan cobaan baginya supaya didengar keluh kesahnya.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bagaimana bila sebagai satu konsekwensi dari usaha kembali kepada jalan Allah tersebut kita gugur ? Jangan khawatir, Allah telah berjanji bagi orang-orang yang sudah bertekad untuk kembali pada kebenaran :
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.”(Qs.at-Taubah 9:20)
“Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik”.(Qs. ali Imran 3:195)
“Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (Qs. an-Nisa’ 4:74)
Kembali kejalan Allah adalah satu hijrah yang sangat berat, godaan dan gangguan pasti datang menerpa kita dan disanalah kita dipesankan oleh Allah untuk melakukan jihad, melakukan satu perjuangan, melibatkan diri dalam konflik peperangan baik dengan harta maupun dengan jiwa (tentunya ini tidak berlaku bagi mereka yang cuma melakukan teror dengan membunuh diri).
Dengan harta mungkin kita harus siap apabila mendadak jatuh miskin atau juga melakukan kedermawanan dengan menyokong seluruh aktifitas kegiatan umat Islam demi tegaknya panji-panji Allah; berjihad dengan jiwa artinya kita harus mempersiapkan mental dan phisik dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat ketidak senangan sekelompok orang atau makhluk dengan hijrah yang telah kita lakukan ini.
Apakah anda akan heran apabila pada waktu anda masih memegang jimat anda merupakan orang yang kebal namun setelah jimat anda tanggalkan anda mendadak bisa tergores oleh satu benturan kecil ditempat tidur ? Bagaimana anda memandang keperkasaan seorang Nabi yang agung yang bahkan dalam perperanganpun bisa terluka dan juga mengalami sakit sebagaimana manusia normal ?
Percayalah, berilmu tidaknya anda, berpusaka atau tidak, bertapa maupun tidaknya anda bukan satu hal yang serius bagi Allah apabila Dia sudah menentukan kehendak-Nya kepada kita.
“Berupa apa saja rahmat yang Allah anugerahkan kepada manusia, maka tidak ada satupun yang bisa menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Gagah, yang Bijaksana.” (Qs. Fathir 35:2)
Apabila memang sudah waktunya bagi kita untuk mendapatkan musibah (baik itu berupa maut dan lain sebagainya) maka dia tetap datang tanpa bisa kita mundurkan atau juga kita majukan, tidak perduli anda punya ilmu, punya jimat atau seberapa tinggi kedudukan sosial anda.
“Bagi tiap-tiap umat ada batas waktunya; maka apabila telah datang waktunya maka mereka tidak dapat meminta untuk diundurkan barang sesaatpun dan tidak dapat meminta agar dimajukan.” (Qs. al-A’raf 7:34)
“Masing-masing Kami tolong mereka ini dan mereka itu, sebab tidaklah pemberian Tuhanmu itu terhalang.” (Qs. al-Israa 17:20)
Demikianlah, semoga kita semua bisa mendapatkan hikmah dari tulisan ini.

Oleh : AS





posted by @Adimin
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger