Home » , » Krisis Pemimpin

Krisis Pemimpin

Written By @Adimin on Saturday, June 15, 2013 | 5:00 PM


Ratusan siswa dan mahasiswa kota Padang tertegun sesaat mendengar jawaban spontan Wakil Presiden RI Prof. DR. Budiono saat acara silaturahmi dengan beliau di gedung serbaguna SMA 1 Padang. Beliau mengisahkan kehidupannya masa kecilnya menjawab pertanyaan salah seorang siswa.

“Saya dulu sekolah di SD Muhammadiyah, sebuah sekolah sederhana, sekolah dasar satu-satunya yang ada di kota kecil Blitar, Jawa Timur saat itu”. Kondisi sekolah tersebut sagat bertolak belakang dengan keadaan sekolah saat ini, dindingnya terbuat dari bambu dan berlantai tanah. “Kami ke sekolah saat itu tidak memakai sepatu, karena sepatu saat itu masih merupakan barang langka dan mahal,” imbuh wapres.

Namun kondisi tersebut tak menghalangi beliau untuk maju. Kelahiran Blitar, 23 Februari 1943 yang suka mandi di kali dan gembala kambing ini berhasil meraih Gelar Bachelor of Economics dari Universitas Western Australia, lalu gelar Master of Economics dari Universitas Monash Australia dan mendapatkan gelar S3 (Ph.D.) dalam bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania, AS.

Perjalanan karir “anak desa” ini juga cukup menonjol, yaitu guru besar fakultas ekonomi UGM, Gubernur Bank Indonesia, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas serta Menteri Keuangan. Saat ini beliau menjabat wakil presiden RI.

Karena itu menurut Wapres pemimpin itu bisa lahir dan muncul dari mana saja dan dari golongan manapun. Sumatera Barat menurutnya sejak dulu terkenal sebagai penghasil intelektual dan cendikiawan, baik berkaliber nasional maupun internasional seperti Bung Hatta, Syahril, Hamka Agus Salim, Natsir dan sederet nama lainnya.

Kini menurut Wapres mulai langka muncul pemimpin-pemimpin yang berkualitas ke permukaan. Bisa dikatakan, kita mengalami krisis pemimpin, tidak hanya di Sumatera Barat, di daerah-daerah lain pun tak banyak muncul pemimpin-pemimpin yang berkualitas dan fenomenal seperti dulu. Padahal Indonesia butuh banyak pemimpin yang diharapkan mampu membawa bangsa ini menuju kejayaan.

Menurut Wapres ada 4 syarat untuk jadi pemimpin: 1. Memiliki pengetahuan dan keterampilan, 2. Memiliki karakter, 3. Sikap mencintai Tanah Air (nasionalisme) dan 4. Bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan.

Syarat 1, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan, jelas mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Memiliki karakter berhubungan dengan kualitas sikap mental seorang pemimpin. Rasa nasionalisme penting bagi seorang pemimpin, karena semangat inilah yang akan menimbulkan rasa cinta terhadap tanah air dan ketulusan untuk membangun bangsa dan negara. Sedangkan sikap bersungguh-sungguh juga sangat penting karena pekerjaan apapun yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh, pasti hasilnya akan baik.

Saat bersamaan Wapres menantang para siswa dan mahasiswa Sumatera Barat untuk tampil sebagai pemimpin beberapa tahun ke depan. “Kami-kami ini segera akan lengser dimakan usia, giliran kalian-kalian lah yang harus tampil sebagai pemimpin yang baik berikutnya.” Ujar Wapres.

Sejarah telah membuktikan bahwa Sumatera Barat adalah daerah penghasil pemimpin dan tokoh-tokoh nasional. Jika kita serius dan bersungguh-sungguh, bukankah sejarah itu bisa terulang kembali? Dengan fasilitas minim, sekolah sederhana, bertelanjang kaki ke sekolah bisa melahirkan Wakil Presiden, dengan fasilitas yang lengkap, sekolah mentereng, bukankah seharusnya bisa melahirkan lebih dari Wakil Presiden?

Sumatera Barat harus menjawab kerisauan Wapres akan terjadinya krisis pemimpin di negara ini. Pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh terbaik harus terlahir lagi dari bumi Ranah Minang ini.

Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar
Padang Ekspres 15 Juni 2013

posted by @A.history
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger