Slider

Blog Archive

Powered by Blogger.
Latest Post

PKS: Kenapa yang Dimasukkan Kretek, Bukan Wayang atau Batik

Written By @Adimin on Tuesday, September 29, 2015 | 5:00 PM



JAKARTA (29/9) - Anggota Komisi X DPR Sohibul Iman mengatakan, penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Kebudayaan idealnya hanya mengatur hal yang sifatnya pokok, bukan spesifik. Ia pun mengaku kaget saat kretek menjadi salah satu pasal yang tercantum di dalam RUU Kebudayaan.

"Kalau dari sisi hakikat UU, UU itu mengatur hal pokok bukan mengatur hal spesifik seperti itu," kata Sohibul saat dihubungi, Senin (28/9/2015).

Ia menuturkan, hingga proses penyusunan RUU Kebudayaan rampung di Komisi X, tidak pernah muncul kretek di dalam pembahasan tersebut. Namun, setelah Panja Kebudayaan menggelar harmonisasi dengan Badan Legislasi DPR, kretek masuk menjadi salah satu ayat di dalam pasal RUU Kebudayaan.

"Saya lupa kapan pastinya pembahasan dengan Baleg itu, tapi kalau tidak salah sekitar dua minggu lalu saat pasal ini mulai ramai," ujar Presiden PKS itu.

Lebih jauh, ia mengatakan, Komisi X sejak awal tak ingin secara spesifik membahas mengenai warisan kebudayaan. Sebab, terlalu banyak warisan kebudayaan yang dimiliki daerah-daerah di Tanah Air. Kalau pun seluruh warisan kebudayaan itu dimasukkan ke dalam RUU, maka lebih tepat jika itu disebut daftar kebudayaan, bukan RUU Kebudayaan.

"Jadi secara tinjauan UU itu menjadi problem, kenapa itu dimasukkan. Pertanyaan selanjutnya kenapa tidak dibuat UU khusus, yaitu UU Kretek? Kenapa yang dimasukkan kretek, kenapa enggak wayang, kenapa enggak batik?" ucapnya.

Pasal kretek masuk ke dalam Pasal 37 RUU Kebudayaan. Di dalam pasal itu disebutkan, kretek tradisional merupakan sejarah dan warisan kebudayaan yang harus dihargai, diakui, serta dilindungi pemerintah dan pemerintah daerah.

Sementara, Pasal 49 menyebutkan perlindungan terhadap kretek tradisional dapat diwujudkan dengan inventarisasi dan dokumentasi; fasilitasi pengembangan kretek tradisional; sosialisasi, publikasi dan promisi kretek tradisional; festival kretek tradisional; dan perlindungan kretek tradisional.

Keterangan Foto: Presiden PKS yang juga Anggota Komisi X DPR RI, Mohamad Sohibul Iman.



posted by @Adimin

Semangat Pemerintah Tingkatkan Keamanan Laut Harus Didukung



JAKARTA (29/9) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta mengatakan rencana pemerintah membeli kapal selam Kelas Kilo dari Rusia harus didukung. Ini juga terlihat dari usulan anggaran tambahan TNI sebesar Rp 35 triliun, dimana usulan anggaran tambahan untuk TNI AL sekitar Rp 14,5 triliun.

"Anggaran tambahan untuk TNI AL nominalnya terbesar dibandingkan TNI AD dan TNI AU. Indonesia ini negara maritim, 70 persen wilayahnya adalah laut, jadi memang keamanan di laut harus diprioritaskan," katanya, Selasa, (29/9).

Hal ini perlu didukung agar Indonesia memiliki kekuatan pertahanan di laut yang mumpuni dan disegani. Apalagi kapal selam Kelas Kilo dari Rusia paling canggih untuk saat ini. 

"Jadi ini pasti impian TNI AL untuk memilikinya. Sama seperti pesawat Sukhoi SU-35 yang jadi mimpinya TNI AU."

Ia mengatakan, memiliki alutsista canggih seperti ini tentu bisa menggentarkan negara-negara tetangga. "Jadi kita bisa disegani di lautan, apalagi sebentar lagi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN," ujarnya. 

Konflik Tiongkok Selatan, terang dia, saat ini juga seperti bom waktu. Pertahanan dan keamanan di laut menjadi mendesak untuk dipenuhi.

“Saya berharap pemerintah sudah berpikir matang dan cermat tentang rencana pembelian kapal selam Kelas Kilo ini. Termasuk yang harus dipastikan adalah soal ukurannya apakah sesuai untuk wilayah laut Indonesia, terlalu besar atau tidak?" ujarnya.

Termasuk juga soal perawatan. Perlu dipastikan suku cadang mudah didapat. "Jangan sampai kita beli alutsista yang kurang cocok untuk kebutuhan pertahanan laut kita dan tak berguna," jelasnya. 

Keterangan Foto: Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta.



posted by @Adimin

Indonesia Diminta Terlibat dalam Investigasi Tragedi Mina



JAKARTA (29/9) - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Sidiq mengatakan Indonesia tak perlu mengikuti langkah politik negara lain yang menyudutkan Pemerintah Arab Saudi terkait tragedi Mina. Namun, Indonesia harus mempunyai sikap yang jelas untuk bisa ikut dalam proses investigasi tragedi Mina, sehingga pemerintah Arab Saudi memahami kenapa Indonesia harus dilibatkan dalam investigasi.

"Indonesia tidak perlu menghujat Saudi. Namun pihak Saudi harus cepat tangani kasus crane dan Mina secara transparan," katanya kepada VIVA.co.id melalui sambungan telepon, Selasa, 29 September 2015.

Mahfudz mendorong pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri untuk segera mengusulkan pembentukan Tim Pencari Fakta Gabungan pada Pemerintah Arab Saudi. Tim ini akan bekerja secara indipenden mencari penyebab terjadinya tragedi Mina.

"Yang diperlukan adalah kesadaran dan kemauan politik Pemerintah Saudi untuk mulai melibatkan negara-negara muslim dengan jumlah jemaah haji yang relatif besar dalam pengelolaan haji," katanya menambahkan.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, bisa saja Pemerintah Indonesia atau negara lain tidak dilibatkan langsung dalam proses investigasi oleh Arab Saudi. Namun, Pemerintah Indonesia harus mengupayakan, minimal Indonesia terlibat dalam proses perencanaan dan supervisi investigasi.

"Ini semua dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan pengamanan haji ke depan."

Keterangan Foto: Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Mahfudz Sidiq.

Sumber: http://nasional.news.viva.co.id


posted by @Adimin

Mendesak, RUU Penyandang Disabilitas Perlu Segera Disahkan



Jakarta (29/9) – Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohd Iqbal Ramzi mengatakan, untuk menjamin pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyandang Disabilitas yang sedang dibahas di DPR penting untuk segera diselesaikan.

Iqbal menjelaskan, bahwa semangat penyusunan RUU Penyandang disabilitas berbeda dengan Undang-Undang (UU) No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. “UU No. 4 Tahun 1997 disusun berdasar pada charity based, sementara RUU Penyandang Disabilitas lebih berdasar pada pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” kata Iqbal di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/9).

Menurutnya, negara harus hadir secara maksimal dalam upaya memberikan perlindungan dan memenuhi hak-hak penyandang disabilitas. Sebagai wujud kehadiran negara, lanjut Iqbal, maka perlu dibentuk sebuah badan atau komisi nasional bagi penyandang disabilitas.

“Di samping itu, negara juga perlu menyediakan fasilitator untuk penyandang disabilitas dalam menghadapi kasus hukum, baik sebagai korban maupun sebagai pelaku,” ujar legislator dari daerah pemilihan Sumatera Selatan II itu.

Iqbal mengemukakan, dalam RUU Penyandang disabilitas juga terdapat kewajiban Pemerintah maupun swasta untuk memberikan akomodasi yang layak (reasonable accomodation) kepada penyandang disabilitas pada berbagai fasilitas publik, pendidikan, kesehatan, pengadilandan fasilitas lainnya.

Selain itu, ungkap Iqbal, sebagai wujud pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, Pemerintah diharapkan memberikan konsesi berupa potongan harga kepada penyandang disabilitas.

“Misalnya untuk transportasi, rekreasi, tagihan listrik, pajak kendaraan, parker, dan lain-lain. Di sisi lain, Pemerintah pun memberikan insentif bagi pihak swasta yang memberikan keringanan bagi penyandang disabilitas berupa keringanan pajak,” papar Anggota Panitia Kerja (Panja) RUU Penyandang Disabilitas itu.

Lebih jauh Iqbal menjelaskan, RUU Penyandang Disabilitas juga merupakan wujud tindak lanjut dari komitmen negara Indonesia dalam merealisasikan resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Nomor A/61/106 mengenai Konvensi tentang Hak-hak Penyandang Disabilitas yang sebelumnya telah mengundangkan hasil konvensi dalam UU No 19 tahun 2011.

Keterangan Foto: Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS, Mohd Iqbal Ramzi (tengah).



posted by @Adimin

Kenalkan PKS ke Masyarakat, PKS Pauh Gelar Acara Silaturahim Bersama Warga


Padang – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kadilan Sejahtera (PKS) Kecamatan Pauh gelar silaturahim pengurus bersama warga, sabtu (26/9). Kegiatan tersebut di gelar dalam rangka Open House kantor baru DPC PKS Kecamatan Pauh.

Ketua DPC PKS Pauh, Afriadi mengatakan Kantor DPC PKS Pauh yang terletak di Jalan Pisang ini lokasinya tepat di tengah pemukiman warga, untuk itu dalam rangka memperkenalkan PKS, pengurus bersilaturahim dengan masyarakat sekitar dengan menghadirkan seluruh Ketua DPRa PKS di Kecamatan Pauh.

Acara yang belangsung dari pagi hingga menjelang siang ini berjalan penuh keakraban. Di akhir acara seluruh pengurus dan masyarakat menikmati soto sambil menonton pemutaran film dokumenter kegiatan DPC PKS Pauh. 



posted by @Adimin

DPR Minta Aparat Ungkap Kasus Pengeroyokan Siswa di Aceh



Seulimum Aceh (29/9) - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Nasir Djamil meminta pihak kepolisian mengungkap kasus kematian seorang siswi kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Keunaloi, Seulimum, Aceh, Nurul Fatimah (11), yang diduga tewas akibat pengeroyokan yang dilakukan sejumlah siswa di sekolah tersebut, Rabu (16/9) lalu.

“Saya berharap agar kasus ini terungkap secara terang benderang, dan saya minta pihak kepolisian bekerja secara objektif dan transparan sehingga ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat terutama pihak sekolah, agar kejadian seperti ini bisa diantisipasi dan tidak terjadi lagi,” kata Nasir Djamil, disela lawatannya ke rumah korban di Desa Gampong Keunaloi, Seulimum Aceh Besar (28/9).

Selain itu, Anggota Komisi III DPR RI itu juga menyayangkan lambatnya respon sekolah maupun aparat kepolisian mengetahui kejadian kekerasan yang menimpa Nurul. Seharusnya, lanjut Nasir, pihak sekolah lebih responsif atas kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah yang menimpa anak muridnya. "Dan segera melaporkan kejadian ke kepolisian," ujar Nasir.

Lebih lanjut Nasir mengemukakan, dalam kasus kekerasan maupun kekerasan seksual terhadap anak, korban cenderung diam dan keluarga tidak berani melaporkan ke aparat penegak hukum. Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota, ujar Nasir, perlu segera melakukan review terhadap aturan-aturan perlindungan anak, terutama melindungi anak dari kekerasan, baik yang dilakukan oleh guru maupun sesama siswa.

"Sehingga terbangun sistem respon cepat terhadap kasus-kasus seperti ini," imbuh legislator dari daerah pemilihan Aceh itu.

Namun demikian, Nasir mengingatkan aparat penegak hukum untuk memperhatikan hak-hak anak dan model penjatuhan sanksi dalam proses peradilan anak sesuai ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Karena pelaku masih di bawah umur, lanjut Nasir, sehingga model penjatuhan sanksi perlu dipertimbangkan oleh aparat penegak hukum. 

"Bisa berupa penjatuhan sanksi tindakan sebagaimana ketentuan Pasal 82 SPPA, sanksi pidana sebagaimana ketentuan Pasal 71 SPPA, atau diikutsertakan dalam program pembinaan dan pembimbingan di instansi pemerintah sesuai ketentuan Pasal 21 SPPA," ungkap Nasir.

Untuk itu, Nasir mendorong pemerintah untuk menggiatkan kembali masyarakat sadar hukum yang sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat, sehingga ketika menjadi korban masyarakat tidak merasa sendiri.

“Perlu ditumbuhkan kembali gerakan sadar hukum di masyarakat, selain itu dibutuhkan pembelajaran pendidikan damai bagi siswa di sekolah, sehingga lingkungan sekolah dan ruang kelas itu menjadi tempat yang nyaman, anti kekerasan, serta anti pelecehan bagi siswa,” pungkas Nasir.

Dalam lawatan tersebut, turut mendampingi Nasir, Kasatreskrim Polres Aceh Besar AKP Mahfudz, Kapolsek Seulimum H.Y Lubis, Danramil Seulimum, serta Kepala Badan Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Besar, Affandi.

Keterangan Foto: Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Nasir Djamil (kiri) mengunjungi orang tua Nurul Fatimah (11) di Desa Gampong Keunaloi, Seulimum Aceh Besar, Senin (28/9). Nurul Fatimah merupakan siswi kelas VI MIN Keunaloi, Seulimum, Aceh, yang diduga tewas akibat pengeroyokan oleh sejumlah siswa di sekolah tersebut pada Rabu (16/9). 



posted by @Adimin

Tapung Masuk Daerah Tercepat Pertumbuhan PKS

Written By @Adimin on Monday, September 28, 2015 | 8:30 PM

TAPUNG (27/9) – Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Kampar, Darmis menyebut wilayah Tapung merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan kader PKS tercepat.

“Wilayah Tapung, Tapung Hilir, dan Tapung Hulu ini termasuk wilayah subur, pertumbuhan kader PKS di sini termasuk salah satu yang tercepat,” ujarnya saat meninjau pelaksanaan Pemilihan Umum Internal (PUI) di TPS Tapung Raya, Sabtu (27/9).

Karenanya, ia meminta kepada semua yang ada di kecamatan tersebut untuk terus melakukan pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat. “Perbanyak silaturahim dengan seluruh lapisan masyarakat, dan tampil di depan saat masyarakat membutuhkan,” tambahnya.

Wilayah Kecamatan Tapung, Tapung Hilir, dan Tapung Hulu memang sangat luas. Dalam Pemilu lalu, meski dari dapil ini belum berhasil menempatkan kadernya di DPRD, namun perolehan suara PKS meningkat dari Pemilu sebelumnya.

Keterangan Foto: Ketua DPD PKS Kampar, Darmis.

Sumber: Humas PKS Kampar


posted by @Adimin

Sebagai Tuanrumah IORA, Padang Punya Banyak Kelebihan


foto : humas padang

Jakarta – Kota Padang akan menjadi tuanrumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Menteri Luar Negeri negara-negara yang tergabung dalam Indian Ocean Rim Association (IORA). Kesiapan Padang sebagai tuanrumah dipaparkan Walikota Padang H. Mahyeldi Dt Marajo di depan pemirsa televisi iNews TV, Jumat (25/9) siang.

Talkshow yang disiarkan langsung dari stasiun televisi iNews TV di Jakarta, selain Walikota Padang, juga ikut hadir Yuri Oktavian Thamrin, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri sebagai pembicara. Yuri Oktavian memaparkan kenapa Padang dipilih sebagai tuanrumah IORA kali ini.

“Padang punya banyak kelebihan,” katanya kepada Ivo, presenter talkshow tersebut dan kepada seluruh pemirsa televisi iNews TV.

Dikatakan Padang punya banyak kelebihan karena sejak dahulunya Padang telah menjadi pintu gerbang di Sumatera bagian Barat. Pintu gerbang perekonomian dan mampu memproduksi cukup banyak hasil pertanian.

“Yang jelas Padang punya banyak hasil produksi yang terus diekspor ke luar melalui pelabuhan Teluk Bayur, sehingga dengan ditunjuknya Padang sebagai tuanrumah IORA ini menjadi poin penting bagi Padang dan daerah sekitarnya,” kata Yuri.

Sementara itu Walikota Padang sangat berterimakasih kepada Kementerian Luar Negeri yang telah menunjuk Padang sebagai tuanrumah IORA. Dukungan cukup besar kepada Kota Padang sangat memotivasi Padang untuk menyukseskan agenda tersebut.

“Terimakasih atas dukungan pemerintah pusat kepada kami untuk mempercayai dan mendukung penuh Padang sebagai tuanrumah IORA,” kata Mahyeldi.

Dikatakan Wako, sebelum IORA digelar, Padang telah lebih dahulu membentuk Indonesia-Indian Ocean Local Government Forum (IIOLGF). Dalam pertemuan kabupaten dan kota di Indonesia yang berada di sepanjang Samudera Hindia itu tercapai kesepakatan bersama yang nantinya akan dipaparkan kepada pemerintah pusat dengan harapan dapat disampaikan saat pelaksanaan IORA nanti.

“Sebagai ‘pemanas’ IORA, kami telah membentuk dan menggelar pertemuan dengan kabupaten/kota di sepanjang Samudera Hindia pada awal September lalu. Ketika itu sebanyak 70 kepala daerah kabupaten/kota hadir di Padang. Dan Alhamdulillah kita sudah membentuk kepengurusan IIOLGF tersebut,” kata Mahyeldi.

Di akhir talkshow, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Yuri Oktavian berharap Padang sukses menjadi tuanrumah dan membawa harum nama bangsa di mata dunia. Ivo, presenter iNews TV juga turut mendoakan semoga pelaksanaan IORA dapat berlangsung sukses di Padang. [Humas dan Protokol Kota Padang]



posted by @Adimin

Kecerdasan Spiritual Penting Ditanamkan pada Anak Sejak Dini



Pekalongan (28/9) - Islamic Parenting dalam lingkungan keluarga sangat penting. Sebab pendidikan Islami yang diberikan orang tua dapat membentuk kecerdasan emosi dan spiritual anak.

"Pentingnya penanaman kecerdasan spiritual pada anak secara dini, anak kelak diharapkan akan memiliki kemampuan menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya," kata Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (Bidpuan KK) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Wirianingsih.

Hal itu disampaikan Wirianingsih, saat menjadi pembicara di acara seminar kesehatan anak yang diselenggarakan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), di Pekalongan, Jawa Tengah, Ahad (27/9).

Wirianingsih berharap, ke depannya akan muncul kesadaran baru di masyarakat bahwa spritualitas dan agama menjadi dua faktor yang saling mendukung.

"Spiritualitas memberi jawaban keberadaan dan kesadaran, dan agama memberikan jawaban apa yang harus dan tidak dikerjakan seseorang," papar ibu dari 10 anak penghafal Alquran itu.

Seminar yang bertajuk "Holistic Care: Optimalisasi Perancang Tenaga Kesehatan dan Masyarakat dalam Mewujudkan Generasi Berlian" itu dipadati 480 peserta yang terdiri dari bidan, perawat, dokter, dan orang tua. Usai seminar, politisi perempuan PKS yang pernah duduk di Komisi IX DPR RI itu, menghadiri silaturahim dengan masyarakat dan pengurus bidpuan PKS Kota Pekalongan. [pks.id]

Keterangan Foto: Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (Bidpuan KK) DPP PKS Wirianingsih saat menjadi pembicara di acara seminar kesehatan anak yang diselenggarakan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), di Pekalongan, Jawa Tengah, Ahad (27/9).


posted by @Adimin

Legislator PKS Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ke Pelosok



BOGOR (28/9) – Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI Tb. Soemandjaja Rukmandis menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor pada Sabtu (26/9). Desa tersebut merupakan salah satu daerah yang jarang memperoleh informasi ikhwal persoalan ketatanegaraan.

"Sekarang ini banyak yang sudah melupakan dasar negara kita, Pancasila. Lebih banyak memikirkan bagaimana kita makan hari ini,'' ujar Soenmandjaja yang juga bercerita mengenai banyak kepala desa di sebuah wilayah kabupaten di luar Jawa, yang tidak hafal Pancasila.

Pada kesempatan itu, Soemandjaja menjelaskan makna sila-sila Pancasila. "Musuh Pancasila adalah ideologi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti komunisme dan liberalisme. Oleh karenanya, nilai-nilai tersebut sejauh mungkin harus kita hindari,’’ paparnya di hadapan peserta yang mayoritas kalangan muda tersebut.

Menurut Ketua Fraksi PKS MPR RI tersebut, perubahan-perubahan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945, baik substansi, latar belakang, maupun implikasinya, belum menjangkau dan dipahami oleh seluruh elemen masyarakat.

‘’Di sinilah arti penting sosialisasi yang dimaksudkan sebagai upaya pembelajaran bagi masyarakat, yaitu untuk memperoleh pengetahuan yang memadai tentang konstitusi, serta dinamika ketatanegaraan. Agar masyarakat semakin siap menjawab tantangan-tantangan ke depan,’’ lanjutnya.

Lebih jauh, Soemandjaja mengingatkan bahwa Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan pilar kebangsaan yang menjadi penyangga keutuhan bangsa Indonesia.

“Pilar-pilar bangsa tersebut lahir melalui empat peristiwa bersejarah yakni Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Penetapan Pancasila pada 1 Juni 1945, Proklamasi pada 17 Agustus 1945, dan pengesahan UUD 1945. Atas empat pristiwa tersebut lahirlah NKRI yang menjadikan kita sebagai bangsa yang besar,” jelasnya. 

Kegiatan sosialisasi pilar-pilar kebangsaan ini secara rutin dilakukan Tb. Soemandjaja di wilayah Bogor. Sosialisasi ini merupakan tanggung jawabnya sebagai legislator dari Partai Keadilan Sejahtera kepada konstituen di daerah pemilihannya, Kabupaten Bogor. Hampir semua pelosok Kabupaten Bogor telah tersentuh kehadirannya, mulai dari Kecamatan Sukajaya di Barat Bogor, hingga Tanjungsari di Timur Kabupaten Bogor.

Keterangan Foto: Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI Tb. Soemandjaja Rukmandis (kiri) saat mengisi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor pada Sabtu (26/9).


posted by @Adimin

Negara OKI Perlu Dilibatkan dalam Investigasi Tragedi Mina

Written By @Adimin on Friday, September 25, 2015 | 8:10 PM



JAKARTA (25/9) - Langkah Pemerintah Arab Saudi membentuk tim investigasi tragedi Mina diapresiasi kalangan DPR, terutama dari partai berbasis Islam. 

Fraksi PKS, lewat anggotanya Hidayat Nur Wahid menyatakan mendukung keputusan itu. Apalagi kalau dalan tim investigasi itu melibatkan negara-negara Islam (OKI).

"Tentu sangat mendukung keputusan pihak Saudi Arabia yang segera membentuk tim investigasi. Mereka harus bekerja serius untuk mengungkap apa sesungguhnya penyebab tragedi Mina," kata Hidayat Nur Wahid, kepada wartawan di gedung DPR, Jumat (25/9).

Anggota Komisi VIII DPR ini mengatakan sejauh ini pihaknya mengetahui kalau penyebab tewasnya 717 jemaah haji dan 800 menderita luka, karena adanya desakan dari jemaah yang berbalik arah. Bahkan dikabarkan ada jalur yang ditutup.

"Saya berharap tim investigasi itu bekerja secara nasional. Syukur kalau tim investigasi itu melibatkan negara OKI," ujar mantan presiden PKS ini.

Keterlibatan negara OKI dalam tim tersebut menurut dia sangat wajar karena warganya menjadi korban. Dalam tim itu, Hidayat berpandangan perlu dilibatkan pihak independen. 

"Dengan demikian bisa diketahui secara pasti penyebab tragedi tersebut dan mencari solusi supaya hal serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari," demikian ujar Wakil Ketua MPR RI itu. [pks.id]


posted by @Adimin

Jiwa Kepeloporan dan Semangat Berkorban



Khutbah Idul Adha 1436 H
Jiwa Kepeloporan dan Semangat Berkorban :
Refleksi Kisah Nabi Ibrahim dan Keluarga Bagi Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Oleh: Mohamad Sohibul Iman, Ph.D

Maasyirol Muslimin, jamaah Shalat Iedul Adha yang dimuliakan Allah
Pada hari ini sebagian besar ummat Islam melantunkan Takbir, Tahlil, dan Tahmid menandakan pelaksanaan Iedul Qurban atau Iedul Adha di tempat masing-masing. Dan jutaan ummat Islam yang mampu secara moril dan materil sedang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Langit membahana karena lantunan Takbir, Tahlil, dan Tahmid, dan bumi bergetar karena pergerakan jamaah haji. Dan nanti selepas Shalat Ied ditambah selama hari-hari tasyrik(11-13 Dzulhijjah) kita akan melaksanakan pemotongan hewan qurban. Semua itu kita maksudkan sebagai bentuk ketaatan dan pengabdian kita kepada Sang Pencipta, Allah swt, sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab sosial kita, yang pada akhirnya demi menggapai keluhuran penciptaan kita sebagai hamba dan khalifah Allah di dunia ini.
Tiap kali Iedul Adha atau Iedul Qurban datang kita selalu mendengar kisah tentang perjuangan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Kisah itu demikian seringnya kita dengar sehingga hampir tidak ada seorang pun di antara kaum muslimin yang tidak mengetahui kisah tersebut. Kisah Nabi Ibrahim adalah kisah perjuangan sebuah keluarga pejuang yang sangat gigih dan penuh dedikasi. Kisah pribadi dan keluarga yang diisi dengan aneka pengorbanan.
Perjuangan dan pengorbanan tersebut akhirnya mengantarkan Ibrahim dan keluarganya sebagai sosok fenomenal yang namanya diabadikan dalam sejarah manusia. Bahkan jejak-jejak perjuangan dan pengorbanan mereka diperingati, dirayakan, ditelusuri, dan dihayati lewat ibadah haji dan peringatan Iedul Qurban.
Al Quran sendiri menggambarkan sosok Ibrahim sebagai Imam bagi sekalian ummat manusia karena keberhasilannya melaksanakan beragam perintah dan cobaan dari Allah SWT sebagaimana tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 124:
“Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (beragam perintah/ujian) lalu dia melaksanakannya dengan sempurna, lalu Allah berfirman: Sesunguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: Dan juga dari anak cucuku? Allah berfirman: janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang dhalim”
Seperti sudah kita ketahui bersama beragam perintah Allah dan ujian yang diterima Nabi Ibrahim diantaranya adalah ketika beliau harus berhadapan dengan Raja Namrud dan rakyatnya yang tidak mengakui ajaran Tauhid sehingga beliau harus menghadapi hukuman dibakar hidup-hidup. Tapi dengan keyakinan yang kuat beliau bertahan dalam keyakinannya dan akhirnya Allah berikan pertolongan sehingga api tidak mampu membakar dirinya.
Kami (Allah) berfirman: wahai api, jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim.” (Q.S. Al Anbiya ayat 69).

Allahu Akbar 3x, walillahilhamd
Walaupun raja dan masyarakatnya mengingkari ajaran Tauhid tapi Nabi Ibrahim tetap gigih memelopori gerakan Tauhid dengan segala resikonya. Inilah satu keteladanan dalam kepeloporan melakukan kebaikan-kebaikan di tengah masyarakat. Tentu saja jiwa kepeloporan ini tidak akan pernah tegak bila tidak dilandasi kesiapan untuk berkorban. Memang Nabi Ibrahim sudah memiliki jiwa kepeloporan dan jiwa berkorban sejak masa mudanya.
Spirit kepeloporan dan jiwa berkorban terus ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim ketika beliau diminta Allah SWT untuk mengungsikan dan merelakan istri dan anaknya yang masih bayi di suatu tempat yang belum ada penghuninya. Apalagi kemudian ketika anak beranjak dewasa ternyata beliau diperintahkan untuk menyembelih putra tercintanya tersebut. Dan beliau melaksanakan semua perintah tersebut dengan baik dan sempurna.
Bersamaan dengan pemenuhan semua perintah tersebut ternyata selalu datang pertolongan Allah SWT. Putera tercinta yang hendak disembelih ternyata diganti Allah dengan seekor kambing yang sehat. Dan tanah gersang yang tidak berpenghuni tempat istri dan anaknya itu diungsikan dan ditempatkan ternyata menjadi tanah yang memberikan beragam kemamkmuran hingga hari ini. Dan bahkan dijadikan tanah suci ummat Islam yang setiap saat didatangi jamaah haji dan umrah.
Subhanallah, buah dari jiwa kepeloporan dan jiwa berkorban membuahkan berkah yang luar biasa dalam jangka panjang bahkan menghadirkan beragam kekaguman seperti air zam zam yang tidak pernah kering walau digunakan oleh jamaah haji dan umrah setiap saat. Ini menjadi daya Tarik kajian tersendiri bagi para ilmuwan dunia.

Allahu Akbar 3x, walillahilhamd
Dalam kehidupan kita hari ini seharusnya kita dapat meneladani spirit kepeloporan dan jiwa berkorban Nabi Ibrahim dan keluarganya. Terlebih di zaman yang semakin materialistis, segala hal cenderung dinilai dengan ukuran materi, serta cenderung mengutamakan kepentingan pribadi, spirit kepeloporan dalam melakukan kebaikan dan kehendak untuk berkorban harus makin digelorakan.
Banyak di antara kita yang tidak mau melakukan kebaikan atau mentaati satu aturan hanya karena melihat orang lain tidak melakukannya. Kita tidak mau tertib di jalan raya, hanya karena orang lain juga ugal-ugalan. Kita tidak mau buang sampah pada tempatnya hanya karena orang lain juga buang sampah sembarangan. Kita tidak mau bekerja keras di kantor hanya karena orang lain juga leha-leha. Kita tidak mau menolak suap dan lain-lain hanya karena tahu bahwa orang lain juga banyak yang menikmati suap. Kita tidak mau belajar optimal sebagai pelajar dan mahasiswa hanya karena melihat bahwa belajar malas pun kenyataannya lulus.
Ada ilmuwan muslim yang mensinyalir bahwa rendahnya spirit kepeloporan dan jiwa berkorban ummat Islam disebabkan pemahaman yang keliru tentang makna hidup berjamaah. Karena merasa berjamaah, ummat Islam cenderung menjadikan segala urusan kebaikan sebagai fardlu kifayah (kewajiban kolektif): kalaupun saya tidak melakukannya, toh ada orang lain yang melakukannya. Pikiran seperti ini hinggap di semua kaum muslimin sehingga semua urusan kebaikan menjadi terbengkalai, tidak ada yang mengerjakan. Sungguh tragis.
Sebaliknya di masyarakat yang individualis, yang sering kita anggap masyarakat yang buruk, ternyata mereka memiliki pemikiran yang bagus terkait kerja-kerja kebaikan kolektif. Mereka selalu berfikiran kalau bukan saya yg tertib di jalan raya, lalu siapa lagi yang akan mentaati aturan lalu lintas? Kalau bukan saya yg bekerja dengan baik di kantor, lalu siapa yang akan kita harapkan? Dan seterusnya. Bisa dikatakan justru mereka memiliki sikap menjadikan segala kebaikan sebagai fardhu ain atau kewajiban pribadi masing-masing. Itulah mengapa di negara-negara yang individualis justru spirit kepeloporan dan jiwa berkorban malah tinggi. Akibatnya ketertiban dan keteraturan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara relatif lebih baik.

Allahu Akbar 3x, walillahilhamd
Jamaah Shalat Iedul Adha yang mengharap ridha Allah
Marilah kita sebagai kaum yang beriman, yang memiliki nilai-nilai ajaran yang luhur dalam kebaikan-kebaikan untuk meningkatkan spirit kepeloporan dan jiwa berkorban.
  1. Mari tingkatkan keimanan kita kepada Allah SWT sebagai landasan motivasi dan penguat agar kita dapat istiqomah dalam melakukan kebaikan-kebaikan.
  2. Yakinlah bahwa tidak ada ruginya kita melakukan kebaikan-kebaikan di tengah lalainya orang lain mengerjakan kebaikan-kebaikan. Kita harus percaya segala kebaikan yang kita lakukan akan berbuah kebaikan pula baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain, baik saat ini maupun di masa mendatang.
“Tiadalah satu kebaikan yang kita kerjakan kecuali akan berbuah kebaikan pula”.
Bahkan dalam ajaran Islam, kebaikan akan berbalas 10x bahkan lebih:
“Barang siapa mengerjakan kebaikan maka akan mendapat balasan sepuluh kali lipat, dan barang siapa yang melakukan keburukan maka baginya sebesar keburukan itu dan dia tidak akan didhzolimi.” (Q.S. Al An’am ayat 160).
  1. Milikilah prinsip kepeloporan seperti ini:
Jika ada seribu orang yang melakukan kebaikan maka aku salah satunya
Jika ada seratus orang yang melakukan kebaikan maka aku ada di garis depan
Jika ada sepuluh orang yang melakukan kebaikan maka akulah pemimpinnya
Jika hanya satu orang yang melakukan kebaikan maka itulah aku

Allahu Akbar 3x, walillahilhamd
Jamaah Shalat Iedul Adha yang mengharap ridha Allah
Sebagai penutup marilah berdoa kepada Allah SWT.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa
Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.


posted by @Adimin

Tragedi Mina, Pemerintah Harus Evaluasi Pelayanan Haji



Makkah (25/9) - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Jazuli Juwaini mendesak Pemerintah untuk mengevaluasi penyelenggaraan haji 2015. Demikian disampaikan Jazuli ketika menyambangi korban Tragedi Mina asal Indonesia di Rumah Sakit Mina Emergency, Saudi Arabia, Jum’at (25/9).

“Pemerintah Indonesia harus serius evaluasi penyelenggaraan haji 2015. Kami menemukan banyak jamaah Indonesia yang sakit termasuk Bu Ati dari Banjar Jawa Barat yang tidak terlayani dengan baik,” kata Jazuli.

Politisi PKS ini sangat prihatin karena tidak ada satupun petugas, baik dari maktab maupun Kemenag, di Rumah Sakit Mina Emergency. Jazuli juga kecewa setelah menghubungi maktab dan daerah kerja (daker) tidak mendapat respon yang memuaskan.

“Pemerintah Indonesia (Kemenag/Kemenkes) harus menempatkan petugas Indonesia di rumah sakit-rumah sakit di sekitar Mina dan Mudzalifah, terutama pada tanggal 9, 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah untuk antisipasi jamaah yang sakit dan memudahkan kordinasi,” kata Jazuli.

Jazuli menyarankan agar Kemenag membuat posko-posko penerangan dari tenda-tenda jamaah Indonesia menuju tempat lempar jumrah. Banyak sekali jamaah yang tersesat, bisa berangkat tapi tidak mengetahui jalur pulang.

Anggota DPR asal dapil Banten III ini juga mengajak jamaah untuk mematuhi aturan agar kejadian serupa tidak terjadi di masa yang akan datang. “Waktu melempar jumrah masing-masing negara sudah diatur. Jamaah sebaiknya menaati aturan tersebut,” tutupnya.

Keterangan Foto: Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini (kiri) saat menyambangi korban Tragedi Mina asal Indonesia di Rumah Sakit Mina Emergency, Saudi Arabia, Jum’at (25/9).



posted by @Adimin

PKS: Kita Doakan Jamaah Haji Korban Mina sebagai Syuhada

Written By @Adimin on Thursday, September 24, 2015 | 8:30 PM



JAKARTA (24/9) - Ratusan kaum muslimin meninggal dalam insiden yang terjadi di Mina, Arab Saudi ketika mereka tengah menjalankan ibadah haji. Sementara ratusan lainnya terluka dan dirawat di sejumlah rumah sakit.

Ketua Badan Pembinaan Umat dan Dakwah (BPUD) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilman Rosyad mengajak kaum muslimin, khususnya di Tanah Air, untuk mendoakan para jamaah haji yang meninggal dalam tragedi Mina tersebut sebagai syuhada.

"Kita doakan agar disempurnakan pahala haji mereka dan dicatatkan sebagai syuhada #tragedimina," kata Hilman melalui akunnya @ustadzhilman, Kamis (24/9).

Alumnus Universitas Islam Madinah Arab Saudi ini mengatakan musibah tersebut diduga terjadi karena keletihan fisik, panik, dan beberapa prosedur yang tidak ditaati oleh para jamaah haji. Keletihan tersebut menurut Hilman, muncul karena para jamaah selesai melakukan wuquf di Arafah.

"Serta mabit (bermalam) di Muzdalifah sebelum berangkat ke Mina guna melontar jumroh aqobah #tragedimina," tambah Hilman

Mantan anggota DPR RI periode 2004-2009 menyadari musibah ini adalah takdir dari Allah, namun demikian ia tetap meminta kelalaian penyelenggara harus dipertanggungjawabkan, serta korban luka-luka atau pun yang telah wafat harus segera ditangani dengan baik.

"Semoga tidak terjadi lagi di sisa prosesi haji tahun ini, dan penyelenggaran haji di tahun mendatang lebih baik lagi #tragedimina," tutup Hilman

Sebagaimana diketahui, menurut akun twitter resmi Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi @KSA_998, Kamis (24/9) pukul 7:50 pm WIB, korban wafat dalam tragedi mina ini berjumlah 717 orang, sementara yang luka bertambah menjadi 863 orang.

Sejauh ini, menurut laporan dari Kementerian Luar Negeri melalui @Portal_Kemlu_RI terdapat 1 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban wafat dalam musibah ini. Jenazah yang belum teridentifikasi identitasnya tersebut saat ini masih dalam pengecekan Kementerian Agama di RS Al-Jisr, Mina, Arab Saudi. 

"Nomor #hotline #KJRIJeddah dan #KBRIRiyadh #tragediMina: +96 6543603154 atau 081289009045," tulis @Portal_Kemlu_RI pada sekitar pukul 18.00 hari ini.



posted by @Adimin

Fahri Hamzah: Lokasi Kejadian Bukan Jalur Jamaah Indonesia



MAKKAH (24/9) - Ketua Tim Pengawas Haji DPR RI Fahri Hamzah menyampaikan bela sungkawa terhadap tragedi di Mina, Kamis (24/9). Lebih dari 717 jamaah haji meninggal dunia dan 805 lainnya luka-luka hingga Kamis (24/9) malam Waktu Indonesia Barat.

Fahri yang berada di Makkah, Arab Saudi menyebut saat ini lokasi kejadian telah ditutup akses sejak siang waktu Arab Saudi. "Sehingga tidak ada kesempatan bagi kita untuk melihat langsung," ujar Fahri.

Tim Pengawas Haji DPR dan Amirul Hajj Menteri Agama RI juga terus berkoordinasi dengan rumah sakit setempat guna mengidentifikasi kemungkinan adanya korban dari Indonesia. "Kami meminta masyarakat tetap tenang karena tragedi ini tidak terjadi di jalur Indonesia," paparnya.

Fahri melanjutkan tragedi ini terjadi karena terjadi penumpukan akibat tidak adanya pengaturan setelah prosesi Wukuf. Rukun setelah Wukuf regulasinya tidak dikomunikasikan secara ketat dan diserahkan ke masing-masing negara. "Bahkan masing-masing jamaah," kata Wakil Ketua DPR RI ini.

Fahri mengakui jika Pemerintah Arab Saudi sudah membangun banyak jalur setelah kejadian Mina yang menelan korban hampir 1.500 jiwa tahun 1990. Namun, papar Fahri, pergerakan jamaah masih sangat tidak terkendali dan tidak terfasilitasi.

Ia meminta kepada Pemerintah Arab Saudi agar segera membicarakan penyelenggaraan haji secara bersama-sama. Terlebih setelah kasus jatuhnya crane beberapa saat lalu. Menteri Agama saat sambutan jelang wukuf kemarin menyebut seharusnya Arab Saudi bisa membangun fasilitas yang lebih baik lagi bagi jamaah karena mereka mampu.

"Saya mengapresiasi Menteri Agama yang cukup berani menyentil Pemerintah Saudi dalam sambutan jelang Wukuf kemarin. Ini demi perbaikan agar tragedi berulang ini tak dianggap bagian dari jamaah haji," terang Politisi PKS ini. [pks.id]


posted by @Adimin

PKS: Meski Bagian dari Tradisi, Dampak Kretek Negatif


Abdul Kharis Almasyhari

JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari FPKS Abdul Kharis Al-Masyhari mengatakan, seharusnya kretek tradisional tidak masuk dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Kebudayaan yang sedang dibahas DPR RI. Meskipun kretek memang tradisi di Indonesia, namun berdampak negatif bagi generasi bangsa.

Ia mengungkapkan, dari data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014, 18,3 persen pelajar Indonesia sudah memiliki kebiasaan merokok, sebanyak 33,9 persen laki-laki dan 2,5 persen perempuan. Survei ini dilakukan pada pelajar tingkat SLTP berusia 13-15 tahun.

"Bisa dibayangkan jika dalam RUU Kebudayaan ini terdapat pasal mengenai kretek yang kemudian difasilitasi perkembangannya oleh negara. Maka kemungkinan besar terjadi pertambahan jumlah perokok di kalangan pelajar," ujar Abdul, Kamis, (24/9).

Tradisi yang membawa dampak negatif bagi bangsa seharusnya tidak dipertahankan. DPR dan Pemerintah seharusnya mendorong dan melindungi tradisi-tradisi nasional yang memiliki dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Kita tidak ingin pelajar yang merupakan penerus bangsa ini dirusak akibat kebiasaan merokok," ujarnya. [ROL]


posted by @Adimin

Teks Khutbah Idul Adha 1436H Ketua MS PKS, Salim Segaf Al Jufri

Pendidikan Keluarga Tiang Kekokohan Generasi Sebuah Pelajaran dari Hari Pengurbanan
Oleh: Dr. Salim Segaf Al Jufri
KHUTBAH PERTAMA
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah menganugerahkan kepada kita kekokohan keimanan dan keislaman sehingga pada hari yang berbahagia ini kita dapat bersama-sama menjalankan shalat Idul Adha. Pagi ini kita bersama-sama mengagungkan asma-Nya dan menegakkan syariat-Nya yang mulia.
Kekokohan keimanan dan keislaman adalah hidayah yang tak ternilai besarnya. Dengan hidayah itu kita dapat terhindar dari jurang kemusyrikan, kezaliman dan kebodohan yang merupakan godaan terbesar bagi manusia dari zaman ke zaman.
Salawat serta salam semoga dilimpahkan kepada pemimpin dan teladan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menghabiskan seluruh umurnya untuk mengemban risalah Ilahiyah sehingga agama Allah ini tersebar ke seluruh penjuru dunia. Salawat dan salam semoga juga dicurahkan kepada keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya dari zaman ke zaman.
Dengan pengorbanan yang tiada taranya mereka telah melakukan estafeta dakwah sehingga Islam tetap eksis hingga detik ini dan menjadi tonggak harapan bagi kemajuan kehidupan manusia dimanapun mereka berada. Sejarah gemilang tentang peradaban Islam telah mereka ukir selama berabad-abad dan akan tetap menjadi inspirasi kaum muslimin sepanjang masa.
Salawat serta salam semoga juga dilimpahkan kepada Nabiyullah Ibrahim alaihis salam yang bersama putranya Nabiyullah Ismail alaihis salam telah meletakkan tonggak yang kokoh dalam sejarah peradaban manusia dalam hal ketauhidan, keikhlasan, pengorbanan, persatuan dan pendidikan.
Ma’asyiral Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah
Pada hari ini seluruh kaum muslimin di seluruh dunia melaksanakan Idul Adha sebagai salah satu dari dua hari raya yang ditetapkan bagi mereka.
Hari raya ini adalah hari yang menyertai sebuah ibadah yang diwajibkan kepada kaum muslimin setidaktidaknya satu kali dalam hidupnya yakni ibadah haji.
Dalam ibadah haji ini jutaan kaum muslimin berkumpul bersama di kota suci Makkah al Mukaramah untuk melaksanakan thawaf, sa’i, wukuf, melempar jumrah dan penyembelihan hewan kurban dalam suasana kebersamaan dan persaudaraan.
Penyelenggaraan ibadah haji pada tahun ini memang diwarnai oleh mushibah yang menyentak hati kita. Hujan lebat dan badai pasir terjadi berkali-kali sehingga mengganggu penerbangan ke tanah suci. Kemudian badai juga telah meyebabkan jatuhnya sebuah crane ke dalam area masjidil haram di Makkah. Lebih dari seratus orang meninggal dan lebih dari tiga ratus orang luka-luka akibat mushibah terebut. Namun demikian jamaah tidak merasa gentar dan kekhusyuan ibadah mereka sama sekali tidak terganggu.
Pada hari yang mulia ini kita berdoa semoga Allah SWT memberi kesabaran dan kelapangan dada kepada mereka yang tertimpa mushibah, dan juga kepada seluruh keluarga mereka. Semoga Allah SWT memberikan anugerah kesyahidan kepada yang meninggal dan dihapuskan dosa-dosanya kepada mereka yang terluka. Amin.
Ma’asyiral Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah
Tentang kemuliaan ibadah haji serta berbagai ibadah yang menyertainya sangat jelas tergambar pada firman Allah SWT:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang berada di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, (yaitu) bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajban haji) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali Imran ayat 96-97)
Begitu pula Rasulullah SAW telah menggambarkan betapa dasyhatnya balasan pahala orang yang berhaji melalui sabdanya:
“Siapa saja yang melaksanakan ibadah haji dan tidak berbuat rafats dan tidak berlaku fasiq maka dosadosanya akan keluar dan dirinya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. Haji yang mabrur itu tiada ganjaran lain baginya selain surga.” (HR. Bukhari)
Imam Hasan berkata bahwa yang dimaksud haji yang mabrur adalah seoarang yang kembali dari pelaksanaan ibadah haji dengan kehidupan yang lebih zuhud terhadap kehidupan duniawi dan sangat menghendaki kebahagian yang hakiki yakni kebahagiaan akhirat.
Kita berharap semoga kaum muslimin yang saat ini tengah menunaikan ibadah haji diberi balasan oleh Allah SWT dengan haji yang mabrur. Maka sudah selayaknya juga jika kita berharap semoga dengan ibadah haji ini kaum muslimin di seluruh dunia akan semakin bertambah kekuatan imannya, kekuatan pengorbanannya, dan akhirnya bertambah pula kekuatan persatuannya.
Kita menyaksikan ibadah haji senantiasa memberi ruh baru dan inspirasi baru bagi kehidupan dan perjuangan kaum muslimin. Tak heran jika pertemuan-pertemuan yang terselenggara dalam haji menjadi sebuah momentum penting dalam perjalanan perjuangan dakwah kaum muslimin. Bahkan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah pun diawali dari pertemuan-pertemuan di Mina pada penyelenggaraan musim haji saat itu. Pertemuan tersebut telah melahirkan komitmen dakwah terbesar sepanjang sejarah yakni Bai’atul Aqabah Pertama dan Bai’atul Aqabah Kedua antara Kaum Muhajirin dengan Kaum Anshar.
Sejarah perjuangan kaum muslimin di tanah air kita pun tak lepas dari momentum ibadah haji. Pada musim haji lah kaum muslimin dan para raja dari berbagai kerajaan di tanah air memupuk persaudaraan dan menimba pengalaman dengan kaum muslimin lainnya dari seluruh penjuru dunia. Bahkan Perang Paderi melawan penjajah Belanda di Sumatera pada pertengahan abad ke-19 meletus setelah tiga orang yang berasal dari Minangkabau menunaikan ibadah haji.
Oleh kerena itu ibadah haji senantiasa menjadi daya tarik kaum muslimin baik secara individual maupun kolektif, bagi perjuangan menghadirkan kemuliaan pribadi maupun perjuangan untuk menghadirkan kemuliaan kaum muslimin, sebagai ummat dan bangsa. Fenomena ini akan abadi selama Allah SWT masih menghendaki.
“Wahai Ibrahim, umumkanlah kepada semua manusia untuk beribadah haji, niscaya mereka akan dating memenuhi seruanmu dengan berjalan kaki dan mengendarai onta yang cekatan dari tempat-tempat yang jauh.” (Q.S. Al-Hajj ayat 27)
Ma’asyiral Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah
Kita mengenal Hari Idul Adha sebagai hari pengurbanan. Namun sesungguhnya jika kita ingin mengungkap hikmah yang lebih dalam lagi dari hari Pengurbanan ini maka akan kita jumpai pelajaran tentang pendidikan generasi. Marilah kita perhatikan untaian ayat Al Quran yang mengisahkan kehidpan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sebagaimana tertuang dalam Surat Ash Shaffat ayat 100-110:
Nabi Ibrahim AS berkata: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (yaitu Ismail). Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata:
“Wahai anakku sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.” Dia (Ismail) menjawab: “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan antara seorang hamba kepada Tuhannya dari waktu ke waktu tanpa berkurang keeratannya. Bahkan semakin hari semakin bertambah hingga ajal menjemputnya dan anak itu kelak Wafat tetap dalam keadaan beriman dan berislam. Firman Allah SWT:
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anakanaknya, demikian pula Yakub: “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (Q.S Al Baqarah ayat 132)
Ketiga, Anak yang benar janjinya yakni konsisten antara perkataan dan perbuatannya. Ia akan merealisasikan apa yang telah menjadi ikrarnya dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan ringan maupun berat, dan dalam keadaan rela maupun terpaksa. Firman Allah SWT:
“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ismail di dalam kitab (Al Qur-an). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rasul dan seorang Nabi…” (Q.S. Maryam ayat 54).
Keempat, Anak yang sabar yaitu anak yang pantang menyerah dalam menjalani berbagai jenis ujian dalam kehidupannya, tidak mudah mengeluh ketika mendapat ujian yang berupa kesulitan dan kesusahan, serta tidak mudah terlena ketika mendapatkan ujian berupa kesenangan dan kegembiraan.
Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (yaitu Ismail).
Kerangka Kedua, Pendidikan harus dimulai dan berlangsung dalam sebuah lembaga bernama keluarga. Keluarga adalah lingkungan terdekat dan melekat dalam kehidupan seseorang. Al Qur’an mewanti-wanti orangorang yang beriman agar menunaikan kewajiban mereka dalam rumah tangga mereka baik yang menyangkut pendidikan, pengarahan maupun peringatan. Sehingga mereka dapat menyelamatkan diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Q.S. At Tahrim ayat 6).
Nabi Ibrahim AS senantiasa menemani Nabi Ismail dalam keluarganya. Ia mengasuhnya dan memberi arahan dan pendidikan yang terkait dengan akidah dan seluruh aspek kehidupan lainnya. Hal itu berlangsung sampai dengan Nabi Ismail sampai kepada usia baligh. Firman Allah SWT:
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya…
Kerangka Ketiga, Pendidikan berlangsung secara terus menerus (kontinyu). Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang dilakukan secara kontinyu dengan kurikulum yang jelas. Perhatikanlah hikmah datangnya perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelihnya. Perintah itu disampaikan ketika Nabi Ismail telah mencapai usia balignya, ketika aqidah telah tertanam secara kokoh. Ketika sosialisasi kehidupan dakwah telah demikian matang dijalaninya mulai dari kehidupan keluarga sampai dengan kehidupan sosial bermasyarakat yang ditunjukkan dengan terbangunnya kepedulian untuk memperbaiki Baitullah.
Kerangka Keempat, Pendidikan lebih mengutamakan aspek keteladanan. Nabi Ibrahim AS tidak sekedar memberikan pengajaran yang bersifat verbal dan retorika, tetapi beliau memberikan keteladanan yang nyata sehingga memberikan bekas yang mendalam ke sanubari Nabi Ismail. Pengajaran tentang prinsipprinsip kehidupan kepada Nabi Ismail akhirnya membentuk sebuah kerjasama dakwah yang kokoh dalam bingkai keluarga. Inilah awal kehidupan amal jama’i yang benar, bahwa amal jama’i itu bermula dari keluarga dan bermuara pada jamaah dan masyarakat secara umum.
Dan Kami telah perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, orang yang itikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud.” (Q.S. Al Baqarah ayat 125)
Kerangka Kelima, Pendidikan yang memperhatikan aspek komunikasi. Komunikasi antara orangtua dan anak merupakan basis bagi pendidikan yang berhasil. Pendidikan bukanlah sekedar transfer of knowledge yang bersifat memaksa atau mendikte. Tetapi pendidikan adalah proses penyadaran diri dalam menerapkan sebuah nilai-nilai yang dipandang penting dan mendasar.
Proses dialog yang lebih bersifat egaliter akan lebih mudah menanamkan kesadaran nilai-nilai ke dalam diri manusia. Taatnya Nabi Ismail AS bukan karena kegentaran atau ketakutan seorang anak kepada ayahnya, bukan karena kerendah-dirian seorang murid di hadapan gurunya. Tetapi semata-mata berdasarkan pemahaman yang benar dan mendalam Nabi Ismail akan ajaran agamanya. Perhatikanlah kata-kata Nabi Ibrahim kepada anaknya:
“Wahai anakku sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.” Dia (Ismail) menjawab: “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkam (Allah) kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Kerangka Keenam, Pendidikan yang tidak terpaku kepada nilai-nilai artifisial, tetapi mengacu kepada nilai-nilai substansial. Pendidikan seperti ini akan melahirkan dinamika yang kreatif sehingga dapat menjawab tantangan zaman yang senantiasa berubah.
Oleh karena itulah dalam penyembelihan kurban dibolehkan hewan-hewan lain selain kambing seperti sapi, unta, dan lain-lainnya. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.”
Firman Allah SWT :
Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya… (Q.S. Al Hajj ayat 37)
KHUTBAH KEDUA
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Selayaknyalah dalam merayakan Hari Idul Adha ini kita meninjau kembali kondisi pendidikan nasional kita. Kita perlu mengoreksi pendidikan yang berorientasi kepada materialisme, secularisme, dan pragmatisme.
Kita tidak boleh hanya mengandalkan sekolah-sekolah formal dan mengabaikan institusi keluarga. Pada sisi yang lain pemerintah perlu melindungi pendidikan anak bangsa dari pengaruh buruk dari lingkungan masyarakat terutama media massa. Akhirnya kita harus mewujudkan pendidikan yang kondusif bagi pemeliharaan keimanan dan keislaman anak-anak bangsa.
Akhirnya marilah kita berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT:
Yaa ALLAH… Tuhan alam semesta…
Anugerahkan kepada kami semua rahmat dan kasih sayangmu. jadikanlah kami, keluarga kami dan orang-orang yg kami cintai selalu dalam lindungan-Mu.
Yaa ALLAH… Yaa Karim…
Sungguh banyak nikmat yg Engkau berikan kepada kami maka jadikanlah kami hamba-hamba-MU yg pandai bersyukur.
Yaa ALLAH… yaa Razzaq…
Berikan kepada kami umur yg penuh berkah untuk selalu taat dan berupaya menggapai ridhomu.
Yaa ALLAH…
Terangilah jiwa kami dengan cahaya-MU dan bimbinglah kami, keluarga kami semua dengan petujuk-Mu serta selamatkan kami dari siksa api neraka.
Yaa ALLAH… Yaa Tuhan kami…
Jagalah kami, bangsa dan negeri kami yg kami cintai dari murka dan azab-Mu.
Yaa ALLAH… Tuhan Maha Pengampun…
Ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, keluarga besar kami dan karuniakan kepada kami semua kebahagian di dunia dan di akhirat.
Yaa ALLAH… yaa Mujibas saa-ilin…
Sungguh ampunan-MU lebih luas dari dosa-dosa kami. Rahmat-Mu lebih kami harapkan dari amal-amal kami.
Yaa ALLAH… Yaa Robbana Tuhan Maha Pemberi…
anugerahkan kami sebuah hati yg tidak pernah membenci, senyuman yg tidak pernah memudar, sentuhan yg tidak pernah menyakiti, kejujuran yg tidak pernah berhenti dan sebuah hati yg mudah memaafkan.


posted by @Adimin
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger