Slider

Blog Archive

Powered by Blogger.
Latest Post

Antara Beras, Kotorannya dan PKS

Written By @Adimin on Friday, February 28, 2014 | 7:24 AM

Ilustrasi: Ibu-Ibu Menampi Beras
Beras adalah salah satu bahan makanan pokok di berbagai negara di Benua Asia, termasuk Indonesia. Bisa menjadi bahan penganan kue namun lebih dikenal menjadi nasi sumber energi dan segala jenis zat-zat bermanfaaat untuk kesehatan, kekuatan tubuh dalam melaksanakan berbagai aktifitas.Tapi dalam kesempatan ini, saya ingin bercerita tentang beras dari sisi filosofi.

Kami para kader dakwah yang bersatu di PKS, laksana kumpulan butir-butir beras. Siap setia bersama dan berkorban untuk menjadi satu kekuatan besar, membuat perbaikan-perbaikan di negeri ini. Menjadi Bangsa yang bermarwah. Negara Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur. Atau negara yang adil dan makmur yang diberkati serta diampuni Allah. Dimana yang berhak akan mendapat haqnya, yang berkewajiban akan melaksanakan kewajibannya dan yang berbuat baik akan mendapat anugerah sebesar kebaikkannya. Masyarakat minoritas pun terlindungi dengan aman.Tidak ada lagi kezholiman.

Kembali kepada beras. Saya teringat Almarhummah Emmak di kampung dahulu. Sebelum beras ditanak menjadi nasi, terlebih dahulu beras ditampih dengan tampah terbuat dari anyaman bambu. Berulang-ulang agar sekam dan sampah berterbangan keluar. Bermakna ada beberapa oknum yang terlontar keluar dengan mudah dari Jama'ah PKS.

Selanjutnya Emmak akan meletakkan tampah tersebut, lalu mengutip batu-batu halus dan sejenisnya kemudian mencampakkannya keluar. Ini bermaksud, ada juga oknum nakal yang akhirnya harus dipaksa keluar dari Jama'ah PKS dengan munculnya berbagai peristiwa bahkan diluar dugaan. Tentu semuanya cara Allah yang kadang kala kita sendiripun tidak mengerti.

Beras harus tetap bersama dengan beras. Selainnya harus terpisah dan berpisah. Termasuk juga debu-debu yang melekat pada beras. Karena setelah itu, Emmak akan mencuci beras berulang kali hingga bersih. Setelah itu baru siap untuk ditanak menjadi nasi. Menjadi sumber kekuatan mencapai Rahmatan lil 'Alamin. Tetap Istiqomah. Semoga PKS berjaya di negeri ini. Allah Akbar...!!!

Batam, 28 Februari 2014

[Antho Bandara]


posted by @Adimin

Anis Matta: Pemilu Ibarat Pesta, Hidangan Bervariasi Makin Asyik


Presiden PKS Anis Matta mengatakan Pemilu itu ibarat pesta, kalau hidangannya pesta jadi makin asyik dan hadirin juga makin semangat berpartisipasi.

" (Pemilu-red) saya ibaratkan pesta, kalau hidangannya bervariasi, pesta jadi makin asyik. Hadirin jadi semangat berpartisipasi. Nggak mungkin kan pesta hidangannya nasi goreng aja. Nasi goreng aja apa nasi goreng banget," ujar Anis melalui akun Twitternya@anismatta, Jum'at (28/2).

Menurut Anis, pemilu adalah pesta demokrasi. Pestanya rakyat. Perlu hidangan bervariasi, biar makin nikmat dan hadirin makin semangat.

Anis juga mengibaratkan Pemilu seperti toko yang etalasenya beranekaragam lebih menarik ketimbang toko yang polos-polos.

"Politik bukan butik, tapi karnaval. Rakyat harus bergembira," katanya.

Ibarat langit, lanjut Anis, walau bulan sudah terang, tapi bintang-bintang yang bikin indah.

"Bintang itu bisa jadi pedoman pelaut yang butuh arah. Apalagi di PKS, penetapan capres tidak elitis tapi melibatkan semua kader. Suara kader diperhitungkan, suara publik diperhatikan," ungkapnya.

Dengan tawaran yang beragam, siapa tahu yang belum punya pilihan jadi punya alternatif. Dari yang tadinya golput, bisa jadi golpil (golongan punya pilihan).

"Tugas partai menyajikan tawaran kepada publik. Namanya tawaran, tentu harus lebih dari satu, sehingga bisa dinilai dan dipertimbangkan," katanya.

Anis juga mengatakan, ada yang bertanya kenapa PKS umumkan capres sekarang di saat situasi tidak mnguntungkan. Hasil survey, posisi PKS rendah, karena masalah hukum.

"Saya optimis, saya jawab, mengapa tidak?? kader-kader bekerja terus, di beberapa pilkada PKS dapat kepercayaan menjadi gubernur, walikota atau bupati," paparnya.[dm/pksnongsa.org]


posted by @Adimin

Kader PKS Non Caleg Ini Ikhlas Jual Rumah Tinggalnya

Written By @Adimin on Wednesday, February 26, 2014 | 10:15 PM


SEMARANG - Jual harta benda pribadi untuk modal kampanye mungkin hal biasa. Calon anggota legislatif (caleg) memang perlu modal besar untuk sosialisasikan dirinya. Namun apa jadinya jikaada kader non caleg yang sampai rela menjual rumah tempat keluarganya berteduh untuk kampanye PKS? Dia makhluk langka!
Ini kisah nyata dari Mojoroto Jatinom, Sidoharjo, Wonogiri. Sebuah kabupaten di perbatasan Jawa Tengah. Faqih (38 tahun) ikhlas menjual rumah tempat tinggalnya untuk modal kampanye meraup 3000 suara PKS. Dia ingin partai dakwah ini menang di daerah pemilihannya di Sidoharjo. Pria sederhana ini tak rela jika PKS tak dapat kursi di Dapil 2 Wonogiri hanya karena masalah dana.
Faqih, bukanlah caleg. Bukan pula petinggi elit partai. Dia hanya seorang kader biasa. Seorang wiraswasta kecil yang penghasilannya tidak menentu. Ingin dirinya berinfaq untuk kemenangan partai dakwah ini, tapi apa daya tabungan pun tak ada. Hanya rumah yang ditinggali Faqih beserta istri dan empat anak, harta paling berharga yang dimilikinya.
Setelah berunding dengan istriya, SMS pun dilayangkan Faqih kepada pimpinan partai.“Pak, njenengan sampaikan k Pak Hadi (Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPW PKS Jateng, Red) atau siapa kalau berkenan. Ane lg mau jual rumah dan pkarangane u kampanye PKS Pak yg d Mojoroto Jatinom. Harga pasaran 120 jt, tp mau aku jual 80 jt aja Pak, yg separo u kampanye sidoharjo Pak. Kondisi rumah skrg lengkap sangat layak pake, tanah 430 m2. Pengin iuran kampanya tp belum ada uang, biar ada 3000 suara u sidoharjo
Jika hasil penjualan rumahnya telah terkumpul, Faqih berniat menginfaqkannya untuk pemenangan PKS di kecamatan Sidoharjo yang masuk dalam Dapil 2 Wonogiri (Ngadirojo, Nguntoronadi, Girimarto, Jatipuro dan Sidoharjo).
Subhanallah.Benarlah firman Allah dalam QS. Al-Kahfi : 46:
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا
”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”
Catatan redaksi:
Bagi Anda yang berminat membeli rumah Faqih sekaligus berinfaq bagi kemenangan PKS di Sidoharjo Wonogiri, dapat menghubungi redaksi PKS Jateng Online ke email: humaspksjateng@yahoo.com

posted by @Adimin

Geng Motocross Gubernur Irwan Prayitno Datangi Pedalaman Sumbar


Sawahlunto(25/2)- Gubernur Irwan Prayitno tidak kehabisan akal untuk mengunjungi warganya yang berada di pedalaman Sumatera Barat. Bersama dengan “geng motocross” yang dipimpinnya, Irwan mengunjungi Desa Lumindai yang masuk dalam wilayah Kota Sawahlunto. Anggota geng ini terdiri dari Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sawahlunto, serta perwakilan dari TNI dan dari Polisi. Kebersamaan mereka dalam geng tersebut demi mengunjungi secara langsung Desa Lumindai.

Desa yang dikunjungi Gubernur belum memiliki jalan beraspal dan hanya bisa diakses melalui jalan setapak. Kendaraan yang umum digunakan, seperti mobil, sulit untuk menjangkau daerah tersebut. Menggunakan motocross yang dikendarai sendiri-sendiri, Irwan Prayitno, Ali Yusuf, dan jajarannya sengaja bersama-sama hadir ke Desa Lumindai untuk menginisiasi pembangunan jalan beraspal yang dibiayai oleh APBD Kota Sawahlunto.

Irwan Prayitno mengungkapkan pembangunan jalan tersebut membutuhkan dana 600 juta rupiah, yang mencakup pembelian bahan dan peralatan saja. Sedangkan, tenaga yang menyelesaikan pembangunan tersebut adalah warga sekitar, “Selama ini kita melihat banyak waktu yang terbuang percuma oleh masyarakat, sementara mereka hidup dalam kemiskinan. Untuk meningkatkan gairah ekonomi masyarakat, perlulah masyarakat meningkatkan jumlah jam kerja, dengan kegiatan ekonomi yang produktif,” ungkap gubernur yang diusung PKS tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Walikota Ali Yusuf juga mengajak masyarakat untuk ikut membangun jalan di daerah tersebut. “Kita selalu melakukan koodinasi dengan berbagai pihak selama ini. Dengan mengikutsertakan TNI dan Polisi dalam pembangunan jalan, kita akan terus meningkatkan pembangunan dengan dana APBD Kota. Untuk membuktikan perhatian tersebut, masyarakat mesti mau berusaha dan berkerja keras,” paparnya.

Selain berinteraksi langsung dengan warga, Geng motocross ini juga menyerahkan bibit-bibit pohon yang dapat ditanam di daerah dengan 31 titik longsor tersebut. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Lunto Timur untuk mengunjungi Pondok Pesantren Ababil, satu-satunya pondok pesantren di Kota Sawahlunto. Mereka juga berinteraksi dengan warga sekitar Pondok Pesantren dan menyemangati mereka untuk mendukung pendidikan anaknya hingga perguruan tinggi. [pks.or.id]


posted by @Adimin

Jabar dan Sumbar Raih Penghargaan Pemprov Pengelola Anggaran Terbaik

Written By @Adimin on Tuesday, February 25, 2014 | 8:32 PM


Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA) memberikan penghargaan bagi kementerian dan lembaga serta pemerintah provinsi yang mampu mengelola anggarannya dengan baik pada 2013.

Ketua TEPPA, Kuntoro Mangkusubroto di Jakarta, Senin 24 Januari 2014 mengungkapkan, penilaian yang dilakukan bukanlah berdasarkan tingkat serapan anggaran. Namun, yang utama dinilai dari efektivitas dan efisiensi organisasi pelaksana dalam mengeksekusi anggarannya. "Hal tersebut menjadi kuncinya," kata Kuntoro.

Dia memaparkan, secara garis besar, kriteria penilaian kinerja yang menjadi penilaian antara lain, deviasi antara target dan capaian, besaran pagu anggaran, besaran belanja modal, karakteristik keluaran kegiatan, sebaran geografis pekerjaan, pelaksanaan e-procurement, hingga intensitas pelapor sebagai indikator.

"Poin-poin itu diberi pembobotan berdasarkan tingkat kepentingannya," ungkap dia.

Penilaian dilakukan berdasarkan skor 1-100 persen yang didapatkan kementerian dan lembaga atas kriteria yang telah ditetapkan. Penerima penghargaan tersebut yaitu:

Kategori Kementerian dan Lembaga

1. Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dengan skor 82,4 persen (kinerja terbaik I).

2. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dengan skor 72,56 persen (kinerja terbaik II).

3. Lembaga Sandi Negara dengan skor 72,42 persen (kinerja terbaik III).

4. Badan SAR Nasional dengan skor 71,23 persen (kinerja memuaskan I).

5. Kementerian Agama dengan skor 70,95 persen (kinerja memuaskan II).

6. Kementerian Pertahanan dengan skor 70,62 persen (kinerja memuaskan III).

Kategori Pemerintah Provinsi

1. Kalimantan Timur dengan skor 80,86 persen (kinerja terbaik I).

2. Jawa Barat dengan skor 79,33 persen (kinerja terbaik II).

3. Jawa Timur dengan skor 76,88 persen (kinerja terbaik III).

4. Kepulauan Riau dengan skor 71,71 persen (kinerja memuaskan I).

5. Nusa Tenggara Barat dengan Skor 71,48 persen (kinerja memuaskan II).

6. Sumatera Barat dengan skor 70,84 persen (kinerja memuaskan III)


posted by @Adimin

"PKS Dimata Masyarakat" | Testimoni Yang Bikin Nangis

>



posted by @Adimin

Gen AMPM dari 34 Provinsi Siap Antarkan Anis Matta Jadi Presiden


Jakarta – Setelah terbentuk dan melakukan operasi senyap selama sekitar sebulan, Gen AMPM akhirnya muncul ke permukaan. Hal ini terkuak di acara Election Update bertema “PKS Di Mana-Mana, Di Mana-Mana PKS”, Selasa (18/2) lalu, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.

Henry Baskoro, tim sukses Anis Matta, mengonfirmasi validitas desas-desus yang selama ini berkembang tentang tim pemenangan Anis Matta. “Kami sudah terbentuk sekitar sebulan. Sejak terbentuk hingga pagi tadi, sebenarnya kami melakukan operasi senyap. Hari ini, karena Pak Pres (presiden PKS –red) meminta presentasi, terpaksa kami muncul ke permukaan,” tuturnya.

Ketika ditanya perihal makna AMPM, pria asal Jakarta itu tidak langsung menjawab. “Tentang makna, nanti ada penjelasannya di akhir. Yang jelas, kami telah merancang tahapan-tahapan yang harus dilalui sampai beberapa bulan ke depan, meliputi operasi di dunia nyata dan maya, keterwakilan di seluruh indonesia, dan menganalisis perkembangan politik di tanah air. Dan sejauh ini, kami sukses di semua tahapan itu,” ungkapnya.

Sementara Irwan Indra, Koordinator Pusat Gen AMPM, menerangkan progres timnya. “Sampai saat ini, kami telah memenuhi keterwakilan di seluruh Indonesia. Per hari ini, jumlahnya sudah mencapai sekitar 3000 orang. Jumlah itu insya Allah akan terus bertambah secara eksponensial,” katanya, sambil menunjukkan daftar nama dan nomor telepon koordinator Gen AMPM seluruh Indonesia.

“Kita memang bergerak di luar struktur partai. Pak Anis memang menginginkan seperti itu, supaya struktur partai tetap fokus pada pemenangan PKS di pemilu legislatif. Maka relawan-relawan yang kami kumpulkan, mohon maaf kepada para petinggi PKS yang hadir di sini, mayoritas bukan kader. Mereka adalah masyarakat biasa yang setuju dengan gagasan Pak Anis, dan mereka disebut sebagai ‘Gen AMPM’,” beber pria asal Jogjakarta itu, yang disambut takbir oleh peserta. (DLS/MFS/Anismatta.net)

posted by @Adimin

Ibu Cincu, Srikandi Humas Pertama Partai Keadilan di Sulsel

Pada apel siaga kader PKS se-Sulsel di Lapangan Hertasning (22/02), Presiden PKS, Anis Matta memanggil seorang ibu muda untuk naik ke atas panggung. Anis memperkenalkan bahwa perempuan yang akrab disapa Ibu Cincu ini adalah relawannya pada pemilu 1999 lalu, perempuan yang naik panggung ditemani anak laki-lakinya itu hanya tersenyum di hadapan ribuan kader PKS Sulsel. Banyak kader PKS yang tidak menjumpai pemilu tahun 1999 bertanya-tanya siapa gerangan Ibu Cincu dan bagaimana sepak terjangnya dalam agenda pemenangan pemilu tahun 1999 lalu. Untuk menjawab pertanyaan itu, tim media PKS Sulsel melakukan wawancara langsung dengan Ibu Cincu.

Sepak Terjang Dalam Bidang Humas

Pemilu tahun 1999 adalah moment bersejarah bagi perempuan bernama lengkap Wahidah Eka Putri itu. Banyak pengalaman yang tak terlupakan, mulai pengalaman unik, suka duka dan heroiknya memperjuangkan dakwah lewat Partai Keadilan (PK). Saat itu, Ibu Cincu masih tercatat sebagai mahasiswi tingkat akhir di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, dia sudah memangku sebuah amanah di DPW PK Sulsel sebagai anggota tim Humas. Saat itu DPW PK diketuai oleh Surya Darma, dan Humas DPW PK diketuai Ali Arifin.

Sosok peramah ini adalah satu-satunya akhwat yang menjadi anggota tim Humas di Partai Keadilan Sulsel. Menurutnya, itulah sebabnya Anis Matta mengenal dirinya. “Saat itu jumlah kader masih sedikit, kita berbagi peran, saya diamanahkan masuk ke humas, satu-satunya akhwat.” kata Ibu Cincu.

Perempuan kelahiran 03 oktober 1974 ini mengaku bahwa menjadi Humas di tahun 1999 itu sangat menantang apalagi untuk ukuran Partai Keadilan yang saat itu baru seumur jagung. “Saat itu belum ada twitter, facebook seperti sekarang, mengundang media untuk meliput kegiatan Partai keadilan itu sangat susah. Disitulah tantangannya, bagaimana humas menghadirkan wartawan surat kabar, Televisi dan radio lokal untuk meliput acara kita.” Kenang ibu Cincu.

Menanggapi perkembangan humas PKS saat ini, ibu yang juga pengguna aktif sosial media itu mengaku sangat mengapresiasi seluruh humas PKS, karena bisa memanfaatkan teknologi informasi dengan baik. “Alhamdulillah melihat geliat dakwah di sosial media itu sangat positif.” Ungkapnya. Srikandi pertama humas Partai Keadilan Sulsel ini juga berpesan kepada humas PKS agar tidak kaku dalam berinteraksi dengan orang lain. “Sebagai humas kita tidak boleh kaku, harus cair, kesan ekslusif itu harus dihapuskan.” Pesan Ibu Cincu.

Jadi Relawan Anis Matta

Perumpuan yang berdarah campuran Bugis-Tionghoa itu ikut membersamai Anis Matta dalam sosialisasi sebagai caleg DPR-RI dapil 1 Sulsel. Dia menyertai Anis dalam anjangsana ke media-media lokal. “Saat itu Anis Matta belum menjadi siapa-siapa, dia bukan pejabat publik, jadi kemana-mana kita belum dikenal, termasuk saat kami kunjungan ke media.” Kata Ibu dari 3 anak ini.

Menjabat sebagai anggota tim Humas membuat waktu perempuan berpenampilan sederhana itu banyak tersita oleh kegiatan partai. Dia mengaku sering pulang malam karena agenda humas yang sangat padat. “Kami biasa rapat untuk merumuskan isu apa yang akan kita angkat ke media sampai larut malam.” Ungkapnya.

Pada pemilu 1999 dia masih berstatus lajang, menurutnya itu juga yang membuat waktunya lowong dalam agenda pemenangan. “Waktu itu masih lajang, kalau saat ini anak sudah tiga orang, jadi waktunya tidak lowong seperti dulu lagi.” Lanjut Perempuan berkacamata itu.

Beruntung saat itu Ibu Cincu dari keluarga yang berada, ayahnya menyiapkan fasilitas kendaraan berupa mobil untuk digunakan ke kampus, dengan mobil itu pulalah Ibu Cincu melaksanakan tugas dakwahnya sebagai humas.

Kisah Anis Matta dan Pengamen Losari

Sosok yang menamai dirinya Ibu Pembelajar ini mempunyai cerita unik tentang Anis Matta dan pengamen Pantai Losari. Menurutnya, Pria kelahiran Bone itu selalu memiliki ide-ide segar, contohnya pada tahun 1999 Anis Matta mengumpulkan pengamen Pantai Losari dan mengajarinya lagu Partai Keadilan, anak-anak itu kemudian mengamen di sepanjang pantai losari dengan menyanyikan lagu Partai Keadilan. “Jadi para pengamen itu menyanyikan lagu partai keadilan, Islam cinta keadilan, takkan takut akan rintangan.” Ungkap Ibu Cincu sambil menyanyikan lagu yang berjudul Islam Cinta Keadilan. Dia juga menceritakan tentang Anis Matta yang kadang ketiduran di mobil usai sosialisasi karena kelelahan. “Kadang pak Anis ketiduran di mobil, mungkin karena kelelahan sosialisasi.” Kenangnya.

Setiap kali datang ke Makassar dan berkunjung ke kantor DPW PK yang saat itu beralamat di jalan Maccini, Anis Matta selalu mengajak tim humas untuk keluar menyapa masyarakat di sekitar kantor. “Saya melihat bagaimana Anis Matta mengetuk pintu rumah warga dan memperkenalkan diri dari Partai Keadilan. Kami mengekor di belakang beliau turut menyapa masyarakat.” Kata Ibu Cincu dengan senyum dikulum.

Bersama Akhwat-Akhwat Tangguh

Bergabung dalam Partai Keadilan di awal-awal dakwah menggeliat membuatnya merasakan perjuangan para kader dalam sosialisasi dengan dana minim. Namun dia menyaksikan ketangguhan para akhwat yang rela berkorban untuk kerja-kerja dakwah, saat minim atribut karena terkendala dana, maka para akhwat mengumpulkan jilbab warna putihnya untuk disablon dengan logo Partai Keadilan. Menurutnya atribut seperti stiker dan bendera adalah barang mahal dan sangat susah didapat. “Kalau kita dapat stiker, ya Allah senangnya. Kita tempel dengan senang hati di rumah.” Kata Ibu Cincu mengenang perjuangannya di tahun 1999.

Jika ada event partai, akhwat yang jadi panitia konsumsi berkumpul pada malam hari untuk memasak konsumsi untuk acara besok, karena dana sangat kurang. “Dulu akhwat masak sendiri, sekarang alhamdulillah kan tidak repot lagi karena tinggal pesan catering jika ada event partai.” Lanjutnya.

Walaupun Partai Keadilan tidak lolos Electoral Threshold pada pemilu 1999 dan belum berhasil mengantar Anis Matta ke senayan, namun Wahidah Eka Putri tidak berputus asa. Saat PK harus berganti nama jadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada tahun 2003, Ibu Cincu tetap setia hingga saat ini.

Saat dirinya dipanggil naik ke panggung oleh Anis Matta di acara apel siaga kader PKS Sulsel, Ibu Cincu mengaku kaget dan tidak menyangka bahwa Presiden PKS masih mengenal dirinya. “Saya tidak menyangka pak Anis Matta masih kenal saya.” Pungkas Ibu Cincu menutup ceritanya.

Begitulah dakwah mengajari kita untuk selalu mengenang kebaikan saudara seperjuangan, besar atau kecil kontribusi itu tidak akan sia-sia. [MN/Tim Media PKS Sulsel]


posted by @Adimin

Sang Presiden PKS di Mata Sang Guru

Foto (kiri) Abdul Djalil Thahir bersama Anis Matta. (ist)

Sore itu, hujan masih turun malu-malu ketika tim media PKS Sulsel tiba di kediaman ustad Abdul Djalil Thahir, sosok berwajah teduh dengan senyum bersahabat menyambut kami di depan pintu. Sosok itulah yang diakui oleh Anis Matta telah membentuk karakternya sejak remaja, dan dari didikan sosok itu pulalah lahir orang-orang besar, dua diantaranya adalah Anis Matta dan Shamsi Ali, Imam Besar Amerika Serikat. Ditemani teh hangat, obrolan tentang sosok Anis Matta di mata Sang Guru mengalir dengan deras.

Santri Paling Kecil di Darul Arqam

“Dia bertubuh kecil tapi pemberani.” Abdul Djalil Thahir

Pada awal tahun 1980, seorang anak kecil datang bersama pamannya ke pesantren Darul Arqam untuk mendaftarkan diri sebagai santri baru, bocah itu bertubuh kecil dan kurus, dia adalah santri paling kecil diantara ratusan santri Darul Arqam, namun sorot matanya tajam melambangkan ketegasan dan kecerdasan. Santri kecil itu bernama Anis Matta. Pamannya yang bernama H. Mahmud menyekolahkan Anis Matta di pesantren yang didirikan oleh Ustad Abdul Djabbar.

Anis Matta, bocah berusia 11 tahun itu datang sebagai botol kosong yang siap diisi apa saja di pesantren. Maka didikan para pembina di pesantren membuat karakternya terbentuk dengan baik.

Dengan tubuh yang kecil, awalnya banyak santri yang tidak memperhitungkan Anis Matta, namun dengan berjalannya waktu, anak itu memperlihatkan kemampuannya, kecerdasannya dan kepawaiannya dalam berkata-kata membuatnya diakui oleh semua santri Darul Arqam, tak terkecuali Sang Guru, Abdul Djalil Thahir.

Sosok Cerdas dan Disiplin

“Di Pesantren ini, kalian harus siap “dipalu”, “digergaji”, kalian memang tidak merasakan manfaatnya saat ini, tapi kalian akan merasakan manfaatnya saat keluar nanti.” Abdul Djalil Thahir

Nasehat itulah yang sering diulang oleh Abdul Djalil di depan semua santri Darul Arqam, Abdul Djalil saat itu adalah guru bahasa arab di pesantren tersebut. Dia adalah guru yang sangat disiplin, tidak pernah terlambat masuk mengajar.

Darul Arqam mengajarkan para santrinya untuk hidup disiplin, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali semua ada aturannya. Abdul Djalil mengakui bahwa Anis Matta adalah sosok yang sangat patuh pada peraturan pesantren.

“Saya sangat tegas jika mengajar, santri yang terlambat boleh mengikuti pelajaran tapi dengan syarat berdiri sampai pelajaran usai. Anis Matta tidak pernah terlambat mengikuti pelajaran, dia anak yang rajin.” Ungkap lelaki kelahiran 1945 ini.

Di Pesantren, Anis Matta adalah sosok yang ramah, dia tidak punya musuh dan tidak pernah bertengkar. Dia disukai banyak orang karena kecerdasan dan kebaikannya.

Nasi Kecap yang Membuatnya jadi Orang Besar

Seperti halnya pesantren pada umumnya, menu makanan pesantren ala kadarnya. Menurut Abdul Djalil, di pesantren Darul Arqam santri tetap makan 3 kali dalam sehari.

“Santri makan 3 kali dalam sehari, dan aturan tetap berlaku, jika ada santri yang terlambat pada jam makan, maka dia tidak mendapatkan jatah makanan, dia makan pada jadwal makan selanjutnya.” Tegas Abdul Djalil.

Anis Matta pernah menceritakan bahwa menu sarapan pagi di pesantren Darul Arqam saat itu sangat unik, hanya sepiring nasi kecap, menu itu pertama kali dirasakan Anis Matta di pesantren itu. Namun guru-gurunya sering menasehati bahwa nasi kecap itulah yang nantinya akan membuatnya jadi orang besar.

Abdul Djalil menambahkan bahwa dia melatih para santri untuk menjadi orang mandiri dan kuat. Saat itu Darul Arqam masih hutan, jauh dari akses kendaraan umum, harus berjalan beberapa kilo untuk sampai di jalan raya. Fasilitas juga sangat minim, Untuk mandi, para santri harus berusaha sendiri menimba air di sumur yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari pesantren. Sumur itu dikelilingi oleh kubangan kerbau yang menyebabkan airnya bau. Namun para guru menghibur Anis dan kawan-kawannya, bahwa air yang bau itulah nanti membuat mereka jadi orang-orang kuat.

Yah, nasi kecap dan air yang bau itulah yang membuat Anis menjadi orang besar dan berkarakter. Apa yang dinasehatkan para gurunya ternyata benar adanya.

Anis Matta Sosok yang Kritis

“Kalau kamu tidak bisa melawan dan mengalahkan saya, berarti kamu bukan murid saya.” Abdul Djalil Thahir

Salah satu karakter Anis Matta yang disukai oleh Abdul Djalil adalah sikap kritis yang dimiliki anak umur belasan tahun itu. Anis berani menyampaikan kritikannya jika merasa tidak sesuai dengan pendapatnya. Menurut Abdul Djalil itu adalah karakter pemimpin. Ayah dari delapan anak ini menceritakan sikap kritis Anis Matta yang tidak bisa dia lupakan.

“Saat itu Anis Matta kelas 6 (Tiga Aliyah), kebijakan di pesantren, santri aliyah dimasukkan ke jurusan IPA, Anis dan teman-temannya tidak setuju, karena harusnya mereka di jurusan syariah dan tarbiyah, tapi karena saat itu saya lagi di luar kota mengikuti pendidikan selama 3 bulan maka dia belum sempat protes.” Kenang Abdul Djalil.

Menurutnya, Anis tidak bisa menahan gejolak ketidak setujuannya, maka dia mendatangi rumah Abdul Djalil dan bertemu dengan istri Sang Guru, Khaeriah Abdul Jabbar.

“Bu, tolong berikan alamatnya ustad, kami mau kirim surat, kami tidak mau seperti ini.” Protes Anis di depan istri Abdul Djalil.

“Tidak bisa, kamu tidak boleh mengganggu suami saya yang sedang ikut pendidikan, kalau mau protes nanti saja ketika dia sudah pulang.” Tegas Khaeriyah menolak permintaan Anis, maka Anis pun menahan keinginannya hingga Sang Guru kembali ke pesantren.

Saat kembali dari pendidikan, Abdul Djalil melihat gejolak dan sikap kritis di mata Anis, maka dia menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan kebijakan pesantren.

“Kenapa kalian tidak mau belajar IPA? Padahal dalam Al-quran itu isinya tentang alam dan cara mengatur alam.” Abdul Djalil menjelaskan panjang lebar di depan ratusan santri, Anis mendengarkan dengan seksama.

Setelah itu tidak ada penentangan, Suami dari Khaeriyah Abdul Djabbar itu sangat paham bahwa Anis memang kritis jika tidak ada hal yang sesuai dengan pemikirannya, namun setelah mendapat penjelasan dan masuk akal maka dia akan menjadi orang yang sangat patuh.

Sosok Cinta Membaca dan Menulis

Siapa yang tidak mengenal Anis Matta dengan buku Serial Cinta nya. Ternyata Putra kelahiran Bone itu telah memulai karir menulisnya saat dia masih di Pesantren Darul Arqam, tulisan sastra berupa puisi pernah dimuat di koran lokal, dan tulisannya juga sering menghiasi buletin Pesantren, buletin itu bernama iqro.

Anis Juga adalah sosok yang selalu mempergunakan waktunya dengan baik, tidak ada waktu yang dibiarkan terbuang percuma, dia selalu mengisi waktu luangnya dengan membaca.

“Makanya kalau dia berbicara, dia bisa menyambungkan peristiwa-peristiwa, itu semua didapat dari membaca.” Ungkap lelaki pendiri Pesantren Darul Aman itu.

Menjadi Sekretaris Sejak Aliyah

“Jika ingin menjadi ketua yang sukses, jadilah sekretaris yang sukses” Abdul Djalil Thahir.

Sebelum menjadi presiden Partai Keadilan Sejahtera, Anis Matta adalah Sekretaris Jenderal sejak Partai Keadilan terbentuk pada tahun 1998, dia adalah sekretaris yang tak tergantikan. Pengalaman menjadi sekretaris ternyata sudah dijalani oleh bintang Darul Arqam sejak kelas 5 (2 Aliyah). Saat itu Anis menjadi sekretaris OSIS yang diketuai oleh Thalabuddin Welete.

Abdul Djalil yang juga pembina OSIS sengaja menempatkan Anis sebagai sekretaris karena dia melihat ada karakter kepemimpinan dalam dirinya.
“Sekretaris yang sukses bisa menjadi ketua yang sukses, sedang ketua yang sukses belum tentu menjadi sekretaris yang sukses.” Nasehat Abdul Djalil kepada Anis Matta saat itu.

Anis menjalankan tugasnya sebagai sekretaris OSIS selama satu tahun, Abdul Djalil menganggap bahwa dia sukses menjadi sekretaris saat itu.

Dia Bintang di Pesantren dan Di Luar Pesantren

“Jika Anis menjadi presiden RI, maka Shamsi Ali jadi menteri luar negeri” Abdul Djalil Thahir

Anis Matta menyelesaikan pendidikan di Darul Arqam pada tahun 1986 dengan menjadi lulusan terbaik. Dia menjadi bintang di Darul Arqam, tidak ada yang bisa menggeser Anis dari posisi pertama. Abdul Djalil menuturkan bahwa salah satu santri yang sama cerdasnya dengan Anis Matta adalah Shamsi Ali, santri dari Kajang Bulukumba yang saat ini menjadi Imam Besar di Amerika Serikat. Shamsi Ali adalah Junior Anis Matta.

“Anis angkatan 1986 sedang Shamsi Ali angkatan 1987. Mereka sama-sama cerdas.” Ungkap salah satu pendiri Yayasan Pembina Dakwah Islamiyah itu.

Lelaki yang juga perintis Pesantren Darul Istiqamah itu menyatakan bahwa Jika Anis Matta menjadi Presiden RI maka Shamsi Ali layak menjadi menteri luar negeri.

“Mereka adalah sosok yang cerdas, sahabat akrab, jiwa leadership ada pada diri mereka.” Lanjut sosok yang juga menjadi calon DPD RI nomor urut 4 ini.

Bintang Darul Arqam itu tidak pernah redup, setelah dia melanjutkan kuliah di LIPIA Jakarta, bintang itu makin bersinar, dia kembali menjadi sosok yang dikagumi kecerdasannya bahkan dia ditawari untuk melanjutkan S2 di Saudi Arabiyah dengan beasiswa full. Namun Anis menolak tawaran itu dan lebih memilih menggeluti keasyikannya dalam tarbiyah di bumi pertiwi.

Keputusan Anis itu sempat merisaukan Sang Guru, namun dia yakin bahwa Anis saat itu adalah sosok dewasa yang bisa menimbang baik dan buruknya sebuah keputusan.

“Nak, kenapa kamu menolak beasiswa S2 itu? ini adalah kesempatanmu untuk kuliah disana” Abdul Djalil menanyakan alasan Anis menolak tawaran beasiswa itu.

“Saya lebih memilih untuk mentarbiyah disini ustad.” Anis menjelaskan alasannya, dia lebih memilih gerakan tarbiyah yang menjadi cikal bakal berdirinya Partai Keadilan yang saat ini berganti nama menjadi PKS.

“Lihatlah, itu adalah keputusan yang tepat, dia memang cerdas dan penuh pertimbangan. Gerakan tarbiyah yang dia pilih menjadikannya dikenal seperti sekarang.” Kata Abdul Djalil sembari tersenyum mengisahkan Anis Matta.

Anak Sang Guru yang Setia Mendampingi Anis Matta

Abdul Djalil sangat mencintai Anis Matta dan Anis pun sangat mencintai dan menghormati Sang Guru, setelah keluar dari Darul Arqam bahkan saat Anis Matta sudah punya nama, dia tidak pernah lupa terhadap gurunya, Anis selalu menjaga silaturahim dengan Abdul Djalil. Bahkan Anis meminta anak ke empat dari gurunya itu menjadi sekretaris pribadinya. Dan Abdul Djalil “mewakafkan” anaknya, Ahmad Sahal untuk mendampingi Anis Matta.

Ahmad Sahal sendiri adalah seorang penghapal qur’an sejak usianya masih belasan tahun, dia menghapal al-quran di Pakistan saat mengikuti ayahnya yang sedang kuliah di Universitas Internasional Islamabad. Sahal adalah orang asing pertama yang menghapal Al-quran 30 juz di Islamabad.

Dari Ahmad Sahal inilah Sang Guru mengupdate info tentang keseharian Anis Matta, dia selalu mengikuti perkembangannya setiap hari.

“Anis juga yang mencarikan jodoh buat adiknya (Ahmad Sahal, red)” Ungkap Abdul Djalil, Anis mempertemukan Sahal dengan putri gurunya di Jakarta.

Pesan Sang Guru Buat Sang Calon Presiden

Abdul Djalil tidak meragukan kemampuan murid terbaiknya itu, menurutnya Anis memang layak menjadi 01 negeri ini. Maka ada satu pesan penting Sang Guru buat Sang Calon Presiden.

“Niat untuk menjadi 01 RI harus dipermantap, karena kamu memenuhi persyaratan untuk itu.” Pesan Abdul Djalil menutup ceritanya.[MN]

[Tim Media PKS Sulsel]


posted by @Adimin

PILIH NO 3 PKS 2014


>


posted by @Adimin

Iklan PKS, "Memilih PKS"

>


posted by @Adimin

AMPM Siap Backup Anis Matta Menuju RI 1


Tim Media AMPM mempresentasikan personal branding sosok Anis Matta yang digadang-gadang sebagai calon presiden Indonesia dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di hadapan ratusan peserta acara Election Update bertema “PKS Di Mana-Mana, Di Mana-Mana PKS” pada Selasa (18/2), di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.

Dari hasil survey dan focus group discussion (FGD), masyarakat punya penilaian tersendiri terhadap sosok Anis Matta. Masyarakat berpendapat bahwa Anis Matta merupakan sosok muda yang energik dan humble. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang murah senyum, optimis, dan punya intelektualitas yang tinggi.

“Tentang Anis Matta sebagai sosok muda, ini menarik. Kenyataannya memang begitu, Anis Matta merupakan sosok termuda di antara pemimpin partai yang berpotensi maju ke bursa pencalonan presiden di pemilu 2014. Ketua partai yang lain sudah di atas 60 tahun,” jelas salah seorang Tim Media AMPM, yang disambut tawa peserta.

Selain muda, Anis Matta juga punya diferensiasi yang jelas terhadap kandidat lainnya. Di mata masyarakat, Anis Matta merupakan sosok yang energik, punya senyum yang tulus, dan ramah. Uniknya, Anis Matta juga dikenal sebagai sosok yang humoris dan penuh cinta.

Kemudian Tim Media AMPM menjelaskan tentang branding sosok Anis Matta. “Masyarakat menginginkan pemimpin yang tegas, yang dapat mendatangkan kepastian dan keadaan yang teratur. Kami mencari sesuatu yang dapat mewakili itu semua. Jawaban dari itu semua adalah ‘waktu’,” ungkapnya.

“Dalam sistem waktu, kita mengenal pembagian siang dan malam. Pergantian waktu itu merupakan sesuatu yang pasti. Ditambah lagi, Indonesia pasti berganti presiden di pemilu 2014. Keadaan ini kami hubungkan dengan sosok Anis Matta, maka didapat istilah AMPM,” lanjutnya.

Dalam sistem waktu, memang dikenal istilah Ante Meridian (AM) sebagai penunjuk waktu pukul 00.00-11.59 dan Post Meridian (PM) sebagai penunjuk waktu pukul 12.00-23.59. “Ketika dihubungkan dengan sosok Anis Matta, AMPM itu bisa berarti ‘Anis Matta Pemimpin Muda’, ‘Anis Matta Pelayan Masyarakat’, atau ungkapan positif lainnya. Bahkan, kalau dihubungkan dengan PKS, AMPM bisa berbunyi ‘Anda Meminta PKS Melayani’,” ucanya, yang berbuah gemuruh tepuk tangan peserta.

Kemudian Tim Media AMPM menerangkan tentang desain, “Desain logo kita buat melengkung dan memakai huruf kecil. Itu untuk menunjukkan sosok Anis Matta yang humble dan tidak berjarak dengan rakyat. Setiap kunjungan ke daerah, Anis Matta memang sangat dekat dengan masyarakat.”

Tim Media AMPM lalu membahas tentang logo secara lebih mendalam. “Pada logo AMPM, di huruf ‘M’ yang bergandengan dengan huruf ‘A’, garis melengkungnya berwarna kuning. Ini mengakomodasi pemikiran Anis Matta tentang pembagian sejarah Indonesia dalam tiga gelombang. Lengkungan pertama mewakili ‘Gelombang Pertama’ atau ‘Gelombang Menjadi Indonesia’, lengkungan kedua mewakili ‘gelombang Kedua’ atau ‘Gelombang Menjadi Negara-Bangsa Modern’, dan ada garis melengkung berwarna kuning yang ketiga di ujung hurum M, itu mewaikili ‘Gelombang Ketiga’. Memang garisnya pendek, itu sesuai kata Anis Matta bahwa indonesia saat ini baru memasuki gelombang ketiga. Masih awal, jadi garisnya pendek,” pungkasnya.

Presentasi tim AMPM ini mendapat apresiasi dari peserta yang hadir. Usai presentasi, beberapa peserta mendekati perwakilan tim AMPM, minta dibuatkan desain untuk keperluan kampanye sebagai caleg di daerah. Terbentuknya tim AMPM ini sekaligus menunjukkan keseriusan Anis Matta dalam membuktikan ucapannya sesaat setelah KH. Hilmi Aminudin mengumumkan hasil Musyawarah Majelis Syuro XI PKS, bahwa presiden PKS itu akan berjuang sungguh-sungguh melaksanakan amanat musyawarah tersebut.

sumber : PKS-SUMSEL.OR.ID 

posted by @Adimin

Bu Cincu Kaget Saat Diminta Naik Ke Panggung

Written By @Adimin on Sunday, February 23, 2014 | 3:15 PM


Makassar – Bu Cincu dan anaknya sempat menengok ke kanan dan ke kiri saat namanya dipanggil dan diminta naik ke panggung oleh Anis Matta. Perempuan etnis tionghoa tersebut tak menyangka presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu masih mengingatnya. Peristiwa ini terjadi sesaat sebelum Anis mengakhiri pidato di acara Apel Siaga Kader dan Simpatisan PKS Se-Sulawesi Selatan, Sabtu (22/2), di Lapangan Emmy Saelan, Makassar.

“Kita baru sadar kalau dipanggil. Kirain ustadz sudah lupa. Soalnya kita sudah lama tidak bertemu. Dulu tahun ’99 saya memang pernah jadi tim suksesnya,” kata Bu Cincu.

Bu Cincu lalu menceritakan awal mula saat ia menjadi tim sukses Anis Matta. Meski keadaan waktu itu sulit, tapi ia tidak putus harapan. Ia maksimalkan apa yang bisa dilakukannya.

“Saya sadar ini bagian dari amanah dakwah. Dulu susah sekali, masih awal PKS berdiri. Orang-orang belum kenal PKS. Kita temani Pak Anis mengunjungi warga dari pintu ke pintu,” kenangnya.

Pengorbanan saat itu bukan hanya soal waktu dan tenaga, tetapi juga dari segi materi. Dan itu dilakukan tanpa mengharap pamrih.

“Finansial saat itu juga masih sulit. Ada istilah bahwa infak itu berasal dari kantong kita sendiri. Jadi, kita tidak menghitung sudah berapa uang yang kita keluarkan, sudah berapa liter bensin yang terpakai. Tidak, tidak seperti itu. Kita seikhlasnya saja,” lanjut perempuan bernama asli Wahid Eka Putri ini.

Anis Matta, menurut Bu Cincu, merupakan sosok yang berorientasi pada kerja nyata. “Beliau pembelajar. Dari dulu memang sudah visioner. Visinya besar. Dan bisa dilihat sendiri bagaimana sosok Pak Anis. Saya tidak usah banyak ngomong, buktinya sudah banyak,” ungkapnya.

Anis Matta sendiri sangat berterima kasih atas jasa Bu Cincu dan teman-temannya sebagai generasi pelopor yang membidani hadirnya PKS di Sulawesi Selatan. Hasil dari kerja keras Bu Cincu dan generasi awal itu, tutur Anis, bisa dilihat dari eksistensi PKS hingga hari ini.

“Karena partai baru, dulu pulang jam 2 malam kalau kerja. Hasil kerja generasi awal ini yang sampai sekarang membuahkan pertumbuhan tidak henti-henti di Sulawesi Selatan. Saya ingin, insya Allah, ini jadi contoh bagi akhwat dan kita semua,” ungkap Anis. (DLS/MFS/Anismatta.net)


posted by @Adimin

Menjadi Bintang di Langit Zaman


Makassar – Anis Matta menggunakan metafora bintang untuk menjelaskan pencalonan dirinya sebagai presiden di pemilu 2014 saat mengisi acara Temu Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Se-Sulawesi Selatan, Sabtu (22/2), di Hotel Sahid, Makassar.
“Capres yang ada sekarang, ibarat bintang di langit. Lalu kita tambahkan lagi bintang-bintang baru di langit, biar bumi kita makin terang,” ungkap Anis.
Ketika langit dihiasi bintang, menurut presiden PKS itu, akan mendatangkan manfaat bagi manusia. Salah satu yang mengambil manfaat dari keberadaan bintang itu adalah para nelayan. Karena bintang bisa dijadikan petunjuk arah saat berlayar.
“Para pelaut, termasuk nenek moyang kita dulu, menggunakan bintang sebagai petunjuk jalan ketika berlayar. Siapa tahu, ada pelaut yang membutuhkan petunjuk arah, yang membutuhkan peta jalan. Dan kita adalah bintang yang mereka tunggu. Kita adalah bintang di langit zaman,” jelas Anis, yang langsung disambut pekik takbir oleh ratusan kader dan simpatisan PKS yang hadir.
Penjelasan Anis itu rupanya berdasarkan hasil survey terhadap nama-nama calon presiden yang beredar saat ini. “Ada keganjilan dari hasil survey itu. Sekitar 60 persen dari orang yang sudah menetapkan pilahan untuk calon presidennya, ternyata siap berubah apabila ada pilihan baru. Berarti, orang Indonesia saat ini bukan tidak punya pilihan, justru mereka kekurang pilihan,” pungkas Anis.
Cara Anis menggunakan metafora bintang untuk menjelaskan tentang pencapresan dirinya, ditambah dengan gagasan Gelombang Ketiga yang diwacanakannya, mengingatkan masyarakat pada sajak Nyanyian Pahlawan yang pernah ditulisnya pada awal masa reformasi:
Aku datang mengantar senja / Katakan padaku wahai malam / Berapa bintang yang kau perlukan / Untuk menerangi langitmu //         
Inilah lagu cinta dan kehormatan / Yang kunyanyikan dengan tekad  / Wahai ummat wahai bangsa / Aku selalu ada di sini / Saat darah saat air mata / Aku datang mengantar ummat / Pada gerbang sejarah baru// 
(DLS/MFS/Anismatta.net)
posted by @Adimin

PKS Terjunkan Saksi "Bersenjata" di Pemilu 2014


BANDAR LAMPUNG - DPW PKS Lampung menyiapkan saksi bersenjata (berani, semangat, janga lengah dan tangguh) di 16.380 tempat pemungutan suara (TPS) se-Lampung. Penempatan saksi ini penting untuk mengamankan suara PKS di TPS hingga proses selanjutnya.

"Untuk mendapatkan suara pemilih, maka keberadaan saksi di setiap tingkatan sangat dipentingkan keberadaannya oleh PKS," kata Ketua DPW PKS Lampung, Gufron Azis Fuadi, kepada 250 orang trainer peserta Training For Trainer Saksi PKS se-Lampung, di Bandar Lampung, Ahad (23/02).

Ia mengatakan untuk mengamankan suara, PKS menyiapkan saksi bersenjata di 16.380 TPS se Lampung. "Saksi bersenjata ini diartikan sebagai saksi yang berani, semangat, jangan lengah dan tangguh," katanya.

Dengan saksi bersenjata ini, tambah dia, diharapkan mampu mengamankan suara dari TPS hingga tahap selanjutnya.

Menurut panitia trainning, Martono, jumlah 16.380 TPS se-Lampung, menjadi pekerjaan besar yang harus segera dituntaskan, mengingat pada 9 April 2014 sudah makin dekat.

"Secara bertingkat, dari mulai tingkat kabupaten dan seterusnya PKS menyiapkan pelatihan-pelatihan saksi terstruktur, dan ini dilakukan oleh trainer alumni TFT hari ini," katanya.

Mengenai pendanaan saksi, Martono menjelaskan pendanaan saksi PKS telah disiapkan. "Mengenai kebutuhan pendanaan, sumber dana dari kader se Lampung yang berjumlah 25 ribu orang, sangat mencukupi untuk pembiayaan saksi-saksi bersenjata ini" katanya.

(REPUBLIKA.CO.ID)

posted by @Adimin

Aher optimis terpilih sebagai capres PKS


Depok - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) optimis dirinya terpilih sebagai calon presiden (Capres) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) mendatang.

"Kita harus optimis bisa terpilih menjadi capres," kata Ahmad Heryawan di sela acara Apel Siaga Pemenangan Pemilu 2014 di Depok, Minggu.

Aher mengatakan dirinya telah menjalani persaingan penentuan capres di internal PKS dengan masuk pada 22 besar, kemudian lima besar dan sekarang mampu menembus tiga besar.

"Saya sudah menjalani tahapan-tahapan di internal PKS dan sekarang menjalani uji publik untuk dinilai oleh masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan penentuan capres PKS akan dilakukan setelah digelar pemilu legislatif dan juga menentukan dengan siapa PKS akan berkoalisi menghadapi pilpres mendatang.

"Penilaian dan penentuan capres merupakan kewenangan dari majelis syuro untuk menentukannya," katanya.

Aher juga menegaskan pencapresan dirinya bukan sekedar main-main tetapi merupakan keseriusan yang harus dijalani. "Kalau ditanya capres ini serius ya saya ini serius," tegasnya.

Sementara itu Bendahara Umum DPP PKS Mahfudz Abdurrahman mengatakan penetapan calon presiden (Capres) dari PKS ditentukan setelah diselenggarakannya pemilu legislatif yang digelar 9 April 2014.

"Kita akan lihat dulu hasil dari pemilu legislatif baru menentukan siapa capres dari PKS," ujar dia.

Ia mengatakan saat ini pihaknya telah menetapkan tiga kandidat capres hasil dari pemilihan rakyat (Pemira) yaitu Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, dan Ahmad Heryawan.

"Ketiganya diberi keleluasaan untuk uji publik dan melakukan sosialisasi di masyarakat agar bisa dipilih menjadi capres," ujarnya.

Mahfudz menjelaskan apakah nanti Capres PKS ditentukan satu atau dua masih melihat perkembangan politik yang terjadi menjelang Pilpres mendatang.

Mahfudz juga mengatakan partainya siap melakukan koalisi dengan partai manapun karena pihaknya terbuka menerima partai manaupun untuk berkoalisi dan tidak hanya dengan partai yang berbasis agama saja.

"Kita terbuka koalisi dengan siapapun untuk pilpres mendatang," katanya.
 
(ANTARA News)
 

posted by @Adimin
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger