Slider

Powered by Blogger.
Latest Post

Kebanggan dunia & Akherat

Written By @Adimin on Monday, November 26, 2012 | 7:02 PM


Malam itu saya dan istri sedang mampir di sebuah warung es kelapa di pinggir jalan. Di sana terlihat seorang pria tengah menikmati es kelapa.

Pemilik warung itu adalah sepasang suami-istri asal Medan yang saya duga dari logat bicaranya. Kami berdua memesan es kelapa.

Tak lama kemudian, datang seorang bocah berusia sekitar tujuh tahun. Ia lalu mencium tangan pemilik warung, yang ternyata adalah orang tua si bocah. Dari pakaiannya terlihat kalau bocah ini baru usai mengaji karena memakai baju koko dan peci.

Pria pembeli yang datang sebelum kami membuka pembicaraan. “Itu anak bapak, ya?" kata dia kepada pemilik warung es kelapa.

Bapak pemilik warung itu pun membenarkannya. Ia kemudian menyapa si bocah. "Habis pulang ngaji ya, Nak?" Bocah itu mengangguk. "Ngajinya sudah sampai surah apa?" tanya pria tadi. Bocah itu menjawab bahwa ia sudah mengaji hingga Surah al-Mulk.

Mendengar jawaban bocah itu, saya dan istri mulai tertarik dan pasang telinga. Kami melihat mimik bangga yang tersirat di wajah si pemilik warung itu. Pria ini kembali melanjutkan pertanyaan. “Apakah kamu hafal Surah al-Mulk?"

Anak itu kembali mengangguk. Maka, mulailah pria ini menguji hafalan si bocah. Pria itu membaca penggalan awal ayat ke-16 dari Surah al-Mulk dan meminta bocah tersebut untuk melanjutkannya. Bocah itu membaca dengan fasih ayat ke-16 itu hingga selesai.

Saya dan istri terpesona dengan hafalan anak itu. Kedua orang tuanya tampak bangga atas hafalan anaknya. “Subhanallah... boleh saya minta kamu baca satu ayat lagi?” pinta pria tadi.

Anak itu pun tanpa sungkan membaca kelanjutan ayat ke-17. Dan, tatkala ayat ke-17 usai dibaca oleh sang bocah, kami semua bertasbih memuji Allah SWT dengan suara yang lebih keras.

Si pria ini pun kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan sejumlah uang untuk si bocah. "Aku ingin memberi hadiah untukmu karena kamu sudah hafal Surah al-Mulk.”

Bocah itu pun dengan senang hati menerimanya. Si pria ini setengah bercanda kepada kedua orang tua si bocah. "Kalau anaknya hafal Surah al-Mulk, pasti kedua orang tuanya lebih banyak lagi hafalannya?!" ujar pria itu.

"Wah, boro-boro hafal, Pak. Baca Alquran saja kami tidak bisa,” jawab ayah si bocah. Namun demikian, pria ini tetap memberikan semangat kepada kedua orang tuanya bahwa sang anak akan menjadi perisai keduanya kelak di akhirat nanti.

Saya pun dan istri bangkit dari duduk untuk membayar es kelapa yang telah kami minum. Pria pembeli tadi berkata saat melihat kami bangkit. "Maaf Pak... Bu..., izinkan saya mentraktir kalian berdua. Saya amat bahagia malam ini," ujarnya.

Kami berdua lalu menyampaikan terima kasih kepadanya sebelum berpamitan. Sesaat akan meninggalkan warung itu, saya menyaksikan kedua orang tua itu mengelus kepala si bocah. Di sana tersirat kebanggaan dari keduanya akan kemampuan anaknya.

Anak itu telah membuat ayahnya bangga di hadapan makhluk saat di dunia. Dan saya yakin, anak ini juga telah membuat bangga kedua orang tuanya di hadapan Allah sebab hafalan Alquran yang dimilikinya. Subhanallah.

Oleh: Bobby Herwibowo 

posted by Adimin

Hubungan Kiamat Dengan Ka'bah


Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)
 

kiamat ka'bah

Kita mungkin pernah bertanya kenapa harus solat menghadap Kiblat, juga kenapa harus ada Ibadah Thawaf, Ini juga sering jadi perenungan manusia, seperti ini :

  • Ketika mempelajari Kaidah Tangan Kanan (Hukum Alam), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas akan naik ke atas. Arah ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh Arah Jempol.
    kiamat ka'bah
  • Dengan pola ibadah thawaf dimana bergerak dengan jalan berputar harus berlawanan jarum jam, ini menimbulkan pertanyaan, kenapa tidak boleh terbalik arah, searah jarum jam misalnya.
    kiamat ka'bah
  • Kenapa Solat harus menghadap Kiblat, termasuk dianjurkan berdoa dan pemakaman menghadap Kiblat
  • Kenapa Solat Di Masjidil Haram menurut Hadist nilainya 100.000 kali dari di tempat sendiri.
  • Singgasana Tuhan ada di Langit Tertinggi
Perenungan Sintesa :

  • Energi Solat dan Doa dari individu atau jamaah seluruh dunia terkumpul dan terakumulasi di Kabah setiap saat, karena Bumi berputar sehingga solat dari seluruh Dunia tidak terhenti dalam 24 jam, misal orang Bandung solat Dzuhur, beberapa menit kemudian orang Jakarta Dzuhur, beberapa menit kemudian Serang Dzuhur, Lampung dan seterusnya. Belum selesai Dzuhur di India Pakistan, di Makasar sudah mulai Ashar dan seterusnya. Pada saat Dzuhur di Jakarta di London Sholat Subuh dan seterusnya 24 jam setiap hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya.
  • Energi yang terakumulasi, berlapis dan bertumpuk akan diputar dengan generator orang-orang yang bertawaf yang berputar secara berlawanan arah jarum jam yang dilakukan jamaah Makah sekitarnya dan Jamaah Umroh / Haji yang dalam 1 hari tidak ditentukan waktunya.
  • Maka menurut implikasi hukum Kaidah Tangan Kanan bahwa Energi yang terkumpul akan diputar dengan Tawaf dan hasilnya kumpulan energi tadi arahnya akan ke atas MENUJU LANGIT. Jadi Sedikit terjawab bahwa energi itu tidak berhenti di Kabah namun semuanya naik ke Langit. Sebagai satu cerobong yang di mulai dari Kabah. Menuju Langit mana atau koordinat mana itu masih belum nyampe pikiran saya. Yang jelas pasti Tuhan telah membuat saluran agar solat dan doa dalam bentuk energi tadi agar sampai Ke Hadirat Nya. Jadi selama 24 Jam sehari terpancar cerobong Energi yang terfokus naik ke atas Langit. Selamanya sampai tidak ada manusia yang solat dan tawaf (kiamat?).
kiamat ka'bah

Kesimpulan

  • Solat dan Doa, diyakini akan sampai ke langit menuju Singgasana Tuhan selama memenuhi kira-kira persyaratan uraian di atas dengan sintesa (gabungan/Ekstrasi) renungan hukum agama dan hukum alam, karena dua-duanya ciptaan Tuhan juga. Jadi hendaknya ilmuwan dan agamawan bersinergi/ saling mendukung untuk mencapai kemaslahatan yang lebih luas dan pemahaman agama yang dapat diterima lahir batin
  • Memantapkan kita dalam beribadah solat khususnya dan menggiatkan diri untuk selalu on-line 24 jam dengan Tuhan, sehingga jiwa akan selalu terjaga dan membuahkan segala jenis kebaikan yang dilakukan dengan senang hati (iklas).
  • Terjawablah jika sholat itu tidak menyembah batu (Kabah) seperti yang dituduhkan kaum orientalis, tapi menggunakan perangkat alam untuk menyatukan energi solat dan doa untuk mencapai Tuhan dengan upaya natural manusia.
  • Tuhan Maha Pandai, Maha Besar dan Maha Segalanya
Ini sekedar renungan dan analisa , semoga saja mampu memotivasi kita dan para Pakar untuk memicu pemikiran, penelitian lebih dalam untuk lebih mempertebal keimanan dan menjadi saksi bahwa Tuhan menciptakan semesta dengan penuh kesempurnaan tidak dengan main-main (asal jadi) sehingga makin yakin dan cinta pada Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin renungan ini berlebihan dan berfantasi, tapi sedikitnya ini pendekatan yang mampu menjawab pertanyaan sebagaimana di atas dan tidak bertentangan dengan Kitab Suci dan Hadist bahkan mendukungnya. Semoga bermanfaat…

Ramalan Untuk Memastikan Bahwa Ka’bah Dan Kiamat hanya Allah Yang Tahu :
  • Ka’bah Akan Hancur Dengan Sendirinya (Terbukti dengan ditenggelamkan nya satu pasukan yang akan menyerang ka’bah suatu hari nanti)
  • Jika Pusat Bumi Bergeser Akan Banyak Kekacauan (seperti Musim Yang tidak Mengenal waktu)
  • Kiamat Akan Cepat Terjadi Jika Sholat Sudah Ditinggalkan
  • Anda Pasti Juga pernah mendengar jika Siapa Yang Meninggalkan sholat berarti telah merobohkan Agama.
  • Untuk selain Islam, kapan kapan akan kita kupas, bagaimana kemampuan Pentium 2 dan pentium 4 sungguh berbeda, bagaimana petunjuk Allah Disempurnakan dari umat Ibrahim, Musa hingga Muhammad saw, Nabi Isa menyempurnakan Taurat dengan Injil, Dan Muhammad menyempurnakan keduanya Dengan Al Qur’an. Hingga Kalian mengerti bahwa kita dulu adalah umat yang satu.

posted by Adimin

Buku Harian Sang Pramugrari yang Mengharukan

Written By @Adimin on Sunday, November 25, 2012 | 10:32 PM



Seorang ayah tua yang datang dari desa, membopong sekantung ketela merah kering menempuh jarak jauh pergi menjenguk anaknya yang sedang kuliah di Beijing, tindak tanduknya selama di pesawat telah membuat seorang pramugari yang baik hati menjadi terenyuh. Pramugari tersebut menuliskan rasa harunya itu ke dalam buku harian dan disebar luaskan di internet, “Buku Harian Sang Pramugari” ini dengan cepat telah membuat puluhan ribu Netter terharu…


Saya adalah seorang pramugari biasa dari Eastern Airlines, karena masa kerja saya belum lama, jadi belum menjumpai masalah besar yang tidak bisa dilupakan, setiap hari terlewati dengan hal-hal kecil yaitu menuangkan air dan menyuguhkan teh. Tidak ada kegairahan dalam bekerja, sangatlah hambar. Tapi hari ini, tanggal 7 Juni, saya telah menjumpai suatu kejadian yang merubah pemikiran saya terhadap pekerjaan dan pandangan hidup.

Hari ini kami melakukan penerbangan dari Shanghai ke Beijing, penumpang saat itu sangat banyak, satu unit pesawat terisi penuh. Di antara rombongan orang yang naik pesawat ada seorang paman tua dari desa yang tidak menarik perhatian, dia membopong satu karung goni besar di punggungnya, dengan membawa aroma tanah yang khas dari pedesaan.

Saat itu saya sedang berada di depan pintu pesawat untuk menyambut para tamu, pikiran pertama yang menghampiri saya saat itu adalah masyarakat sekarang ini sudah sangat makmur, bahkan seorang paman tua dari desa pun memiliki uang untuk naik pesawat, sungguh royal.

Ketika pesawat sudah mulai terbang datar, kami mulai menuangkan air, hingga tiba di baris kursi ke 20-an, terlihat paman tua tersebut, dia duduk dengan sangat hati-hati, tegak tidak bergerak sama sekali, karung goninya juga tidak diletakkan di tempat bagasi bawaan, tingkah si paman tua itu menggendong karung goni besar sekilas seperti rak penyangga bola dunia (globe), tegak seperti patung.

Saat ditanya mau minum apa, dengan gugup dia menggoyang-goyangkan tangannya dan berkata tidak mau. Saat hendak dibantu untuk menyimpan karungnya di tempat bagasi dia juga menolak. Terpaksa kami biarkan dia menggendong karung tersebut. Beberapa saat kemudian tiba waktunya untuk membagikan makanan, kami mendapatkan bahwa dia masih duduk dengan tegak dan tidak bergerak sama sekali, kelihatannya sangat gelisah, saat diberi nasi, dia tetap saja menggoyangkan tangannya menolak tanda tidak mau.

Karenanya kepala pramugari datang menghampirinya dengan ramah menanyakan apakah dia sedang sakit. Dengan suara lirih dia berkata ingin ke toilet tapi dia tidak tahu apakah boleh berkeliaran di dalam pesawat, dia takut merusak barang-barang yang ada di dalam pesawat.

Kami memberitahu dia tidak ada masalah dan menyuruh seorang pramugara mengantarkannya ke toilet. Saat menambahkan air untuk kedua kalinya, kami mendapati dirinya sedang mengamati penumpang lain minum air sambil terus menerus menjilat-jilat bibirnya sendiri, karenanya kami lantas menuangkan secangkir teh hangat dan kami letakkan di atas mejanya tanpa bertanya kepadanya.

Siapa sangka tindakan kami ini membuat ia sangat ketakutan dan berkali-kali ia mengatakan tidak perlu, kami pun berkata kepadanya minumlah jika sudah haus. Mendengar demikian dia melakukan tindakan yang jauh lebih mengejutkan lagi, buru-buru dia mengambil segenggam uang dari balik bajunya, semuanya berupa uang koin satu sen-an, dan disodorkan kepada kami. Kami mengatakan kepadanya bahwa minuman ini gratis, dia tidak percaya. Dia sepanjang perjalanan beberapa kali ia masuk ke rumah orang untuk meminta air minum tetapi tidak pernah diberi, bahkan selalu diusir dengan penuh kebencian.

Akhirnya kami baru mengetahui ternyata demi menghemat uang, sepanjang perjalanannya ia sebisa mungkin tidak naik kendaraan dan memaksakan diri berjalan kaki hingga mencapai kota terdekat dengan bandara, barulah dia naik taksi ke bandara, bekal uangnya tidak banyak, maka dia hanya bisa meminta air minum dari depot ke depot sepanjang perjalanan yang dilewatinya. Sayang sekali dia sering sekali diusir pergi, orang-orang menganggapnya pengemis.

Kami menasihatinya selama beberapa waktu lamanya hingga akhirnya dia mau mempercayai kami, duduk, lalu perlahan-lahan meminum tehnya. Kami menanyakan apakah dia lapar, maukah memakan nasi, dia masih tetap saja mengatakan tidak mau. Dia bercerita bahwa ia memiliki 2 orang putra, keduanya bisa diandalkan dan sangat berguna, keduanya diterima di perguruan tinggi, yang bungsu sekarang kuliah di semester 6, sedangkan si sulung telah bekerja.

Kali ini dia ke Beijing menjenguk anak bungsunya yang sedang kuliah. Karena anak sulung sudah bekerja bermaksud menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersamanya di kota, akan tetapi kedua orang tuanya tidak terbiasa, mereka hanya menetap beberapa waktu lamanya lalu kembali lagi ke desa.

Kali ini karena anak sulungnya tidak ingin sang ayah susah payah naik angkutan, maka dibelikanlah tiket pesawat khusus bagi ayahnya dan bermaksud menemani ayahnya untuk berangkat bersama dengan pesawat karena sang ayah tidak pernah menumpang pesawat sebelumnya, ia sangat khawatir ayahnya tidak mengenali jalan. Akan tetapi ayahnya mati-matian tidak mau naik pesawat karena beranggapan bahwa hal tersebut adalah suatu pemborosan.

Akhirnya setelah bisa dinasihati sang ayah tetap bersikukuh untuk berangkat sendirian, tidak mau anaknya memboroskan uang untuk membeli selembar tiket lagi.

Dia membopong sekarung ketela merah kering yang diberikan pada anak bungsunya. Ketika pemeriksaan sebelum naik ke pesawat, petugas mengatakan bahwa karungnya itu terlalu besar, dan memintanya agar karung itu dimasukkan ke bagasi, namun dia mati-matian menolak, dia bilang takut ketelanya hancur, jika hancur anak bungsunya tidak mau makan lagi. Kami memberitahu dia bahwa barang bawaannya aman jika disimpan disitu, dia berdiri dengan waspada dalam waktu lama, kemudian baru diletakkannya dengan hati-hati.

Selama dalam perjalanan di pesawat kami sangat rajin menuangkan air minum untuknya, dan dia selalu dengan sopan mengucapkan terima kasih. Tapi dia masih bersikukuh tidak mau makan. Walaupun kami tahu perut si paman tua sudah sangat lapar. Sampai menjelang pesawat akan mendarat, dia dengan sangat berhati-hati menanyakan kepada kami apakah kami bisa memberikan sebuah kantongan kepadanya, yang akan digunakan untuk membungkus nasi jatahnya tersebut untuk dia bawa pergi.

Dia bilang selama ini dia tidak pernah mendapatkan makanan yang begitu enak, dan dia akan bawakan makanan itu untuk diberikan kepada anak bungsunya. Kami semua sangat terkejut. Bagi kami nasi yang kami lihat setiap hari ini, ternyata begitu berharganya bagi seorang kakek tua yang datang dari desa ini.

Dia sendiri enggan untuk makan, dia menahan lapar, demi untuk disisakan bagi anaknya. Oleh karena itu, seluruh makanan yang sisa yang tidak terbagikan kami bungkus semuanya untuk diberikan kepadanya agar dibawa. Lagi-lagi dia menolak dengan penuh kepanikan, dia bilang dia hanya mau mengambil jatahnya saja, dia tidak mau mengambil keuntungan dari orang lain. Kami kembali dibuat terharu oleh paman tua ini.

Meskipun bukan suatu hal yang besar, akan tetapi bagi saya ini adalah suatu pelajaran yang sangat mendalam.

Tadinya saya berpikir bahwa kejadian ini sudah selesai sampai disini saja, siapa tahu setelah para tamu lainnya sudah turun dari pesawat, tinggallah paman tua itu seorang diri, kami membantunya membawakan karung goninya sampai ke pintu keluar, saat kami akan membantunya menaikkan karung goni tersebut ke punggungnya, mendadak paman tua itu melakukan suatu tindakan yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup: dia berlutut di atas tanah, lalu dengan air mata berlinang dia bersujud kepada kami dan mengatakan, “Kalian semua sungguh adalah orang-orang yang baik, kami orang desa sehari hanya bisa makan nasi satu kali, selama ini kami belum pernah minum air yang begitu manis, tidak pernah melihat nasi yang begitu bagus, hari ini kalian bukan saja tidak membenci dan menjauhi saya, malah dengan ramah melayani saya, sungguh saya tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepada kalian, saya hanya bisa berharap kalian orang-orang yang baik suatu hari nanti akan mendapatkan balasan yang baik”.

Sambil tetap berlutut, sambil berkata seperti itu, sambil menangis, kami semua buru-buru memapahnya untuk berdiri, sambil tiada hentinya menasihatinya dan menyerahkannya kepada seorang penjaga yang bertugas untuk membantunya, setelah itu kami baru kembali ke pesawat untuk melanjutkan pekerjaan kami.

Terus terang saja, selama 5 tahun saya bekerja, di dalam pesawat saya telah menemui berbagai macam penumpang, ada yang tidak beradab, ada yang main pukul, juga ada yang berbuat onar tanpa alas an, tapi kami tidak pernah menjumpai orang yang berlutut kepada kami, terus terang kami juga tidak melakukan hal yang khusus kepadanya, hanya menuangkan air agak sering untuk beliau, hal ini telah membuat seseorang yang telah berumur 70 tahun lebih berlutut untuk berterima kasih kepada kami, lagi pula melihat dia memanggul satu karung ketela merah kering, dia sendiri rela tidak makan dan menahan lapar demi membawakan anaknya nasi yang dibagikan di pesawat, juga tidak mau menerima nasi jatah milik orang lain yang bukan menjadi miliknya, tidak serakah, saya sungguh merasakan penyesalan yang amat mendalam, lain kali saya harus bisa belajar berterima kasih, belajar membalas budi orang lain.

Adalah paman tua ini yang telah mengajarkan kepada saya, bagaimana saya harus hidup dengan penuh kebajikan dan kejujuran. (The Epoch Times)




  by Adimin

Anak Palestina : Al-Qossam Akan Habisi Yahudi

Written By @Adimin on Monday, November 19, 2012 | 8:43 PM



Sejumlah bocah Palestina di Jalur Gaza terlihat berkeliaran di jalanan. Mereka bermain perang-perangan di luar rumahnya, meski langit Gaza tengah dikepung oleh jet tempur F-16 dan pesawat pengebom tak berawak milik Israel.

"Kami tidak takut dengan bom Yahudi. Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) akan menghabisinya hari ini," ujar salah satu bocah Palestina Sharif al-Ewad sambil tersenyum, seperti dikutip Reuters, Selasa (20/11/2012).

Jalur Gaza merupakan salah satu wilayah Palestina yang cukup padat penduduknya. Sekira 1,7 warga Gaza adalah remaja yang usianya masih di bawah 18 tahun. Namun karakter mereka cukup keras karena mereka dibesarkan di lingkungan perang.

Salah seorang psikiater Hasan Zeyada mengatakan, banyak bocah-bocah Palestina mengalami trauma. Selain itu, mereka turut mengalami gangguan tidur, mimpi buruk, dan terkadang mereka terbangun dalam keadaan mengompol.

Ketika perang berlangsung, sekolah-sekolah di Gaza terpaksa diliburkan. Sejumlah bocah justru terlihat cukup senang karena mereka terbebas dari PRnya di sekolah. Namun beberapa bocah lainnya kecewa karena mereka bosan di rumah.

Pasukan Israel menarik diri dari wilayah tersebut pada 2005 silam, namun fraksi Hamas di Gaza tetap menolak untuk mengakui Israel. Perang misil antara kelompok bersenjata di Gaza dan Israel juga terus berlangsung. Bahkan serangan dari Gaza dihantam dengan bombardir udara.

Operasi militer yang cukup besar dilakukan Israel pada Rabu kemarin dengan tujuan untuk menghentikan serangan. Namun serangan itu justru menewaskan warga sipil, terutama bocah-bocah yang tidak berdosa itu.

Terkadang, bocah-bocah Gaza juga sering mengutarakan kekecewaannya atas perlakuan komunitas internasional terhadap Palestina. Mereka mengecam Israel yang tidak mengakui perbuatannya, menyerang warga sipil. Bocah-bocah itupun mendambakan kehidupan normal selayaknya warga lain di belahan dunia ini.(okez)


posted by Adimin

Nampak Kuat Tapi Sebenarnya Lemah

Written By @Adimin on Wednesday, November 7, 2012 | 9:05 PM



Langit diatas tiba tiba saja mendung. Dunia seolah berhenti sementara. Saat lelaki yang bernama Tegar itu ternyata tak setegar namanya. Kepribadiannya nampak sempurna, bacaan tilawahnya indah, menjaga pandangan serta aktif dalam aktivitas dakwah. Itulah cerita masa lalunya. Kini Tegar tak pernah muncul lagi dalam kafilah dakwah, sekalinya terlihat ia langsung pergi menghindar. Apa yang sebenarnya terjadi??

Dibalik kesempurnaan yang nampak dari dzahirnya, ada penyakit bathin yang pandai disembunyikannya. Penyakita inilah yang tak pernah nampak darinya. Dibalik keshalihannya, ada kemunafikan yang terpendam. Tegar menjadi orang yang sholih saat berjamaah namun menjadi manusia lalai saat seorang diri. Dibalik sikapnya yang selalu menundukan pandangan, ternyata ada seorang wanita yang bernama kekasih dihatinya. Tegar tengah memadu kasih dengan seorang wanita yang jelas itu adalah sebuah bentuk kelemahan iman dalam hatinya, karena tak mampu menahan gejolak hasrat dalam hati, sedangkan Tegar tahu, bahwa pacaran dalam Islam adalah terlarang bagi muslim yang taat.

Sejak gerak tersembunyinya terbogkar, Tegar kian menjauh dan menghilang. Tegar yang semula nampak kuat ternyata lemah sebenarnya. Nampak seolah ahli ibadah, nyatanya hanyalah ahli maksiat yang pandai mengumpat.

Kasus yang lain tak kalah memprihatinkan. Seorang ustadz begitu indah menyamapaikan ceramah di khalayak umum, tiap kata yang mengalir dari mulutnya seolah membius perhatian seluruh jamaáh. Ustadz itu begitu pandai memberi tausiyah, begitu lancar dan fasih menyampaikan dakwahnya. Tapi sayang, setelah meninggalkan mimbar, ustadz itu telah lupa dengan apa yang ia sampaikan sendiri kepada jamaáhnya. Ia pandai menyampaiakan namun tak pandai mengamalkan. Orang yang dipanggil ustadz itu menyampaikan kewajiban menutup aurat bagi muslim yang sudah baligh dengan begitu indah dan mengena, esoknya ia bersantai dihalaman rumahnya hanya dengan menggunakan celana pendek yang tak menutupi batas auratnya yakni lutut. Ustadz itu tak sehebat dipanggung umum, ia teramat rapuh dengan dirinya sendiri.

Ustadz-ustadz yang lain tak kalah hebatnya memeberi tausiyah, termasuk para pejuang dakwah ini. Lantang menasihati saudaranya yang tengah melemah semangatnya atau tengah rusak ruhiyahnya, ia sendiri sebenarnya rapuh hanya saja tersembunyi rapih kerapuhannya. Kenyataannya ia sendiri lebih banyak menonton televisi ketimbang tilawah atau saling mengulang hafalan dirumah. Ia nampak kuat dimata saudaranya, namun sebenarnya ia sadar akan kerapuhan dirinya. ia sadar bahwa ruhinyah tengah ringkih, bahwa hubungannya sedang tak baik dengan Rabb nya. akhirnya iapun menjadi aktivis yang bermalas-malasan dalam dakwah. 

Sederetan kasus lain pun tak kalah heboh dari dua kasus diatas, ada manusia yang nampak hebat namun sebenarnya ia lemah dari segala sisi. Ada pula manusia nampak tahu segalanya namun sebenarnya ia hanyalah manusia yang sok tahu. Semuanya terlihat kuat namun sebenarnya rapuh.

Ini adalah penyakit yang harus segera diobati. Mendiamkannya akan menjalar merusak seluruh organ tubuh yang akan membuatnya lumpuh. Tak jujur pada diri sendiri hanyalah menyisakan penderitaan bathin yang tak akan hilang selamanya kecuali jika bangkit menyadari kekeliruan diri. kejujuran yang bijaksana adalah, saat sadar dirinya tak sekuat apa yang dilihat orang, ia bangkit untuk memperbaikinya. kembali menjadi insan pemburu cinta-Nya yang tak pernah punah. memaksa diri untuk segera kembali ke jalan-Nya dan melawan kemalasan yang tengah memeranginya. itulah kejujuran yang bijaksana.

Siapa saja bisa membohongi siapapun, siapa saja bisa nampak terlihat hebat dan kuat di mata manusia. Namun Allah, Tuhan yang tak pernah tidur sangat tahu siapa manusia yang nampak kuat itu. Kebususkan apa yang tersembunyi di hatinya. Prilaku apa yang ia perbuat kala ia sendiri. DIA tahu semuanya tentang hamba-Nya.

Bagi seorang aktivis dakwah, nampak kuat lahir dan bathin adalah sebuah keharusan. Tak ada kata yang disampaikan kepada orang lain kecuali telah melaksanakannya. Tak ada perbedaan kualitas ibadah baik dalam keadaan sendiri maupun berjamaáh.  

Ikhwan yang benar selalu menempatkan Allah di hatinya. Manakala syetan mengganggunya untuk bermaksiat, ia tersadar ada Allah yang selalu mengawasinya. wallahuálam


posted by Adimin
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger