Slider

Blog Archive

Powered by Blogger.
Latest Post

Sumandjaya: Ketua MS PKS Dipilih Agustus

Written By @Adimin on Friday, July 31, 2015 | 3:40 AM


JAKARTA (30/7) – Musyawarah Majelis Syuro (MMS) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kemungkinan digelar dalam waktu dekat. Ketua Badan Penyelenggara Pemira Nasional (BPPN) PKS Sumandjaya mengatakan, musyawarah tersebut akan digelar pertama kali awal Agustus. 

Perhelatan ini akan menggelar sidang-sidang penting untuk PKS. Salah satunya untuk memilih ketua MS menggantikan ketua MS saat ini, Hilmi Aminuddin. Beberapa nama sempat disebut muncul sebagai calon kuat pengganti Hilmi Aminuddin di kursi ketua MS. Di antaranya, Hidayat Nurwahid, Surachman Hidayat, serta Tifatul Sembiring. 

Seluruh anggota MS, menurut Sumandjaya, dilarang untuk mengampanyekan diri. Sumandjaya pun membantah informasi yang menyebutkan bahwa MMS sudah dilakukan.

"Musyawarah MS belum diselenggarakan," kata Sumandjaya kepada Republika, Kamis (30/7).

Selain mencari pengganti Hilmi Aminuddin, MMS akan mengagendakan pemilihan presiden PKS yang saat ini, dijabat oleh Anis Matta.


Sumber: http://www.republika.co.id


posted by @Adimin

PKS Usung 150 Calon Kepala Daerah



Jakarta (31/7) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung 150 calon kepala daerah dari 269 daerah yang melaksanakan Pilkada serentak 2015.

"Ikut serta di 212 Pilkada dan mengusung 150-an kandidat," kata Juru Bicara PKS Mardani Ali Sera saat berbincang dengan INILAHCOM, Jumat (31/7/2015).

Menurutnya, jumlah tersebut masih dapat bertambah. Pasalnya, KPU memberikan perpanjangan waktu pendaftaran untuk pasangan calon kepala daerah.

"Mungkin nanti bisa saja bertambah (jumlah calon kepala daerah yang diusung)," tutupnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid mengaku tengah mempersiapkan kader-kadernya yang akan didukung untuk maju sebagai calon kepala daerah dalam Pilkada serentak 2015.

"Mereka akan mengikuti seluruh proses pilkada, kader akan mendukung keputusan PKS," katanya di Jakarta.

Disinggung soal target PKS di Pilkada, pria yang akrab disapa HNW ini, mengaku tidak mengetahui secarai detail. Namun yang pasti PKS mengutamakan kadernya untuk maju di tempat yang strategis demi menguatkan demokrasi.

"Bila tidak memungkinkan, ya berkoalisi yang berkomitmen dengan arah KMP, banyak tempat (koalisi)," tutupnya. 

Sumber: http://nasional.inilah.com


posted by @Adimin

Jubir PKS Nilai Parpol Harus Introspeksi Soal Regenerasi Kader


JAKARTA (31/7) – Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera membantah anggapan bila minimnya kader yang hendak dimajukan di dalam Pilkada serentak adalah karena dominasi pragmatisme partai politik (parpol). Namun diakui parpol harus introspeksi demi memperbaiki kualitas kadernya.

Pragmatisme itu kerap dianggap terjadi karena parpol tak punya kader sendiri yang bisa menjadi calon kepala daerah yang populer. Sehingga parpol kerap mengambil jalan pintas dengan mengajukan sosok seperti artis. Menurut dia, anggapan demikian perlu dicek ulang.
Menurut Mardani, telalu dini juga bila minimnya calon kepala daerah di Pilkada serentak sebagai cermin dari kegagalan kaderisasi parpol.

"Masih terlalu dini mengatakan itu semua terjadi karena pragmatisme dan gagal kaderisasi parpol. Perlu dicek," kata Mardani, Kamis (30/7).

Walau demikian, dia menekankan bahwa kondisi yang terjadi saat ini, termasuk soal minimnya calon kepala daerah yang maju di Pilkada serentak, harus menjadi momentum bagi parpol untuk merenung. Artinya, perlu bagi parpol untuk lebih bijaksana melihat situasi, sehingga bisa mendorong adanya perubahan yang lebih baik.

"Apapun itu, parpol perlu introspeksi," pungkas Mardani.



posted by @Adimin

Akar Rumput Sigap Bergerak Menangkan IP-NA


JAKARTA (31/7) – Anggota Komisi VI DPR RI Refrizal mengatakan kader-kader PKS di akar rumput sudah bergerak untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pencalonan Irwan Prayitno dan Nasrul Abit (IP-NA) sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) pada Pilkada Desember 2015.

“Langkah PKS-Gerindra mengusung kadernya pada pencalonan gubernur kali ini merupakan langkah untuk me­nang dan meraih simpati ma­syarakat. Kami sudah mengerahkan kader-kader kami ke masyarakat untuk menjelaskan soal program-program yang akan di­lan­jut­kan,” kata Refrizal kepada pewarta, Jumat (31/7).

Menurut Refrizal, Irwan Prayitno merupakan sosok gubernur yang punya kemampuan lobi sangat teruji. Anggaran pusat untuk perbaikan infrastruktur berhasil diboyong ke Sumbar untuk per­baikan.

“Anda lihat sendiri kan saat ini. Jalan-jalan yang dulunya tak rancak, kini sudah mulus semua. Jalur ke Pasaman, ke Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat yang kini tengah dikerjakan, meru­pakan bagian dari upaya Gubernur meraih dana pusat untuk pem­bangunan Sum­bar,” kata Legislator PKS asal Pariaman itu.

Oleh karena itu, gubernur yang tak punya pengalaman di DPR akan sulit meraba-raba kantong ang­garan agar bisa diboyong ke daerah. Irwan dengan peng­a­la­mannya selama dua periode penuh di DPR, kata Refrizal, sudah mem­buktikannya.

“Sumbar itu merupakan pro­vinsi terbesar di Sumatera yang berhasil menggaet dana pusat untuk infrastruktur,” tegas pria yang akrab dengan Program Bedah Lapau ini. [kabarpks.com]


posted by @Adimin

Inilah 5 Nama yang Berpeluang Jadi Presiden PKS

Written By @Adimin on Thursday, July 30, 2015 | 8:38 PM

JAKARTA - Lima nama mencuat sebagai kader potensial yang akan dipilih menjadi Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2015-2020, calon yang akan diajukan oleh Anggota Majelis Syuro nantinya akan dipilih dalam Musyawarah Majelis Syuro.

Sebelumnya, sebanyak 66 Anggota Majelis Syuro PKS sudah dipilih dalam Pemilu Raya (Pemira) PKS yang digelar secara serentak di 34 provinsi.

"Namanya yang berpotensi jadi Presiden PKS yakni, Presiden PKS saat ini Anis Matta, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, mantan Menteri Pertanian (Mentan) Suswono, dan mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna," kata Ketua DPP PKS, Indra saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis 30 Juli 2015.

Indra menjelaskan, tidak ada calon yang mengkampanyekan diri dalam sistem pemilihan di PKS. Yang jelas, yang menjadi acuan Masjelis Syuro untuk memilih Presiden PKS yakni, penjaringan dari kader, kapasitas dan kapabilitas memimpin partai, dan kepiawaian yang bersangkutan.

"Kalau dikaitkan dengan Pileg 2014, memang secara jumlah pemilih meningkat tapi kursi di DPR menurun, apakah itu kegagalan atau tidak, akan jadi pertimbangan bagi Majelis Syuro," jelas mantan Anggota Komisi III DPR itu.

Menurut Indra, Anis Matta dapat dikatakan cukup sukses dalam memimpin PKS di tengah kondisi PKS yang melalui sebuah goncangan pada kasus Luthfi Hasan Ishaq dan Ahmad Fathanah kemarin.

Anis dapat melanjutkan kepemipinan saat badai menerjang PKS dan mampu membawa PKS dalam Pemilu 2014 sehingga masih dipercaya publik. "Tapi HNW juga figur yang kuat, berintegritas, bagi saya dua nama ini mungkin," ujarnya.

Namun lanjutnya, apabila Hidayat Nur Wahid terpilih nantinya sebagai Presiden PKS, maka Hidayat harus mundur dari jabatannya sebagai Wakil Ketua MPR. Karena, jabatan merupakan amanah, dan siapapun kader yang terpilih harus fokus untuk mengurus partai.

"Siapapun yang terpilih sebaiknya mudnur, melanjutkan budaya lama, bisa jadi HNW mundur," tandasnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Badan Pelaksana Pemilu Raya (BPPR) PKS TB Soenmandjaja membantah jika sudah ada beberapa nama kandidat yang muncul sebagai calon kuat Presiden PKS.



Karena di PKS, tidak ada kader yang bisa mendaftar sebagai calon presiden, mereka semua diajukan oleh Anggota Majelis Syuro dengan memperhatikan aspirasi Anggota Majelis Syuro

"Pemilihan Presiden jadi otoritas Majelis Syuro, dan tidak ada calon yang mencalonkan dirinya sendiri," kata Soenman saat dihubungi Koran SINDO.

Menurut Soenman, kalaupun mencuat sejulah nama yang berpotensial menjadi Presiden PKS, itu merupakan usulan-usulan tidak resmi yang muncul dari pembicaraan-pembicaraan informal kader PKS di luar Musyawarah Majelis Syuro.

"Karena nama-nama itu tidak resmi, maka enggak ada pengaruhnya," tegas Anggota Komisi III DPR itu.

Soenman menjelaskan, 66 Anggota Majelis Syuro yang dipilih dari Pemira kemarin pun belum ditetapkan secara resmi sebagai Anggota Majelis Syuro periode 2015-2020. Setelah pengesahan baru ada penyelenggaraan Musyawarah Majelis Syuro Nasional.

Dalam musyawarah itu, dirinya akan menyampaikan laporan ke Majelis Syuro untuk kemudian diterima dan ditetapkan, lalu akan memilih dan menetapkan Ketua Majelis Syuro, lalu memilih dan menetapkan kepengurusan PKS.

"Mulai dari Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP), Presiden PKS, Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP), Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Bendahara Umum (Bendum) PKS," paparnya.

Lebih dari itu, ia menambahkan, ada tiga kategori Anggota Majelis Syuro yakni, 66 anggota yang dipilih dalam Pemira PKS, tiga anggota tetap, dan 30 anggota yang dipilih oleh Anggota Majelis Syuro. 30 kursi ini diserahkan kepada 66 ditambah tiga Anggota Majelis Syuro tersebut untuk memilih anggota yang dinilai layak.

"Belum ada undangan resmi kapan pelaksanaan Musyawarah Majelis Syuro nasional, tapi sepertinya akan dilakukan pada Agustus ini," pungkasnya. [sindonews]



posted by @Adimin

Jazuli Juwaini: 4 Alasan Pilkada 2015 Sepi Peminat


JAKARTA (30/7) – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini menilai ada empat penyebab pelaksanaan Pilkada serentak sepi peminat untuk bertarung dalam kontestasi tersebut. Salah satunya, calon kepala daerah sulit mendapatkan kendaraan politik untuk bisa ikut Pilkada karena buruknya komunikasi yang dibangun.

"Banyak faktor yang membuat peminat Pilkada menurun dibanding sebelumnya. Pertama, lemahnya komunikasi politik sehingga melahirkan sulitnya mencari 'perahu partai' yang mencukupi untuk maju," kata Jazuli, Kamis (30/7).

Dia mengatakan, faktor kedua adalah prosedural teknis yang diatur dalam UU Pilkada dan peraturan yang dinilai berat seperti buat calon perorangan. Faktor ketiga, kuatnya incumbent (petahana) yang maju untuk kedua kali membuat pesaing agak takut lalu ditambah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengharuskan anggota legislatif mundur ke Pilkada.

"Ketika tokoh lokal tidak ada yang berani, lalu tokoh pusat pun enggan maju karena harus mundur," ujarnya.

Dia memahami para anggota legislatif yang ingin maju dalam Pilkada serentak, tidak maju dalam kontestasi tersebut. Hal itu menurut dia, para legislator harus mengorbankan posisinya di legislatif yang diraihnya dengan susah payah.

"Hal itu disebabkan harus mengorbankan posisinya di legislatif yang diraihnya dengan susah payah sementara di Pilkada belum tentu menang jadi mereka berpikir berkali-kali untuk ikut Pilkada," kata Jazuli Juwaini.

Dia mengatakan, faktor keempat yaitu Pilkada menghabiskan biaya yang banyak karena prinsip demokrasi belum tegak seutuhnya. Selain itu, menurut dia, ditambah praktik politik uang yang selalu terjadi bahkan ada beberapa daerah yang terang-terangan menerima 'serangan fajar'.

"Kondisi itu juga membuat terjadinya pergeseran kontestasi demokrasi menjadi kontestasi uang dan pragmatisme," katanya.

Jazuli menilai, faktor internal parpol yang kurang dalam rekrutmen calon kepala daerah, tidak dominan karena kenyataannya kandidat yang maju dalam Pilkada adalah orang parpol. Menurut dia, hanya karena persyaratan minimal kursi maka harus berkoalisi dengan parpol yang lain.

"Coba lihat yang daftar dari calon perseorangan ada berapa, lalu bandingkan dengan dari jalur partai politik," katanya.

Lambannya rekrutmen selain itu menurut dia, Pilkada bukan hanya ruang bagi parpol namun juga ruang publik melalui calon perseorangan. Jazuli tidak ingin ada stigmasasi tentang lemahnya rekrutmen parpol tanpa fakta dan bukti.

"Karena ketika Pemilu Legislator bermunculan tokoh-tokoh partai dengan berbagai levelnya maka saya sebutkan beberapa poin dominan," ujarnya.


posted by @Adimin

Politisi PKS Desak Pemerintah Tanggapi Usul MUI Soal BPJS Syariah


JAKARTA (30/7) - Anggota Komisi V DPR RI Abdul Hakim mendukung usul Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ingin BPJS diterapkan dengan sistem syariah. Oleh sebab itu, dia mendorong pemerintah menanggapi secara serius gagasan MUI tersebut. 

"Pemerintah perlu secara serius menindaklanjuti usulan BPJS syariah," kata Abdul Hakim saat dihubungi merdeka.com, Kamis (30/7). 

Politisi PKS ini beralasan MUI merupakan lembaga yang sangat kompeten dengan memberikan fatwa persoalan keagamaan dan keumatan. Oleh sebab itu, niatan MUI tersebut patut untuk diperhatikan.

"MUI memberikan fatwa persoalan keagamaan, kebangsaan, dan keumatan," katanya. 

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak sesuai syariah Islam atau haram. Khususnya sistem denda 2 persen bagi peserta yang telat bayar iuran bulanan.

Selain itu MUI menilai, dari perspektif ekonomi Islam dan fiqh mu'amalah, BPJS juga tidak memenuhi syariat Islam.

Dari hasil pengkajian tersebut, MUI menilai penyelenggaraan BPJS Kesehatan, terutama yang terkait dengan akad antar para pihak, tidak sesuai dengan prinsip syariah. Sebab, pelaksanaannya mengandung unsur gharar (tidak mengetahui sesuatu yang diakadkan di dalamnya), maisir (memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras), dan riba (kelebihan/tambahan pembayaran).

Keterangan Foto: Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Abdul Hakim.

Sumber: http://www.merdeka.com


posted by @Adimin

MOS Harus Jadi Momentum Penanaman Budaya Kebaikan


JAKARTA (30/7) – Masa Orientasi Siswa (MOS) saat penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah menjadi momok yang mengkhawatirkan berbagai pihak karena marak dengan tindakan bullying terhadap siswa baru khususnya di Jakarta. Menurut anggota komisi E DPRD DKI Jakarta yang membidangi Pendidikan, Tubagus Arif, hal ini terjadi akibat apa yang dicontohkan kakak kelas atau bahkan keluarga saat di rumah yang akibatnya para siswa melampiaskannya kepada siswa baru. Padahal MOS adalah sarana yang sangat baik untuk melatih kepemimpinan dan mengenalkan budaya baru yang lebih baik di sekolah.

Tubagus yang juga Sekretaris Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta melanjutkan, jika MOS ingin dilaksanakan dengan baik dan diisi dengan hal yang positif, maka semua pihak baik orang tua, guru, bahkan hingga pemimpin juga harus memberikan contoh yang baik. 

“Tutur kata yang baik, sikap yang baik agar dapat dicontoh. Kalau orang tua, guru, kepala sekolah bahkan pemimpin memberi contoh yang kurang baik maka itu yang akan ditiru oleh para anak-anak, terutama anak-anak peserta didik,” katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (29/7).

Masih menurut Tubagus, semua pihak harus memberikan apresiasi yang luar biasa kepada siswa yang menyelenggarakan kegiatan MOS dengan hal-hal yang baik dan positif agar menjadi motivasi bagi siswa-siswa lain untuk berlomba-lomba dalam melakukan hal yang positif.

“Kita harus memberikan apresiasi bagi siswa yang mengisi MOS dengan hal yang positif, misalnya bertutur-kata santun saat mengisi MOS, bersikap sopan dan baik kepada orang lain dan menjaga etika selama MOS,” tutur politisi PKS asal daerah pemilihan Jakarta Utara ini.

Hal positif yang mendapatkan apresiasi akan mampu menular kepada siswa bahkan dapat menular kepada mereka yang sudah dewasa, dan menjadi contoh bagi semua pihak, secara otomatis siswa yang lain akan termotivasi. Hal ini juga akan memotivasi para guru di lingkungan sekolah dan orang tua agar dapat bertutur lebih baik.

“Jangan kalah dengan anak kecil dong, anak kecil saja bisa bertutur kata dengan baik masa yang dewasa tidak bisa?” tutup Tubagus. [pks.id]


posted by @Adimin

Berjalan Kaki, Taslim-Marfendi Datangi KPU Bukittinggi

Written By @Adimin on Wednesday, July 29, 2015 | 7:44 PM


BUKITTINGGI – Pasangan calon PAN-PKS, Taslim-Marfendi dengan berjalan kaki dari Jam Gadang mengantarkan berkas pendaftaran ke Kantor KPU Bukittinggi, Selasa (28/7).

“Saya bersama Pak Marfendi‎ hari terakhir pendaftaran ini membawa berkas ke KPU untuk memastikan. Dengan Bismillahirrahmanirrohim mendaftar sebagai calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bukittinggi,”ujar Taslim disambut teriakan Allahu Akbar 500 loyalis yang berjalan kaki bersama mengantarkan mantan wakil rakyat DPRD Sumbar periode sebelumnya.

‎Pasangan ini mempunyai tagline Bukittinggi Nyaman, Sejahtera dan Berakhlak ini sepanjang jalan ke KPU mendapat sambutan warga kota.

“Mantap Pak Taslim maju terus Bukittingg butuh pemimpin seperti bapak dan pak Marfendi,”ujar Hendra pedagang kecil di sepanjang jalan itu.

Taslim-Marfendi menjadi pendaftar pertama di hari terakhir, diperkirakan ada tiga pasang calon lagi yang akan mendaftar.

“Kita tutup sampai pukul 16.00 WIB. Yang menghubungi KPU ada tiga bakal pasangan calon lagi, sejak hari kemarin sudah dua bakal pasang calon yang mendaftar,” ujar Komisioner KPU Bukittinggi Benny Aziz. [hariansinggalang.co.id]


posted by @Adimin

RESMI: PAN & PKS Usung Taslim-Marfendi Jadi Wako Bukittinggi


Mantan anggota DPR RI, Taslim dan mantan anggota DPRD Sumbar Marfendi mendaftarkan diri sebagai calon kepala daerah (cakada) ke KPU Bukittinggi, Selasa 28 Juli 2015. Pasangan yang diusung PAN dan PKS ini tiba di KPU Bukittinggi sekitar pukul 10.30 WIB, dengan membawa puluhan kader PAN dan PKS.

Dalam catatan KPU Bukittinggi, pasangan Taslim dengan Marfendi ini merupakan pasangan cakada kedua yang mendaftar ke KPU Bukittinggi, karena sebelumnya pasangan Ramlan dan Irwandi dari calon perseorangan (independen) telah mendaftar ke KPU pada Senin 27 Juli 2015 kemarin.

Taslim saat ini masih tercatat sebagai pengurus DPP PAN, sementara Marfendi merupakan mantan Ketua DPD PKS Kota Padang.

Dalam keterangan pers-nya, Taslim mengatakan, dirinya baru mengetahui dirinya diusung menjadi calon walikota Bukittinggi periode 2015-2020 sekitar dua hari lalu, setelah menerima Surat Keputusan (SK) dari DPP PAN yang menunjuk dirinya bersama Marfendi untuk maju sebagai cakada Bukittinggi.

“Kader PAN harus siap dengan apapun keputusan DPP PAN, tak terkecuali saya yang diperintahkan untuk maju di Pilkada Bukittinggi. Karena saya diperintahkan oleh DPP, maka saya pulang dan maju sebagai walikota Bukittinggi dan saya ditargetkan harus menang di Bukittinggi,” ujar Taslim.

Jika terpilih nantinya, Taslim berencana akan mengajak warga Bukittinggi bersama-sama untuk membangun Kota Bukittinggi dan menyelesaikan segala macam persoalan Bukittinggi, terutama mengatasi permasalahan kebersihan, perparkiran, kemacetan dan permasalahan vital lainnya di Bukittinggi. [klikpositif]


posted by @Adimin

Irwan Prayitno - Nasrul Abit Pendaftar Pertama di KPU Sumbar

Written By @Adimin on Tuesday, July 28, 2015 | 4:25 AM




PADANG -- Pendaftaran calon kepala daerah untuk Pilkada serentak pada 9 Desember 2015 dibuka mulai 26 hingga 28 Juli 2015. Di Sumatra barat (Sumbar), pada hari kedua pendaftaran, calon incumbent Irwan Prayitno mendaftar bersama Nasrul Abit di Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.

Irwan yang menjabat sebagai Gubernur Sumatra Barat dan Nasul Abit sebagai Bupaati Pesisir Selatan (Pessel) mendaftarkan diri sebagai calon kepala daerah yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra. Pasangan calon kepala daerah ini menjadi peserta pertama yang mendaftarkan diri sebagai calon gubernur dan wakil gubernur di KPU Sumbar.

Ketua KPU Sumbar, Amnasmen mengatakan telah meminta kepada Bawaslu Sumbar untuk memeriksa dokumen-dokumen yang dibawa oleh pasangan calon kepala daerah ini. Dikatakannya, pasangan calon ini akan segera menjalani pemeriksaan kesehatan pada Selasa (28/7) esok.

"Keabsahan dan kelengkapan dokumen pendaftaran yang sudah diterima akan diumumkan pada 3 Agustus 2015," kata dia di Padang, Senin (27/7).

sumber: republika.co.id



posted by @Adimin

Koalisi PKS-Gerindra Usung Irwan Prayitno-Nasrul Abit di Pilgub Sumbar


Senin (27/7/2015), pasangan Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Sumatera Barat (Sumbar)-Bakal Calon (Balon) Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar, Irwan Prayitno-Nasrul Abit mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar. Kedatangan pasangan itu diantar pengurus partai politik pengusung, bersama tim sukses. (Drs. H. Nasrul Abit adalah Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat periode 2010-2015)

Pasangan yang diusung PKS dan Partai Gerindra itu sampai di KPU Sumbar sekitar pukul 09:50 WIB. Kedatangan petahanan itu disambut dengan suguhan sirih di Carano, sebagai ciri khas di Ranah Minang.

Kapolda Sumbar Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi (Pol) Bambang Sri Herwanto bersama Kapolresta Padang Komisaris Besar (Kombes) Polisi Wisnu Andayana secara langsung memantau proses pelaksanaan pendaftaran.

Sementara itu, pengamanan di sekitar KPU Jalan Pramuka Kota Padang, terlihat ketat yang sebelumnya dilaksanakan sterilisasi tempat pendaftaran.

Kapolda Sumbar Brigadir Jenderal Polisi Bambang Sri Herwanto memantau langsung proses pendaftaran calon gubernur untuk memastikaan prosesnya berjalan lancar dan aman. Komitmen Kapolda menjamin keamanan pelaksanaan pendaftaran, merupakan janji beliau saat meninjau proses simulasi pendaftaran pada Sabtu (25/7) lalu.

Sumber: obsessionnews.com




posted by @Adimin

Gubernur Sumbar Kembali Maju dalam Pilkada 2015


PADANG -- Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno kembali maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember mendatang. Irwan sebagai calon petahana, menggandeng Bupati Pesisir Selatan (Pessel) Nasrul Abit untuk maju sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumatra Barat.

"Karena ada tuntutan masyarakat yang datang pada saya, dan juga tuntutan para birokrat yang meminta saya maju kembali," kata Irwan usai mendaftar diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar, Senin (27/7).

Selain itu, lanjut dia, masih ada sejumlah tugas-tugas prioritas di Sumbar yang harus dituntaskan. Sehingga, Irwan mengatakan, atas pertimbangan-pertimbangan itulah dirinya memutuskan kembali maju dengan dukungan partai pengusung, yaitu PKS dan Partai Gerindra.

Irwan mengungkapkan, ia memilih Nasrul Abit lantaran sejumlah prestasi yang sudah ditorehkan oleh bupati yang sudah menjabat selama dua periode dan wakil bupati satu periode itu di Pesisir Selatan. Dikatakannya, beberapa waktu lalu, Pesisir Selatan tercatat sebagai daerah tertinggal. Namun, saat ini untuk bidang pendidikan, Pessel nomor satu di Sumbar. Termasuk, lanjut dia, prestasi lain di bidang ekonomi, serta pariwisata.

"Dulu orang di Sumbar yang dilirik adalah Bukittinggi sehingga membuat macet, saat ini, sudah ada dua alternatif, Bukittinggi dan Painan (Pesisir Selatan)," ujarnya.

Sementara itu, Nasrul Abit mengaku bersedia mendampingi Irwan Prayitno lantaran sosoknya yang soleh.

"Pertama kita ada 'adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'. Syarak berhubungan dengan keagamaan. Saya lihat figur beliau soleh, mudah-mudahan bisa menjadi panutan untuk kita," tutur Nasrul.

Selain itu, ia melanjutkan, selama ini perhatian Irwan fokus pada pemberdayaan masyarakat. Ia mencontohkan, lima daerah tertinggal di Sumbar tuntas dalam waktu lima tahun.

"Tugas kita, adalah bagaimana tiga daerah yang tertinggal bisa kita tuntaskan," jelasnya.
 
sumber: republika.co.id


posted by @Adimin

Wako Mahyeldi ‘Barirayo’ Bersama 150 Anak Yatim Piatu

Written By @Adimin on Tuesday, July 21, 2015 | 8:32 PM

 
PADANG – Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah dan isteri ‘barirayo’ (berlebaran-red) bersama 150 anak yatim piatu yang ada di Kota Padang. Dalam Hari Raya Idul Fitri 1436 H kemarin itu, selain menjalin silaturahim, anak-anak yatim piatu itu juga mencicipi aneka hidangan makanan dan minuman di Palanta kediaman Walikota Padang.

'Barirayo' bersama anak yatim piatu itu dilakukan pada hari kedua lebaran. Rombongan 150 anak yatim binaan Yayasan Lembaga Penyantun Anak Yatim Piatu Miskin Non Panti Asuhan, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Sumatera Barat itu tiba di kediaman Wako setelah shalat maghrib. Mereka disambut Wako Mahyeldi, Ny Harneli Bahar Mahyeldi dan seluruh keluarga.

Begitu tiba di Palanta, keseluruh anak yatim piatu langsung menikmati suguhan makanan dan minuman yang telah disediakan. Hidangan makanan seperti soto, sate, kebab, miso, surabi, dan lainnya mereka cicipi tanpa batasan. Mereka terlihat asyik cepak cepong sekenyang perut. “Silahkan mencicipi seluruh makanan yang ada, tetapi jangan bersisa karena itu mubazir,” kata Ny. Harneli Bahar Mahyeldi kepada seluruh anak yatim piatu.

Di depan seluruh anak binaan Ny. Harneli Bahar Mahyeldi menyebut bahwa bersilaturahim akan memperpanjang umur dan menambah rejeki. Niat utama digelarnya pertemuan dengan seluruh anak yatim piatu itu yakni selain berlebaran bersama juga untuk anak-anak bisa mencicipi makanan dan minuman yang ada. “Kami bersyukur bisa bertemu, mudah-mudahan mendapat berkah dan bantuan yang diberikan dapat bermanfaat, mungkin untuk pembeli buku,” tuturnya.

Sementara Ketua Yayasan, Zulkarnain Kamsya berujar bahwa anak binaan milik yayasan sudah ada yang menjadi mahasiswa undangan bidik misi SLTA. Anak binaan tersebut adalah Putri, diterima di Universitas Andalas. Putri merupakan anak binaan pada tahun 2009.

Wako Mahyeldi berpesan kepada seluruh anak yatim piatu untuk rajin belajar dan terus berprestasi. Karena saat ini tidak ada hambatan untuk tidak bersekolah. “Rajin-rajin belajar, shalat, puasa, baca Alquran, hormat kepada orangtua dan guru. Dengan itu insha Allah kebaikan untuk kita semua,” katanya di depan seluruh anak binaan.

Wako juga merespon positif keberadaan yayasan yang diketuai Zulkarnain Kamsya tersebut. Menurutnya, ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Kota Padang kepada anak-anak yang memiliki keterbatasan. “Ini menunjukkan masyarakat Kota Padang sangat peduli dan memiliki semangat kedermawanan. Mudah-mudahan apa yang dilakukan ini menjadi bagian yang diajarkan Rasulullah,” tukuk Wako.(Charlie) Teks foto: Ny. Harneli Bahar Mahyeldi dan Wako Mahyeldi Ansharullah memberikan bantuan kepada anak yatim piatu saat open house di kediamannya, Sabtu (18/7) malam. [Humas dan Protokol Kota Padang]


posted by @Adimin

Presiden PKS: Rangkul Semua Anak Bangsa dalam Penyelesaian Tolikara

Written By @Adimin on Sunday, July 19, 2015 | 2:18 PM

JAKARTA (19/7) – Insiden Tolikara, Papua, seperti dikirim Allah untuk menguji iman dan kebesaran hati Umat Islam di Indonesia pada Hari Raya Idul Fitri. Presiden PKS Anis Matta mendukung pendekatan hukum dibarengi usaha merangkul semua anak bangsa Indonesia dalam penyelesaian insiden tersebut.

“Saya sedih dan prihatin (atas insiden Tolikara), tetapi saya tidak akan mengomentari insiden ini dulu, mari kumpulkan informasi sampai semua jernih. Saya berdoa agar insiden ini dapat segera diselesaikan,” tulis Anis Matta melalui akun twitternya @anismatta, Sabtu (18/7).

Anis mengajak masyarakat Indonesia untuk memaknai dan mengambil hikmah Idul Fitri lebih dalam. Ia mengatakan makna Lebaran sebagai Hari Kemenangan bukanlah kemenangan manusia secara mutlak, melainkan semua karena izin Allah SWT.

“Hari Lebaran sering dimaknai sebagai Hari Kemenangan, tapi pada hari kemenangan itu kita kumandangkan takbir. Artinya ada yang lebih agung dan berkuasa dari usaha manusia, yaitu Allah Yang Maha Besar,” katanya.

Menurut Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2013 itu, setelah berjuang dengan ibadah soliter (seperti puasa, tarawih, I’tikaf) kaum muslimin dan muslimat merayakannya dalam semangat kolektif, yaitu sholat di lapangan dan saling bermaafan.

“Artinya kesalehan individual kita perlu dikonfirmasikan dengan tindakan sosial kita. Sesaleh apapun kita, selalu ada kemungkinan kita berbuat dosa terhadap orang lain,” ujar politisi asal Bone, Sulawesi Selatan itu.

Idul Fitri, lanjut Anis, juga mengajarkan kegembiraan dalam beragama. Dalam kegembiraan itu pula sepatutnya Umat Islam mendoakan saudara-saudara yang belum sepenuhnya bergembira di Hari Raya. Anis mengingatkan kondisi kaum muslim Rohingya di Myanmar dan pengungsian, kaum Uyghur di China yang ditekan rezim berkuasa, serta saudara-saudara muslim di belahan dunia lainnya.

“Mari kita bagi sebagian hati gembira kita untuk mereka. Saudara kita di Palestina, Irak, Syria, Mesir, Yaman, Libya, dan masih banyak lagi. Juga kaum muslim Indonesia yang masih didera kemiskinan atau bencana. Teriring doa semoga Allah meridhoi langkah kita selepas Idul Fitri ini,” pesannya.

Keterangan Foto: Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta.
  

[sumber: pks.id]


posted by @Adimin

Minta Umat Islam Tidak Terprovokasi, Ketua Fraksi PKS: Hukum Harus Ditegakkan




Jakarta (18/7) - Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini menilai penyerangan terhadap para jamaah salat Idul Fitri dan pembakaran rumah ibadah di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua menciderai demokrasi dan kebebasan beragama yang dijamin konstitusi. Jika tidak segera diatasi oleh aparat penegak hukum, tindakan tersebut dikhawatirkan akan berpotensi menyulut konflik yang lebih besar.


"Kami sangat prihatin, di tengah momentum bahagia dan saling memaafkan, ada sekelompok orang yang menciderai suasana kerukunan antar umat beragama yang telah terbangun baik di Papua," kata Jazuli di Jakarta, Sabtu (18/7).

Jazuli meminta aparat keamanan menegakkan hukum secara serius untuk mencegah ekses negatif yang lebih luas. Ia mendesak aparat segera mencari aktor intelektualnya, dan menindak tegas para pelakunya. Selain itu, Jazuli mendorong pihak yang berwenang memberi perlindungan bagi pemeluk agama, khususnya umat Islam, untuk beribadah berikut fasilitas rumah ibadahnya di wilayah Papua.

"Sebaliknya, saya berharap tokoh dan umat Islam tetap tenang. Mari percayakan pada penegak hukum untuk mengusutnya hingga tuntas," imbaunya.

Menurut Ketua DPP PKS ini, kunci penyelesaian dan mitigasi insiden Tolikara ada pada penegakan hukum yang tegas oleh aparat dan negara. Dengan demikian, lanjutnya, umat Islam sebagai korban memiliki kepastian hukum dan tidak tersulut tindakan provokatif dari pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang merusak suasana damai di bumi Papua.

Keterangan Foto: Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini.

[sumber: Humas Fraksi DPR RI]


posted by @Adimin

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno Tinjau Arus Mudik

Written By @Adimin on Thursday, July 16, 2015 | 1:02 AM


Padang, Pemudik yang masuk ke Sumatera Barat(Sumbar) melalui Bandar Udara Minangkabau(BIM), hingga H-3 sudah mencapai 10 ribu orang dan diprediksi akan terus meningkat. "10 ribu pemudik yang masuk melalui BIM itu dilayani oleh 38 penerbangan. Diprediksi, hingga hari H, arus mudik masih akan berlanjut," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat meninjau pos taktis(poskotis) lebaran di BIM, Selasa (14/7).

Ikut mendampingi rombongan itu, Polda Sumbar, Kadis Perhubungan, Kepala Cabang BI, Kepala Angkasa Pura II, Walikota Padang, Satpol PP Kota Padang. Menurut dia, untuk mengantisipasi arus mudik tersebut sejumlah maskapai telah menambah jumlah penerbangan menuju Sumbar.

"Informasi yang kita terima, Garuda Indonesia juga menambah penerbangan rute Jakarta-Padang dengan pesawat berbadan lebar yang daya angkutnya lebih banyak," katanya.
Dia berharap, penambahan jadwal penerbangan itu akan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik pada pemudik asal Sumbar.

Irwan Prayitno juga meninjau harga tiket Jakarta-Padang dari sejumlah maskapai di BIM.
"Untuk harga tiket masih sesuai dengan aturan batas bawah dan batas atas yang ditetapkan pemerintah. Mudah-mudahan hingga arus balik nanti, harga tiket akan bisa bertahan sesuai aturan," katanya.

Irwan Prayitno juga menyampaikan bahwa, banyak para perantau yang mendatangi Poskotis dengan menanyakan arah dan jalan kemana mereka akan mengunjungi sanak keluarganya. Berarti fungsi Poskotis telah memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama para pemudik yang datang ke Sumatera Barat.

Kepada masyarakat kita juga mengingatkan jika berpergian keluar kota juga memperhatikan, apakah rumah sudah terkunci, listik dan kompor sudah dimatikan. Jikapun ada lampu yang hidup agar juga memperhatikan lampu yang mana agar aman rumah ditinggalkan. Masyarakat juga diharapkan saling menjaga keamanan dan ketentraman lingkungan masing-masing, jika ada yang mencurigakan agar melapor kepada pihak-pihak terkait, sehingga kondisi yang aman dan nyaman itu dapat terselenggara dengan baik. Tanpa dukungan partisipasi masyarakat, aparat tentu tidak mampu memberikan pelayanan keamanan secara maksimal, himbaunya.

Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Amran dalam kesempatan itu mengatakan, batas bawah harga tiket Jakarta-Padang tidak di bawah Rp. 600 ribu dan batas atas tidak lebih dari Rp. 1.8 juta.

Selain poskotis di BIM, gubernur yang didampingi Kapolda Sumbar Brigjen Pol Bambang Sri Herwanto, Wali kota Padang dan sejumlah instansi terkait juga meninjau tiga pos taktis(poskotis) lebaran di Kota Padang.

Kapolda Sumbar Brigjen Pol Bambang Sri Herwanto mengatakan, pihaknya telah menyiagakan 3600 personil di seluruh Sumatera Barat untuk pengamanan lebaran.
"Mereka akan terbagi menjadi tiga shift agar pelayanan bisa maksimal selama 24 jam setiap hari," katanya.

Tidak hanya melihat kesiapan petugas di poskotis, gubernur Irwan Prayitno juga menyerahkan bantuan operasional untuk petugas, sebagai bentuk apresiasi pada mereka yang tetap memberikan pelayanan pada masyarakat dalam suasana lebaran. [pks.id]


posted by @Adimin

Wako Mahyeldi Dianugerahi Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan

Written By @Adimin on Tuesday, July 14, 2015 | 9:14 AM


KUPANG – Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah dianugerahi tanda kehormatan Satya Lencana Pembangunan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (12/7) kemarin. Tanda kehormatan ini diberikan langsung oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dalam acara puncak peringatan Hari Koperasi ke-68 di Halaman Rumah Jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur.

Diberikannya tanda kehormatan Satya Lencana Pembangunan itu karena Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah dianggap berhasil dan mampu memajukan serta mensejahterakan masyarakat di daerahnya. Selain itu, Wako Mahyeldi dinilai berhasil dalam mengurangi angka pengangguran lewat program-program di bidang koperasi yang akan dan sedang diterapkan.

Usai menerima tanda kehormatan itu, Wako Mahyeldi terlihat begitu haru dan berucap syukur. Menurutnya, Satya Lencana Pembangunan ini adalah hasil kerjakeras bersama antara Pemerintah Kota Padang, Dinas Koperasi dan UMKM serta masyarakat Kota Padang. “Koperasi telah mengajarkan kita semangat kebersamaan dan kolaborasi. Koperasi juga telah mengajarkan kita bagaimana mengembangkan pembangunan dan kesuksesan bernegara,” katanya.

Wako menyebut, dalam situasi saat ini tantangan begitu berat. Perekonomian juga menurun. Tentunya semangat kebersamaan yang diajarkan koperasi itu penting terus digelorakan dan ditumbuhkan dalam menghadapi situasi tersebut. Wako menilai, koperasi telah teruji selama ini. Saat terjadi krisis ekonomi tahun 1997 silam, koperasi mampu menjadikan perekonomian Indonesia bertahan. “Untuk itu tidak ada pilihan lain bagi kita ke depan bagaimana memperkuat dan memperkokoh koperasi dalam rangka menguatkan ekonomi masyarakat dan berjuang demi kesejahteraan bangsa. Dalam koperasi, dengan semangat kebersamaan, ekonomi dapat meningkat dan masyarakat sejahtera,” tambah Wako.

Sementara, Wapres Jusuf Kalla menyebut, koperasi menjadi bagian penting bagi bangsa Indonesia. Semangat kebersamaan yang diajarkan koperasi dibutuhkan bangsa Indonesia agar diperoleh efisiensi dan tumbuh dengan kebersamaan. “Kerjasama koperasi akan dapat memudahkan dan memajukan bangsa,” terangnya.

Pada peringatan Hari Koperasi ke 68 ini, Wapres menekankan perlunya evaluasi bagi koperasi yang tersebar di Indonesia. Jumlah koperasi terus berkembang pesat. Dari 200 ribu koperasi yang ada, hanya sekitar 70 persen yang aktif. “Tidak semua yang 200 ribu itu yang aktif, masih ada terdapat koperasi ‘stempel’,” ujarnya.

Wapres menyebut, koperasi merupakan kegiatan bersama. Usaha bersama dengan dasar kekeluargaan. Tentunya perlu upaya bagaiamana meningkatkan jumlah koperasi. “Koperasi punya tantangan besar, seperti tantangan waktu dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Dalam ulangtahun ini kita patut mengevaluasi apa yang belum kita kerjakan, bukan apa yang kita dapat,” sebut Wapres yang disambut tepukan riuh seluruh undangan yang hadir.

Wapres mengimbau kepada seluruh pendiri koperasi untuk mengembangkan koperasi sesuai asas koperasi itu sendiri serta bekerjasama untuk kemajuan dan kesejahteraan semua. “Kebersamaan adalah kekuatan. Kekuatan itulah yang dapat bersaing dengan apapun,” tukuk Jusuf Kalla. Di Sumatera Barat, penerima Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan tahun ini hanya didapat dua kepala daerah saja. Yakni Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni. [humas dan protokol kota padang]


posted by @Adimin

Menengok Gubernur di Penghujung Ramadhan: Itikaf, Sahur Bareng Anak Cucu di Mushalla


Suara merdu melantun di mushalla kecil di belakang rumah dinas Gubernur Sumbar di Jalan Sudirman. Suara itu milik sang Gubernur, Irwan Prayitno. Tapi, IP, panggilan akrab Irwan tidak sedang berdendang. Album keduanya sudah di-launching beberapa pekan lalu. IP sedang mengaji. Ya, itulah aktivitas rutinnya di penghujung Ramadhan. 

Seperti Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, IP menghabiskan malam-malam di penghujung bulan suci dengan beritikaf. “Ya, sejak malam ke-20 Ramadhan. Sesuai yang dianjurkan Rasulullah saw untuk mengisi malam-malam di penghujung Ramadhan dengan memperbanyak ibadah,” ujar IP. 

IP tak sendiri beritikaf. Ia membawa serta anak, istri dan anggota keluarga lainnya. Jadi, setiap malam aktivitas keluarga gubernur itu berpindah dari rumah dinas ke mushala kecil di sebelahnya. Kebersamaan mereka larut dalam lantunan asma-asma Allah SWT. 

Kegiatan itikaf dimulai setelah salat Tarawih. Sepanjang malam, mushala kecil di rumah dinas gubernur atau yang lebih dikenal sebagai gubernuran itu penuh dengan aktivitas ibadah. Ada salat malam, zikir terutama sekali qira’ah Quran. Aktivitas ibadah di malam Ramadhan itu berakhir setelah ceramah subuh. 

Dipilihnya mushala kecil di rumah dinas gubernur itu sebagai tempat itikaf tak terlepas dari alasan efektivitas. Tempat itu yang terdekat dari keluarga IP. Biasanya, sebelum jadi gubernur, IP dan keluarga beritikaf di masjid yang ada dalam lingkungan Perguruan Islam Adzkia di Taratak Paneh, Paang. Itu kalau kebetulan IP berada di Padang dekat dengan rumah orang tuanya yang bersebelahan dengan komplek Adzkia. Ketika masih menjadi anggota DPR, ia lebih banyak beraktivitas di Jakarta, termasuk menjalani ibadah Ramadhan di sana.

Itikaf adalah aktivitas yang dianjurkan di penghujung Ramadhan. Irwan sendiri berharap Ramadhan kali ini setiap kaum muslimin mendapatkan rahmat, ampunan dari Allah dan predikat takwa. “Semoga Ramadhan kali ini kita mendapatkan maghfiroh, rahmat dan berkah takwa,” ujar Irwan.

Ketika menjadi gubernur, kebiasaan IP beritikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan tetap berlanjut. Sepanjang malam dihabiskan beritikaf di mushala, besoknya IP tetap melaksanakan kegiatan sebagai gubernur seperti biasanya. 

“Masih di perjalanan, sedang di Lembah Anai. Barusan dari Padangpanjang,” ujar IP suatu ketika mengabarkan keberadaannya. 

Tak ada gurat lelah di wajahnya. Dalam keadaan berpuasa dan sebelumnya beritikaf semalaman, langkah IP tetap agresif. Tak ada aktivitasnya berkurang.

Dalam sehari, ia bisa melaksanakan kegiatan di banyak tempat. Tak hanya kegiatan rutin pemerintahan, IP juga rajin memenuhi undangan masyarakat. Dari undangan organisasi, pengurus masjid, hingga undangan sekolah pun dipenuhi. 

“Kalau sedang mendampingi Pak IP mesti siapkan fisik yang prima,” ujar salah seorang staf yang biasa mendampingi Irwan. [Singgalang 14 Juli 2015]


posted by @Adimin

Islamisasi Pemikiran di Bulan Ramadhan

Written By @Adimin on Saturday, July 11, 2015 | 7:49 PM


Bulan suci Ramadlan merupakan momentum tepat untuk membersihkan virus-virus pemikiran. Termasuk virus liberal dan pluralism agama

SALAH satu produk dari sekularisasi pemikiran adalah pemisahan antara ilmu dan agama. Ilmu pengetahuan tidak dikaitkan dengan agama. Agama tidak mendapatkan tempat dalam proses pengetahuan. Akibatnya adalah, agama tidak menjadi parameter untuk mengukur benar dan salahnya suatu pengetahuan. Inilah salah satu wujud liberalisasi pemikiran.

Liberalisasi pemikiran dan agama cenderung menggiring kepada penistaan dan desakralisasi agama. Sebab, sekularisasi membenci ajaran agama. Seseorang yang membenci agama hatinya terkotori oleh hawa nafsu dan jauh dari Allah. Bentuk-bentuk penghujatan itu bervariasi, mulai menghujat al-Qur’an hingga melegalkan perkawinan sejenis. Jika diamati, penistaan-penistaan terhadap ajaran Islam lebih terkesan emosional, mengumbar nafsu kebencian daripada kesan akademik dan intelek.

Banyak di antara hujatan aktivis liberal yang telah terekam media. Ada yang pernah mengatakan bahwa al-Qur’an telah mengalami copy-editing yang dilakukan sahabat. Wujud al-Qur’an bukan murni kalamullah. Seorang aktivis menulis bahwa Islam adalah ajaran oplosan, campuran berbagai ajaran agama-agama. Ada cendekiawan muda yang menista keagungan Allah sambil mengatakan “Memuja matahari itu jauh lebih penting dari memuja selainnya.  Dia selalu memberi kita pagi yang indah ini”.

Jadi, Liberalisasi dan sekularisasi sesungguhnya tidak menididik intelektual kaum Muslim, tapi membuka kran pemikiran yang tidak bermoral. Problemnya kembali kepada hati dan pikiran yang tidak bersih dari konsep-konsep pemikiran asing. Karena mereka berdiri menentang hukum Allah. Kadangkala umat Islam tidak tersadar mendukung kampanye sekularisasi. Oleh sebab itu, hati dan pemikiran yang sekular harus diobati dengan membersihkan dari hawa nafsu, untuk lebih dekat kepada Allah.

Bulan suci Ramadlan merupakan momentum tepat untuk membersihkan virus-virus pemikiran. Ramadlan merupakan ‘madrasah’ untuk membersihkan hati manusia dan membakar (ramadl) kotoran dosa dan nafsu. Ia juga disebut bulan ilmu. Di bulan suci ini Allah subhanahu wa ta’ala  untuk pertama kali menyeru manusia untuk membaca (iqra’) melalui ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammadshalallahu ‘alaihi wa sallam. Pembersihan hati diproses melalui aktifitas keilmuan.

Bulan ini layaknya madrasah yang dipersiapkan untuk mencetak individu-individu beradab (insan adabi). Suasana bulan suci dengan semarah ibadah dan mengaji sangat mendukung untuk melakukan proses islamisasi pemikiran. Masyarakat muslim biasanya lebih taat ibadah pada bulan ini. Kemaksiatan juga relatif berkurang. Oleh karena itu, aktifitas ini melibatkan pemikiran sekaligus hati. Karena dalam Islam, ilmu harus dikaitkan dengan iman. Proses pembersihan ini dapat disebut ‘Islamisasi’. Islamisasi adalah pembebasan jiwa dan pikiran manusia dari unsur kebudayaan dan ajaran yang berlawanan dengan Islam.

Jiwa yang Islami menurut Syed Naquib al-Attas adalah jiwa yang akal dan bahasanya tidak terkungkung oleh mitos, animisme dan budaya sekularisme. Setelah dilakukan pembersihan terhadap unsur asing itu, maka jiwa dan pikiran dimasuki unsur-unsur Islam. Mengembalikan hati untuk kembali beriman, membersihkan pemikiran untuk patuh kepada syariat Allah. Di bulan Ramadlan, umat Islam dilatih melawan hafwa nafsu. Terutama nafsu yang menentang hukum Allah.

Islamisasi pemikiran berarti memperbaiki iman. Ilmu yang dimiliki seorang Muslim harus berdimensi iman. Mindset pemikiran harus ditimbang dengan keyakinan asas dalam Islam, seperti faham tentang Allah, konsep manusia, konsep hidup, konsep jiwa dan faham-faham kunci lainnya. Karena berdimensi iman, maka epistemologi Islam selalu bertaut dengan teologi secara dinamis.

Problem-problem pemikiran seperti maraknya ideologi pluralisme, feminisme, relativisme, sekularisme, dan lain-lain merupakan problem keyakinan. Keyakinan dan hati yang rusak tidak mampu mengontrol pemikiran dan prilakuknya untuk menentang hukum Allah.

Oleh sebab itu, tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa) dapat disebut juga proses tazkiyatu al-fikr (pembersihan pemikiran) sekaligus pembersihan iman. Dengan demikian, langkah mengislamkan pemikiran yang pertama-tama perlu dilakukan adalah dengan mengikuti petunjuk riyadlah al-nafs (melatih jiwa melawan hawa nafsu) seperti yang dijelaskan oleh imam al-Ghazali dalam kita Ihya’ Ulumuddin. Keyakinan-keyakinan materialistik dalam hati harus dibersihkan. Sebab, hati dan pikiran itu mengontrol dan membentuk perilaku. Beradab atau bi-adabnya perilaku dipengaruhi oleh bersih dan kotornya jiwa.

Jadi, Ramadlan adalah ‘madrasah’ untuk mengislamkan jiwa dan pikiran. Jiwa dan pikiran yang Islami,  yaitu yang bersih, selalu patuh dan tunduk kepada syariat Allah, beradab, bermoral dan terbebas dari kekuasaan nafsu untuk membenci agama. Jiwa dan pikiran yang patuh kepada-Nya terisi nilai-nilai suci, tiada nilai lain kecuali nilai Islam dan kebenaran.
 
Ramadhan sengaja menjadi tempat untuk mencetak jiwa-jiwa Islami, bukan jiwa yang sekular. Perbanyaklah ibadah, sering-seringlah mengikuti kajian ilmu. Sekali-kali jangan beri kesempatan nafsu untuk menguasai jiwa selama bulan puasa. Jika seusai Ramadlan jiwa kita tetap sekular, maka kita gagal beribadah puasa Ramadlan. Maka, siapkanlah diri sejak sekarang


Oleh: Ahmad Kholili Hasib
posted by @Adimin

Keluarga Besar PKS Rangkul Warga Padang

Written By @Adimin on Friday, July 10, 2015 | 11:47 PM



Padang - Kelurga besar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Padang berbuka puasa bersama dengan warga di sekitar kantor DPD PKS Padang di Jalan Kis Mangunsarkoro Padang, kemarin (10/7). Hadir juga Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah yang merupakan kader PKS, serta anggota DPR RI Hermanto.

Ketua DPD PKS Padang, Muhidi menyebutkan, buka bersama yang di laksanakan, jumat (10/7) ini merupakan agenda rutin. "Ini wujud kebersamaan PKS dengar warga sekitar. Tak ada hubungan agenda politik," ujar Muhidi.

Muhidi yang juga wakil ketua DPRD Padang ini menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan warga selama ini. Dalam kebersamaan PKS dengan warga sekitar berjalan dengan baik.
Sehubungan dengan Idul Fitri yang sudah dekat, Muhidi juga menyampaikan permohonan maaf. "Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga di penghujung Ramadhan ini kita mendapatkan keberkahan takwa,"tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Padang, Mahyeldi dalam kesempatan itu menginformasikan berbagai program-program Pemko Padang, terutama sepuluh program unggulan wali kota. Salah satu program tersebut adalah asuransi untuk warga miskin. "Banyak program yang memang diperuntukkan untuk masyarakat. Jadi masyarakat perlu tahu program-program yang dilaksanakan Pemko, "ujar Mahyeldi.

Buka bersama PKS dengan warga ini berlangsung penuh kekeluargaan. Sejumlah warga pun dalam kesempatan terbuka berdialog langsung dengan Wali Kota Mahyeldi. [padek]


posted by @Adimin

I’tikaf, Menemukan Kesejatian Diri

Written By @Adimin on Wednesday, July 8, 2015 | 8:01 PM

Diambil dari Buku Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M. Anis Matta - Keajaiban I’tikaf (Menemukan Kesejatian Diri)
Kita sudah relatif jauh berjalan. Banyak yang sudah kita lihat dan yang kita raih. Tapi banyak yang masih kita keluhkan: rintangan yang menghambat, goncangan yang melelahkan fisik dan jiwa, suara-suara gaduh yang memekakkan telinga dari mereka yang mengobrol tanpa ilmu, dan tikungan-tikungan tajam yang menegangkan. Sementara, banyak pemandangan indah yang terlewatkan dan tak sempat kita potret. Dan masih banyak lagi.

Jadi, mari kita berhenti sejenak disini! Ber’itikaf. Kita memerlukan saat-saat itu: saat dimana kita membebaskan diri dari rutinitas yang mengurangi kepekaan spiritual; saat dimana kita melepaskan sejenak beban kehidupan yang selama ini kita pikul dan mungkin menguras stamina kita.

Kita memerlukan saat-saat seperti itu, karena kita perlu membuka kembali peta perjalanan kita; melihat-lihat jauhnya jarak yang telah kita tempuh dan sisa perjalanan yang masih harus kita lalui; menengok kembali hasil-hasil yang telah kita lalui; meneliti rintangan yang mungkin menghambat laju pertumbuhan kita; memandang ke alam sekitar karena banyak aspek dari lingkungan strategis kita telah berubah.

I’tikaf kita butuhkan untuk dua keperluan. Pertama, untuk memantau keseimbangan antara berbagai perubahan pada lingkungan strategis dengan kondisi internal dakwah serta laju pertumbuhannya. Yang ingin dicapai dari upaya ini adalah memperbarui dan mempertajam orientasi kita; melakukan penyelarasan dan penyeimbangan berkesinambungan antara kapasitas internal dakwah, peluang yang disediakan lingkungan eksternal, dan target-target yang dapat kita raih.

Kedua, untuk mengisi ulang hati kita dengan energi baru sekaligus membersihkan debu-debu yang melekat padanya selama menapaki jalan dakwah. Yang ingin kita raih adalah memperbarui komitmen dan janji setia kita kepada Allah SWT bahwa kita akan tetap tegar menghadapi semua tantangan; bahwa yang kita harap dari semua ini hanyalah ridha-Nya.

Karena itu, i’tikaf harus menjadi tradisi yang semakin kita butuhkan ketika perjalanan hidup sudah semakin jauh. Tradisi i’tikaf ini harus kita lakukan dalam dua tingkatan; individu atau jamaah. Pada tingkatan individu, tradisi ini dikukuhkan melalui kebiasaan merenungi, menghayati, dan menyelami telaga akal kita untuk menemukan gagasan baru yang kreatif, matang, dan aktual di samping kebiasaan muhasabah, memperbarui niat, menguatkan kesadaran dan motivasi, serta memelihara kesinambungan semangat jihad.

Kalau ada pemaknaan yang aplikatif terhadap hakikat kekhusyukan yang disebutkan Al-Qur’an, maka ini salah satunya. Penghentian seperti inilah yang mewariskan kemampuan berpikir strategis, penghayatan emosional yang menyatu secara kuat dengan kesadaran dan keterarahan yang senantiasa terjaga di sepanjang jalan dakwah yang berliku dan curam.

Maka, Allah SWT mengatakan, “Belumkah datang saat bagi orang-orang beriman untuk mengkhusyukan hati dalam mengingat Allah dan dalam (menjalankan) kebenaran yang diturunkan. Dan bahwa hendaklah mereka tidak menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan Alkitab sebelumnya (dimana) ketika jarak antara mereka (dengan sang rasul) telah jauh, maka hati-hati mereka jadi keras, dan banyak dari mereka jadi fasik.” (QS Al Hadid: 16).

Di masa Islam, Allah mensyariatkan i’tikaf sepuluh hari terakhir pada setiap Bulan Ramadhan. Begini pula akhirnya kita memahami mengapa majelis-majelis kecil para sahabat Rasulullah SAW di masjid atau di rumah-rumah berubah menjadi wacana merawat kesinambungan iman dan semangat jihad. Maka ucapan mereka, kata Ali bin Abi Thalib, adalah dzikir, dan diam mereka adalah perenungan.

Tradisi inilah yang hilang di antara kita, sehingga diam kita berubah jadi imajinasi yang liar, ucapan kita kehilangan arah dan makna. Maka, dakwah kehilangan semua yang ia butuhkan berupa pikiran-pikiran baru yang matang dan brilian, kesadaran yang senantiasa melahirkan kepekaan, dan semangat jihad yang tak pernah padam di sepanjang jalan dakwah yang jauh dan berliku. [pks.id]

posted by @Adimin

Gubernur Sumbar Makan Sahur Bersama Keluarga Sederhana

PADANG (5/7) - Masrizal, salah seorang warga Kampung Tampat Durian, Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), terlihat kaget sekaligus gembira. Ia tidak menyangka dikunjungi orang nomor satu di Sumbar, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Bahkan, Gubernur bersama rombongan antara lain Wakil Walikota Padang, Emzalmi, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Edi Hasymi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Ekal Lusti serta Camat Kuranji Salisma makan sahur bersama dengan keluarga yang dikaruniai tiga anak itu.
Di dalam rumah berlantai tanah berukuran 7 kali 8 meter, kelurga bersahaja itu menghabiskan waktu santap sahur bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan rombongan singgah sahur Pemko Padang, meskipun sederhana dengan duduk bersila di teras rumah yang sangat sempit.
Singgah Sahur Pemerintah Kota Padang sudah menjadi program rutin sejak Ramadhan 1435 Hijriah. Namun, berbeda dengan pelaksanaan kegiatan singgah sahur sebelumnya. Singgah sahur Ahad (5/7) dini hari dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, yang sengaja menyempatkan diri untuk melihat kondisi warga.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, kegiatan singgah sahur bukan sekedar program mengunjungi masyarakat, melainkan juga menyalurkan bantuan berupa bedah rumah dengan nilai Rp20 juta, beserta sejumlah bantuan lain seperti uang bea siswa sekolah dan permodalan usaha.
“Kunjungan tim ini bukan sekedar membawa makan sahur untuk dimakan bersama-sama. Tim membawa bantuan berupa bedah rumah. Ada juga bantuan Kelompok Usaha Bersama (Kube) dari Dinas Sosial, yang diberikan untuk istri pak Masrizal ini,” kata Irwan Prayitno.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Walikota Padang Emzalmi mengatakan, program bedah rumah telah dilaksanakan sejak tahun 2014 lalu. Sejak program berjalan sudah 600 unit rumah warga yang diperbaiki yang tersebar di sejumlah Kecamatan.
Tahun ini Pemerintah Kota Padang menargetkan program bedah rumah untuk 1000 unit yang tidak layak huni dan dilakukan secara bertahap.
“Kriteria tempat tinggal warga yang dibantu diperbaiki yakni rumah yang tidak layak ditinggali secara teknis maupun kesehatan, seperti lantai masih tanah dan dinding dari papan seadanya. Tahun ini kita akan bedah seribu rumah bertahap. Sampai 2019 program ini tetap dijalankan, hingga tidak ada lagi rumah tidak layak huni,” ujar Emzalmi.
Sementara itu, pasangan suami isteri itu mengaku terkejut dikunjungi Gubernur Sumbar bersama Wakil Walikota Padang Emzalmi beserta rombongan singgah sahur Pemko Padang, mengingat sebelumnya keluarga itu tidak mendapat pemberitahuan secara lisan maupun tulisan akan dikunjungi orang nomor satu di Sumbar. Laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan dan isterinya Evayanti sebagai pedagang keripik, tidak mampu berucap banyak selain melontarkan kata senang dan bahagia, karena ternyata masih ada perhatian pemerintah terhadap warganya yang hidup dalam kondisi susah.
“Terkejut, kaget. Tiba-tiba datang Pak Gubernur. Alhadullilah ada bantuan bedah rumah ini. Saya hanya tukang, kadang dapat kerjaan, kadang liburnya panjang. Bagi saya mengumpulkan uang untuk memperbaiki rumah susah, apalagi ada kebutuhan untuk anak juga,” ujar Masrizal.
Pria berusia 39 tahun itu berharap, tempat tinggalnya akan selesai dibedah sebelum Idul Fitri, sehingga di hari Lebaran, keluarganya dapat merayakan hari kemenangan, tinggal di rumah yang layak, yang sejak lama diimpikan namun tak kunjung terwujud karena keterbatasan pembiayaan.
Sumber: http://obsessionnews.com

posted by @Adimin

Wako Ingin Padang Jadi Kota Penghafal Alquran

Written By @Adimin on Tuesday, July 7, 2015 | 6:53 PM


PADANG – Kota Padang tidak hanya diharapkan sebagai kota yang sukses dalam pembangunan dan masyarakatnya, akan tetapi juga sebagai kota yang sukses dalam keagamaan. Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah bertekad Padang ke depannya menjadi kota penghafal Alquran.

“Mudah-mudahan Padang ke depan menjadi kota penghafal Alquran, kita berharap masyarakat senantiasa memberi dukungan,” kata Wako saat membuka Mukhayam Quran Terpadu (MQT) I yang diselenggarakan Rumah Tahfidz Baitul Quran di jalan Jakarta, Siteba, Padang, Senin (6/7).

Langkah untuk menjadikan Padang sebagai kota penghafal Alquran sudah terlihat sejak beberapa tahun ini. Dimulai dengan digelarnya Pesantren Ramadhan serta menjadikan seluruh siswa didik di Padang hafal Alquran sejak dini. Wako mengaku cukup senang melihat perkembangan Kota Padang. Langkah dan upaya untuk menjadikan Padang sebagai kota melek Alquran telah dilakukan seperti kegiatan ‘one day one juz’ dan sebagainya. “Target kita setiap siswa tamat Sekolah Dasar (SD) mampu hafal satu juz Alquran. Sebab kita ingin di Padang ini hadir para penghafal Alquran dan penghafal Alquran itu adalah calon penghuni surga,” ujar Wako Mahyeldi.

Seperti diketahui selama ini, Alquran telah menjadi variabel prestasi bagi siswa untuk diterima di sekolah-sekolah. Mereka yang mampu membaca dan hafal Alquran sebanyak 30 juz diberi kesempatan memilih sekolah yang diinginkan. “Pada umumnya anak yang cerdas adalah anak yang hafal Alquran,” tambah Wako.

Terkait Mukhayam Quran Terpadu (MQT) I yang diselenggarakan Rumah Tahfidz Baitul Quran, Wako Mahyeldi cukup menyambut baik kegiatan tersebut. “Mudah-mudahan ini bagian untuk mendorong masyarakat baca, hafal dan pahami Alquran,” katanya.

Sementara, Kepala Rumah Tahfidz Baitul Quran Rezki Rahmadani menyebut kegiatan Mukhayam Quran Terpadu (MQT) I merupakan upaya untuk menjadikan santri hafal Alquran. Pada MQT I ini sebanyak 24 santri ikut terlibat. “Kita berharap selama tiga hari pelaksanaan MQT ini seluruh santri hafal setengah juz Alquran,” terangnya. [Humas dan Protokol Kota Padang]


posted by @Adimin
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger