Home » , » Memenuhi Janji, Melapangkan Jalan ke Surga

Memenuhi Janji, Melapangkan Jalan ke Surga

Written By @Adimin on Sunday, January 4, 2015 | 7:56 PM


ADA banyak yang protes ketika tunjangan sertifikasi tidak keluar-keluar. Protesnya macam-macam, mulai dari cemberut, hilang gairah kerja, marah dan "berceramah" entah kepada siapa lengkap dengan dalil-dalilnya.

Ada yang dengan lantang berkata: "Kata Rasulullah, upah itu harus dibayarkan sebelum keringat pekerja itu kering. Lha, ini sudah tiga bulan gak keluar-keluar. Katanya ummatnya Nabi, kok begini?"

Pegawai honorer yang belum sertifikasi menjawab enteng: "Ya mungkin karena kamu tidak keringatan, kerja di ruang ber AC, jadi bingung dikeluarnya harus kapan." Suasana mencekam, dan terdiam, sunyi dan senyap.

Sahabat dan saudaraku. Benar Rasulullah. Semua pekerja itu adalah manusia yang punya pengharapan dan perencanaan kehidupannya masing-masing. Apa yang menjadi haknya, berikanlah sebelum mereka menuntut. Membahagiakan mereka adalah membahagiakan diri kita dan orang lain di sekitar mereka. Bayangkan kalau hak kita yang tertahan, bagaimana perasaan kita.

Hak pekerja itu bukan hanya gaji yang telah ditetapkan sebagai bayaran kerja mereka, melainkan juga sejumlah janji (termasuk bonus) yang disampaikan kepada mereka.

Jangan mudah berjanji kalau tidak akan ditepati. Orang yang diberikan janji, sangat mungkin telah membangun angan dan rencana di atas janji-janji itu. Betapa sakit hati mereka jika harapan dan angan itu hancur karena pengingkaran janji.

Tirulah Rasulullah yang tidak pernah mengingkari janji. Menurutnya, salah satu ciri orang munafiq adalah orang yang suka mengingkari janji. Berbahagia bersama sungguh merupakan sesuatu yang mulia dan terhormat, berbahagia di atas derita orang lain sungguh merupakan sesuatu yang hina. Mari penuhi hak orang lain, janji kita pada orang lain

hidayatullah 

ADA banyak yang protes ketika tunjangan sertifikasi tidak keluar-keluar. Protesnya macam-macam, mulai dari cemberut, hilang gairah kerja, marah dan "berceramah" entah kepada siapa lengkap dengan dalil-dalilnya.

Ada yang dengan lantang berkata: "Kata Rasulullah, upah itu harus dibayarkan sebelum keringat pekerja itu kering. Lha, ini sudah tiga bulan gak keluar-keluar. Katanya ummatnya Nabi, kok begini?"

Pegawai honorer yang belum sertifikasi menjawab enteng: "Ya mungkin karena kamu tidak keringatan, kerja di ruang ber AC, jadi bingung dikeluarnya harus kapan." Suasana mencekam, dan terdiam, sunyi dan senyap.

Sahabat dan saudaraku. Benar Rasulullah. Semua pekerja itu adalah manusia yang punya pengharapan dan perencanaan kehidupannya masing-masing. Apa yang menjadi haknya, berikanlah sebelum mereka menuntut. Membahagiakan mereka adalah membahagiakan diri kita dan orang lain di sekitar mereka. Bayangkan kalau hak kita yang tertahan, bagaimana perasaan kita.

Hak pekerja itu bukan hanya gaji yang telah ditetapkan sebagai bayaran kerja mereka, melainkan juga sejumlah janji (termasuk bonus) yang disampaikan kepada mereka.

Jangan mudah berjanji kalau tidak akan ditepati. Orang yang diberikan janji, sangat mungkin telah membangun angan dan rencana di atas janji-janji itu. Betapa sakit hati mereka jika harapan dan angan itu hancur karena pengingkaran janji.

Tirulah Rasulullah yang tidak pernah mengingkari janji. Menurutnya, salah satu ciri orang munafiq adalah orang yang suka mengingkari janji. Berbahagia bersama sungguh merupakan sesuatu yang mulia dan terhormat, berbahagia di atas derita orang lain sungguh merupakan sesuatu yang hina. Mari penuhi hak orang lain, janji kita pada orang lain - See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2151573/memenuhi-janji-melapangkan-jalan-ke-surga#sthash.8he6DGQY.dpuf


posted by @Adimin
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger