Slider

Blog Archive

Powered by Blogger.
Latest Post

10 Kerusakan Dalam Perayaan Tahun Baru

Written By @Adimin on Sunday, December 30, 2012 | 10:04 PM


Alhamdulillah, Segala puji hanya milik Allah, Rabb yang memberikan hidayah demi hidayah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman. Manusia di berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun. Namun bagaimanakah pandangan Islam -agama yang hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan merayakannya diperbolehkan? Semoga artikel yang singkat ini bisa menjawabnya.

Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]
Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru ini terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir.
Berikut adalah beberapa kerusakan akibat seorang muslim merayakan tahun baru.
Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan ‘Ied (Perayaan) yang Haram
Perlu diketahui bahwa perayaan (‘ied) kaum muslimin ada dua yaitu ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan,
كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى
“Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, ‘Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha.’”[2]
Namun setelah itu muncul berbagai perayaan (‘ied) di tengah kaum muslimin. Ada perayaan yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar meniru-niru orang kafir. Di antara perayaan yang kami maksudkan di sini adalah perayaan tahun baru Masehi. Perayaan semacam ini berarti di luar perayaan yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan yang lebih baik yang Allah ganti. Karena perayaan kaum muslimin hanyalah dua yang dikatakan baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.
Perhatikan penjelasan Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’, komisi fatwa di Saudi Arabia berikut ini:
Al Lajnah Ad Da-imah mengatakan, “Yang disebut ‘ied atau hari perayaan secara istilah adalah semua bentuk perkumpulan yang berulang secara periodik boleh jadi tahunan, bulanan, mingguan atau semisalnya. Jadi dalam ied terkumpul beberapa hal:
  1. Hari yang berulang semisal idul fitri dan hari Jumat.
  2. Berkumpulnya banyak orang pada hari tersebut.
  3. Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari itu baik berupa ritual ibadah ataupun non ibadah.
Hukum ied (perayaan) terbagi menjadi dua:
  1. Ied yang tujuannya adalah beribadah, mendekatkan diri kepada Allah dan mengagungkan hari tersebut dalam rangka mendapat pahala, atau
  2. Ied yang mengandung unsur menyerupai orang-orang jahiliah atau golongan-golongan orang kafir yang lain maka hukumnya adalah bid’ah yang terlarang karena tercakup dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
    Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami ini padahal bukanlah bagian dari agama maka amal tersebut tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Misalnya adalah peringatan maulid nabi, hari ibu dan hari kemerdekaan. Peringatan maulid nabi itu terlarang karena hal itu termasuk mengada-adakan ritual yang tidak pernah Allah izinkan di samping menyerupai orang-orang Nasrani dan golongan orang kafir yang lain. Sedangkan hari ibu dan hari kemerdekaan terlarang karena menyerupai orang kafir.”[3] -Demikian penjelasan Lajnah-
Begitu pula perayaan tahun baru termasuk perayaan yang terlarang karena menyerupai perayaan orang kafir.
Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir
Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ » . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ « وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ »
Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“[4]
Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ . قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” [5]
An Nawawi -rahimahullah- ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, “Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dziro’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal kekufuran. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.”[6]
Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa yang beliau katakan memang benar-benar terjadi saat ini. Berbagai model pakaian orang barat diikuti oleh kaum muslimin, sampai pun yang setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan tahun baru ini.
Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh).
Beliau bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” [7]
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh) ini terjadi dalam hal pakaian, penampilan dan kebiasaan. Tasyabbuh di sini diharamkan berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma’).[8]

Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru
Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir dan merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil ada yang mensyari’atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun. “Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama’ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya”, demikian ungkapan sebagian orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum muslimin, lantas kenapa harus disyari’atkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana nanti akan kami utarakan.
Jika ada yang mengatakan, “Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak bermanfaat, mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat kita baik.”
Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Mas’ud ketika dia melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas’ud,
وَاللَّهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا أَرَدْنَا إِلاَّ الْخَيْرَ.
Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.”
Ibnu Mas’ud lantas berkata,
وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ
Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.” [9]
Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga mengikuti contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah.

Kerusakan Keempat: Terjerumus dalam Keharaman dengan Mengucapkan Selamat Tahun Baru 
Kita telah ketahui bersama bahwa tahun baru adalah syiar orang kafir dan bukanlah syiar kaum muslimin. Jadi, tidak pantas seorang muslim memberi selamat dalam syiar orang kafir seperti ini. Bahkan hal ini tidak dibolehkan berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma’).
Ibnul Qoyyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya.” Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.
Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.”[10]

Kerusakan Kelima: Meninggalkan Perkara Wajib yaitu Shalat Lima Waktu
Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na’udzu billahi min dzalik.
Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.
Ibnul Qoyyim -rahimahullah- mengatakan, “Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja termasuk dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.”[11]
Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan, “Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat -yaitu satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).”[12]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengancam dengan kekafiran bagi orang yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”[13]

Oleh karenanya, seorang muslim tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa besar.
Dengan merayakan tahun baru, seseorang dapat pula terluput dari amalan yang utama yaitu shalat malam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.”[14] Shalat malam adalah sebaik-baik shalat dan shalat yang biasa digemari oleh orang-orang sholih. Seseorang pun bisa mendapatkan keutamaan karena bertemu dengan waktu yang mustajab untuk berdo’a yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Sungguh sia-sia jika seseorang mendapati malam tersebut namun ia menyia-nyiakannya. Melalaikan shalat malam disebabkan mengikuti budaya orang barat, sungguh adalah kerugian yang sangat besar.

Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat
Begadang tanpa ada kepentingan yang syar’i dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”[15]
Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat ‘Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama’ah. ‘Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!”[16] Apalagi dengan begadang, ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?!
Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina
Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru pada mereka tidaklah lepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam bergaul dengan lawan jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun dan ini riil terjadi di kalangan muda-mudi. Padahal dengan melakukan seperti pandangan, tangan dan bahkan kemaluan telah berzina. Ini berarti melakukan suatu yang haram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”[17]


Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin
Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.”[18]
Ibnu Baththol mengatakan, “Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut”.”[19] Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau mungkin lebih dari itu?!

Kerusakan Kesembilan: Meniru Perbuatan Setan dengan Melakukan Pemborosan
Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap orang menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?! Masya Allah sangat banyak sekali jumlah uang yang dibuang sia-sia. Itulah harta yang dihamburkan sia-sia dalam waktu semalam untuk membeli petasan, kembang api, mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas musik, dsb. Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Qs. Al Isro’: 26-27)
Ibnu Katsir mengatakan, “Allah ingin membuat manusia menjauh sikap boros dengan mengatakan: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.” Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).” Qotadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.”[20]

Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga
Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal yang bermanfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” [21]
Ingatlah bahwa membuang-buang waktu itu hampir sama dengan kematian yaitu sama-sama memiliki sesuatu yang hilang. Namun sebenarnya membuang-buang waktu masih lebih jelek dari kematian.
Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, “(Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”[22]
Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela. Allah Ta’ala berfirman,
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءكُمُ النَّذِيرُ
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?” (Qs. Fathir: 37). Qotadah mengatakan, “Beramallah karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu.

Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang panjang untuk hal yang sia-sia.”[23]
Inilah di antara beberapa kerusakan dalam perayaan tahun baru. Sebenarnya masih banyak kerusakan lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu dalam tulisan ini karena saking banyaknya. Seorang muslim tentu akan berpikir seribu kali sebelum melangkah karena sia-sianya merayakan tahun baru. Jika ingin menjadi baik di tahun mendatang bukanlah dengan merayakannya. Seseorang menjadi baik tentulah dengan banyak bersyukur atas nikmat waktu yang Allah berikan. Bersyukur yang sebenarnya adalah dengan melakukan ketaatan kepada Allah, bukan dengan berbuat maksiat dan bukan dengan membuang-buang waktu dengan sia-sia. Lalu yang harus kita pikirkan lagi adalah apakah hari ini kita lebih baik dari hari kemarin? Pikirkanlah apakah hari ini iman kita sudah semakin meningkat ataukah semakin anjlok! Itulah yang harus direnungkan seorang muslim setiap kali bergulirnya waktu.
Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam saat ini. Perbaikilah keadaan saudara-saudara kami yang jauh dari aqidah Islam. Berilah petunjuk pada mereka agar mengenal agama Islam ini dengan benar.
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (Qs. Hud: 88)
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Disempurnakan atas nikmat Allah di Pangukan-Sleman, 12 Muharram 1431 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

[1] Sumber bacaan: http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_baru
[2] HR. An Nasa-i no. 1556. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[3] Fatawa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta‘, 3/88-89, Fatwa no. 9403, Mawqi’ Al Ifta’.
[4] HR. Bukhari no. 7319, dari Abu Hurairah.
[5] HR. Muslim no. 2669, dari Abu Sa’id Al Khudri.
[6] Al Minhaj Syarh Shohih Muslim, Abu Zakariya Yahya bin Syarf An Nawawi, 16/220, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobiy, cetakan kedua, 1392.
[7] HR. Ahmad dan Abu Daud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho‘ (1/269) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269.
[8] Lihat penukilan ijma’ (kesepakatan ulama) yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Iqtidho’ Ash Shirotil Mustaqim, 1/363, Wazarotu Asy Syu-un Al Islamiyah, cetakan ketujuh, tahun 1417 H.
[9] HR. Ad Darimi. Dikatakan oleh Husain Salim Asad bahwa sanad hadits ini jayid (bagus).
[10] Ahkam Ahli Dzimmah, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, 1/441, Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama, tahun 1418 H.
[11] Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7, Dar Al Imam Ahmad
[12] Al Kaba’ir, hal. 26-27, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah.
[13] HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani. Lihat Misykatul Mashobih no. 574
[14] HR. Muslim no. 1163
[15] HR. Bukhari no. 568
[16] Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3/278, Asy Syamilah.
[17] HR. Muslim no. 6925
[18] HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 41
[19] Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 1/38, Asy Syamilah
[20] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 5/69, pada tafsir surat Al Isro’ ayat 26-27
[21] HR. Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if  Sunan Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini shohih.
[22] Al Fawa’id, hal. 33
[23] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6/553, pada tafsir surat Fathir ayat 37




posted by Adimin

Peringatan Hari Ibu PKS Kota Padang

Written By @Adimin on Monday, December 24, 2012 | 6:38 PM


Sepanjang kehidupan manusia, sosok ibu memang tidak akan pernah bisa tergantikan dalam kehidupan kita sebagai seorang yang penuh kasih sayang yang memberikan segalanya kepada keluarga tanpa mengharapkan balas jasa. Di indonesia hari ibu jatuh pada tanggal 22 desember setiap tahunnya, PKS Kota Padang juga ikut mengapresiasikan Hari Ibu, melalui bidang Perempuan PKS kota Padang.

GOR Kompleks Yayasan Adzkia taratak paneh Kota padang Minggu 23 desember 2012, mulai ramai di datangi oleh ibu-ibu beserta keluarganya. Mereka yang datang penuh dengan kecerian dan senyuman, Hari ini bidang perempuan PKS kota padang menggelar acara semarak Hari Ibu, Kegiatan ini di buka pada pukul 09.30 wib. Acara ini juga di hadiri oleh ketua DPD PKS Kota Padang Drs. Muhidi, MM dan Wakil Walikota Padang H. Mahyeldi Ansyarullah, SPd.

Dalam sambutannya ketua Bidang Perempuan DPD PKS Padang, Ronna Rosa, SS mengatakan “dalam menyemarakkan hari ibu, kami dari bidang perempuan sangat mengapresiasikannya, untuk itu hari ini akan ada beberapa perlombaan seperti Lomba menggambar, tebak kata, dan lomba lari. Selain itu juga akan di kukuhkan pengurus Rumah Keluarga Indonesia Kota  Padang. 

Terakhir beliau sampaikan bahwa dalam kegiatan yang berlangsung hari ini, juga di buka kesempatan bagi seluruh kader kota padang yang memiliki anak untuk bisa mengikuti program bakat dan minat yang telah di bentuk bidang perempuan PKS Kota Padang, ini sesuai dengan follow up dari out bond anak kader beberapa waktu lalu. Program yang di buka adalah, Jurnalis, Renang dan sepak bola. Dan tak lupa ucapan terimakasih kepada panitia yang telah bekerja maksimal, sehingga acara hari ini bisa terlaksana dengan baik, imbuhnya.”

Pada saat lomba di mulai, para peserta sangat antusias mengikuti perlombaan. Seperti lomba menggambar dengan tema “ibu”, peserta lomba ini adalah ayah dan anak sedangkan ibu memberikan semangat kepada mereka. Tampak harmoni dan kompak sekali para keluarga yang mengikuti perlombaan. Dan tak kalah serunya pada saat lomba lari, pesertanya para ayah dan anak. Dengan menggendong anaknya para ayah saling berpacu untuk menjadi pemenang, 

Meski cuaca matahari cukup terik namun tidak menyulutkan para ayah untuk lari sekencang-kencangnya dengan anak yang digendongnya. Para ibu pun dengan semangatnya meneriakkan kepada para ayah yang sedang mengikuti lomba. Kegiatan yang diangkat bidang perempuan PKS Kota Padang ini sungguh berkesan bagi keluarga peserta, karena mereka bisa saling menyemangati, adanya kebersamaan kompak antara ayah, ibu, dan anak. Selain itu juga menambah eratnya silaturahim sesama kader dan simpatisan PKS Kota Padang

 

posted by Adimin

Sampah Sejarah




وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ


Potongan ayat tsb menjadi acuan bahwa sejarah pasti akan terulang walau dg pelaku dan tokoh yg berbeda. Pertarungan ideologi antara Fir'aun dan Musa, pertempuran haq dan bathil yg ditokohkan Thalut dan Jalut atau yg kita kenal dg GOLIAT sedang terjadi dan akan terus terjadi selama panggung sejarah masih ada.

"Dan demikianlah hari-hari (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia...," kata Alloh (QS 3:140). 

Pertarungan ideologi dan pertempuran haq dan bathil kini Alloh perlihatkan di Mesir dg cara yg lain. Penguasa zhalim seperti Mubarak yg berkuasa selama 30th akhirnya tumbang dg kehinaan. Selama masa berkuasanya tidak pernah memihak kpd syariat Allah. Para pendakwah dan aktifis islam menjadi bulan bulanan kekejamannya. Jangankan ikhwanul muslimin yg menjadikan politik sbg salah satu bagian dari dakwahnya, gerakan islam macam jamaah tabligh yg menekankan pembinaan akhlak atau jamaah salafiah yg lebhi memfokuskan kajian kitab, saja tdk dibiarkan bebas oleh mubarak dalam menjalankan misi dakwahnya.

Kini, ketika skenario sejarah sdg berjalan, Sang Sutradara kehidupan mengharuskan Mubarak mengakhiri perannya dg kehinaan -watanzi'ul mulka, wa tudzillu man tasya-.

Kekuasaan yg dibanggakan, kini tak ada apa-apanya. Usianya uzur yg penyakitan harus mendekam dibalik jeruji besi. Itulah balasan bagi yg memenjarakan dan menyiksa hingga mati para pewaris nabi. Harta benda yg dikumpulkan dan dilarikan keluar negeri tdk ada artinya lagi, apalagi kini mulai dibekukan aset ilegal tsb.

Bisa jadi, skenario yg sama yang sedang dimainkan Sang Sutradara Kehidupan akan diberikan kpd pemeran utama bernama Mohamed El Baradei, mantan ketua IAEA PBB yg tlah membuka jalan bagi AS utk menjajah Irak dan mengeksekusi mati Saddam Hussein. Pemilik televisi swasta penebar fitnah dan ketua partai dustur yg sekuler inipun tidak segan-segan menjegal syariat Alloh ditegakkan dlm tataran negara. Bahkan Baradei tak segan-segan mengundang AS dan Eropa utk menjegal pemberlakuan konstitusi baru mesir yg pro syariah. Baradei berharap dapat menjadi presiden Mesir stelah Morsi dapat digulingkan melalui kudeta internasional.

Baradei tidak sendirian, tokoh sekuler, liberal, kroni mubarak, sosialis nasseris, hingga kafir koptik spt Hamden Sabbahi, Amr Mousa, Tovik Ukasyah bergandengan tangan menolak syariat islam.

Mereka bagaikan Haman dan para pembantu firaun lainnya yg terang-terangan menolak dialog dan mengabaikan kebaikan yg disampaikan Nabi Musa.

Sabtu 22 Desember 2012 (saat digelarnya Referendum terakhir) menjadi saksi bagi rakyat mesir dan dunia internasional, bahwa publik mesir masih menginginkan islam sbg aturan kehidupan bagi negaranya. Para penolak syariat islam akan menjadi Sampah Sejarah dan dihinakan generasi yg akan datang.

wallahu a'lam
Ahad, 23 Desember 2012

CATATAN (ed):

Hasil perhitungan Referendum tahap kedua: 6553 TPS dari total 6724 (97%) yang mendukung Konstitusi YES 71% (5,749,743) NO 29% (2,343,247). Pro Konstitusi dan Pro Mursi menang telak.


posted by Adimin

RTD Bertebaran dimana mana


Dakwah adalah sebuah keniscayaaan bagi para aktivis dakwah dimanapun mereka berada, dakwah membutuhkan ketawakalan dan kesabaran, karena tantangan dakwah kedepan bukan lebih mudah tetapi justru sebaliknya yaitu lebih sulit dan lebih kompleks sesuai dengan perkembangan zaman.

Diperlukan ketangguhan yang prima bagi para aktivis dakwah untuk menjalankan estafet dakwah bagi semua generasi. Untuk menjawab tantangan tersebut maka DPD PKS Kota Padang, membentuk RTD yaitu Regu Tangguh Dakwah .  RTD merupakan program khas wilda Sumatera dengan tujuan membentuk kader dakwah yang tangguh yang nantinya mampu untuk menjawab tantangan dakwah kedepan. 

RTD telah berjalan dengan baik dan dikerahkan di beberapa kecamatan di kota Padang. Dari beberapa pengalaman diadakannya RTD ternyata sambutan masyarakat yang didatangai pasukan RTD cukup baik. Banyak masyarakat berharap agar program program PKS lebih menyentuh masyarakat bawah sehingga eksistensi PKS lebih membumi dan masyarakat pastinya akan mendukung PKS. Tetapi ada juga sebagian masyarakat di Kalumbuk yang belum tahu sama sekali dengan PKS sehingga kader kader RTD lebih intensif mengenalkan apa dan siapa PKS itu.

Semoga dengan adanya RTD ini akan semakin menguatkan dakwah kedepan dan kader kader semakin tangguh didalam menghadapi tantangan dakwah. ALLAHU AKBAR 

posted by Adimin

Fakta Bicara : Referendum Mesir, Bukti Kokohnya Mursi

Written By @Adimin on Friday, December 21, 2012 | 10:15 PM



By: Nandang Burhanudin



***


Moursi-IM-Salafy-dan koalisi kekuatan Islam bisa "sedikit bernafas lega" atas hasil referendum yang mengatakan 56,53 % rakyat menerima "Amandemen Konstitusi" dan 43,47 % menolak. Sebaliknya kaum Liberal-Sekuler yang didukung minoritas Koptic dan Muslim ambigu, semakin "kebingungan" dan memikirkan langkah strategis agar kemenangan kaum Islamiyun bisa dijegal di fase kedua referendum, juga pada pemilihan anggota DPR dua bulan yang akan datang.



Selain menunjukkan kokohnya koalisi kekuatan Islam, suksesnya referendum yang diraih kaum Islamiyun menjadi pertanda nyata semakin kuatnya elektabilitas dan ketokohan Dr. Moursi, terutama di provinsi-provinsi yang pada Pilpres pertengahan tahun 2012 tidak memilih Moursi.



catatan (ed): 
Di Propinsi Sharkiyyah menang 65,9 % padahal waktu pilpres kemarin Morsi kalah.
Juga di Propinsi Daqahliya (Manshurah); 55.1% Yes dan 44.9% No | dimana putaran 2 pilpres, Mursi kalah di propinsi ini.

Anas Akram Syair (IM) mengatakan: "Sekarang (referendum tahap I) ibarat pertandingan tandang dan kita (pro) menang, apalagi nanti pertandingan kandang". 
Referendum tahap 1 diadakan di provinsi yang rata-rata menjadi lumbung suara Shafiq ketika Pilpres. Khususnya Cairo.
Referendum tahap 2 (Sabtu, 22/12) akan berbeda dg tahap 1. Tahap 2 akan diadakan di provinsi-provinsi yg menjadi kantong suara kalangan Islamis.
(12 dari 18 propinsi yg akan bertarung pd putaran ke 2,merupakan basis gerakan islam)
Jika di Gel. 1 yg berkata "Iya" 56,53% dan "Tidak" 43,47%. Diperkirakan di Gel. 2 persentase "Iya" akan meningkat dan "Tidak" akan berkurang.
Referendum tahap 1 ibarat kemenangan 'tandang' 0-1 bagi mereka yg mengatakan "Iya". Kemenangan 'kandang' di tahap 2 akan lebih besar. Insya Allah.



Sedangkan angka 43 % penolakan terhadap amandemen Konstitusi membuktikan bahwa realitas masyarakat Mesir belum sepenuhnya FUTUH dan ini menuntut kerja keras aktivis Islam (IM+SALAFY) untuk semakin gencar berdakwah dengan langkah nyata, massif, dan terukur. Mengingat angka 41 % memberi tanda adanya tiga kelompok besar rakyat Mesir yang:



1. Pro rezim Mubarak, yang merindukan era Mubarak kembali berkuasa.



Ini dimotori oleh para pejabat, kroni-kroni Mubarak, birokrasi, dan aparat yang banyak menikmati hak-hak privilage. Bukti-bukti nyata sangat mudah ditemukan, misalnya aparat polisi yang dimotori beberapa perwira tinggi, pamen, dan perwira di lapangan yang cenderung memihak oposisi. Dimana mereka MEMBIARKAN aksi anarkisme terhadap Syaikh Mahlawi, pengepungan jamaah di masjid Asy-Syuhada Alexandria, penghancuran 28 kantor IM dan markaz-markaz Dakwah milik Salafy, pengeroyokan terhadap wartawan koran FJP (afiliasi ke partai FJP-IM), dan anarkisme kepada para pengikut Syaikh Hazim Ismail (pemimpin salafy Mesir). Namun pihak aparat begitu CEPAT dan GALAK saat ada pengrusakan kantor Partai Wafd (sekuler) dengan menuduh pelakunya adalah pengikuti Syaikh Hazim Ismail.



2. Kaum Oportunis yang menunggangi eksponen Revolusi 25 Januari.



Mereka diwakili kaum kaya dan borju, yang tidak menampakkan diri MENENTANG Moursi, namun diam-diam mendanai aksi anti Moursi. Tidak ada alasannya, selain alasan ekonomi dan kepentingan bisnis.



3. Kaum yang terkena propaganda.



Termasuk salah satunya adalah Kristen Koptic. Padahal Moursi dengan keneragawanannya telah memberikan 9 jatah kursi di MPR Mesir (5 Kristen Ortodox, 2 Kristen Protestan, 2 Kristen Katholik), 1 di Wakil Presiden, 3 di Kementrian, dan dalam draft Konstitusi yang diamandemen, Kristen menjadi agama samawi minoritas yang dilindungi keberadaan dan keberlangsungannya oleh negara. Tapi, Kristen Koptik terkecoh propaganda hingga akhirnya tak sedikit Betrix, Pendeta, yang terhasut. Kebencian terus menerus dihembuskan, bahkan Majalah Rozer Yousef milik Koptik menyebut Moursi sebagai "FIR'AUN BERJANGGUT".



Termasuk yang terkena propaganda adalah umat Islam yang pikirannya menerapkan Wahyu Ilahi, namun kakinya tidak berpijak di bumi. Seperti mengawang. TIdak di langit tidak di bumi. Di saat seluruh elemen Muslim lain berjibaku melawan koalisi SEkuler-Liberal, tipe muslim demikian lebih memilih GOLPUT dan sibuk SENDIRI dengan konferensi-konferensi dan seminar-seminar. Alhamdulillah, jumlah mereka tak terlalu signifikan. Hingga tidak menggenapkan tidak juga mengganjilkan.



Di titik ini, kematangan dakwah IM+Salafy dan faksi-faksi Islam lain dituntut. Benar yang dikatakan Asy-Syahid Hasan Al-Banna, "Tugas sebagai dai bukan mencaci maki gubuk-gubuk akidah yang reyot dan usang. Tugas kita bukan menjelek-jelekkan keadaan dan sistemnya yang usang. Namun tugas kita adalah mendirikan istana akidah yang megah. Agar mereka-mereka bisa masuk ke dalamnya dengan sukarela, dan gubuk-gubuk akidah mereka yang reyot dan usang akan hancur oleh mereka sendiri, bukan oleh kita."

Oleh karena itu, IM-Salafy dan Poros Koalisi Kekuatan Islam bersepakat:

  1. Bekerja sungguh-sungguh untuk menjadi pengawal Konstitusi dan produk-produknya yang konstitusional.
  2. Memberikan suara "YA" atas amandemen konstitusi agar Mesir mengakhiri masa turbulensi, fokus membangun negeri, dan memfungsikan kembali lembaga-lembaga negara.
  3. Melawan dengan TEGAS dan BERANI setiap aksi diktator yang anarkis dan merusak, baik merusak akhlak ataupun politik dengan cara-cara yang santun namun tetap tegas.
  4. Mengetuk hati-hati dari jiwa-jiwa yang masih memiliki nurani untuk turun menyelamatkan bangsa mesir menuju bangsa Terhormat, MERDEKA, ADIL, dan SEJAHTERA.
  5. Membuka DIALOG kepada seluruh parpol-elemen-tokoh-dan suku di Mesir untuk mencari solusi dari setiap perbedaan demi kesuksesan revolusi.
  6. Mendukung kebersihan hukum dan keberanian menindak setiap perilaku jahat yang merusak ketenteraman dan keadilan rakyat Mesir.

posted by Adimin

Koalisi PKS-PBR-PPNUI Menang di Pilkada Sampang Madura


SAMPANG – Pasangan bakal calon bupati (bacabup) dan bakal calon wakil bupati (bacabup) Sampang, KH A. Fannan Hasib dan Fadhilah Budiono ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Sampang, periode 2013 – 2018 mendatang.

Penetapan Al-Falah (singkatan dari A.Fannan-Fadhilah) ini dilakukan KPU Sampang setelah merekapitulasi hasil perhitungan suara di KPU Kabupaten Sampang, di kantor Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI), Jl Rajawali, Sampang, Senin (17/12/2012).

Pasangan yang diusung oleh koalisi PKS-PBR-PPNUI ini memperoleh jumlah suara sebesar 163.483 atau 31,44 %.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sampang yang berlangsung pada 12 Desember 2012 (12-12-12) ini diikuti oleh enam pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati :

1. KH A. Fannan Hasib – Fadhilah Budiono (PKS-PBR-PPNUI) / 31,44 %
2. KH Achmad Yahya – HM Faidol Mubarrak (Independen) / 3,06 %
3. Noer Tjahja – Heri Purnomo (PKB,Golkar dan PD) --ini pasangan  incumbent-- / 16,93 %
4. Haryono Abdul Bari – Hamiduddin Iskhak (Gerindra, PKNU dan partai non parlemen) / 16,81 %
5. KH Faisol Muqoddas – Tryandi Husnul (Independen) / 0,82 %
6. Hermanto Subaidi - KH Jakfar Sodiq (PPP, PDP, dan Pakar Pangan) / 30,94 %
Penetapan Fannan-Fadhilah sebagai pemenang ini disambut gembira pendukungnya. Bahkan ada melakukan cukur gundul di halaman pendopo wabup, sebagai bentuk wujud syukur. 

“Kemenangan ini  merupakan karunia Allah kepada kami. Kami mengucapkan Allhamdulillah, mudah-mudahan membawa Sampang ke depan lebih baik,” kata Fannan Hasib, saat ditemui wartawan.

Sedang calon wakil Bupati terpilih Fadhilah Budiono menyatakan mereka ingin menjadi hodamul ummah atau pelayan rakyat dan pemimpin agamis,  yang mengerti watak masyarakat Madura, khususnya rakyat Sampang.

“Kami bukan minta dilayani masyarakat, tapi kami yang akan melayani masyarakat semampu kami. Karena itu, kami yakin sosok pemimpin pelayan masyarakat yang diinginkan rakyat Sampang,” ujarnya.

Selain itu, ia ingin memperbaiki tatanan pemerintahan yang dinilai sudah melenceng dari aturan, karena hanya diukur dengan uang. Sehingga perlu dibenahi dengan serius agar menjadi lebih baik dan bermafaat bagi  Sampang ke depan dan masyarakatnya.
 
pkspiyungan

posted by Adimin

AS dan Zionis Dibelakang Demo Anti Mursi?

Written By @Adimin on Wednesday, December 5, 2012 | 7:14 PM


NNM News memberitakan, pada saat ini (4/12), Presiden Moursi dievakuasi dari Istana kepresidenan setelah para demonstran berhasil mengepung dan memasuki area istana.

Menurut sumber-sumber rahasia, Kedubes AS di Kairo menjadi donatur rahasia bagi para koordinator demonstran secara rahasia.

Dalam kawat diplomatik yang bocor tersebut dinyatakan, nama-nama yang mendapatkan suplai dana secara langsung adalah: 3 mantan Capres (Amr Musa, Elbaradai, dan Syafiq yang dikalahkan Moursi) dan partai-partai yang menikmati privilage di era Mubarak. Targetnya: menjalankan agenda Amerika dan Zionis Israel untuk menyingkirkan suara mayoritas kaum Islamis (IM dan Salafy).

Bahkan, Elbaradai dengan penuh percaya diri mengancam akan memilih kekerasan dan menyulut konflik jika Presiden Moursi tidak membatalkan dektrit Presiden tentang UU.

Sungguh, 5 bulan Moursi memerintah, jebakan-jebakan batman silih berganti. Moursi adalah presiden di negara yang:

1. Tidak ada UU.
2. Tidak ada DPR.
3. TIdak ada MPR.
4. Memerintah negara yang birokrasi-militer-aparat adalah antek-antek Mubarak.
5. Memerintah negara yang terus menerus diawasi Israel dan AS.

Di sisi lain, Moursi dan IM terus menerus dituduh sebagai antek AS, budak Barat, bahkan oleh HT Internasional disebut Mubarak yang berjanggut. Karena menurut HT, Moursi tidak menjalankan syariat-tidak membatalkan perjanjian Camp David-tidak mengirim tentara ke Israel-dan Moursi dituduh menjalankan demokrasi.

Sungguh, teramat berat amanah yang diemban Presiden Moursi. Diserang dari LUAR dan dirongrong dari DALAM. Tujuan dari semua serangan adalah: melanggengkan hegemoni Irael (Zionis) dan AS-Barat (Salibis). Musuh-musuh Islam paham betul, ketika IM-Salafy bersatu, maka 2/3 kekuatan Islam menjadi penguasa mutlak di Mesir. Saat kaum Islamis berkuasa di dunia nyata, dan berhasil meraih simpati rakyat, maka tak ubahnya menjadi "tanda bahaya" yang akan mewabah ke wilayah Timteng dan negeri-negeri Islam pada umumnya.

AS dan Zionis sangat takut terhadap Islam yang diamalkan. Tapi keduanya tidak akan pernah takut pada Islam yang hanya di tataran teori.

Bagi AS dan Zionis, negara yang berpenduduk muslim dan sukses dalam hal ekonomi, stabil dalam politik, unggul dalam SDM lebih menakutkan daripada teori KHILAFAH. Di titik ini, mengapa AS dan Zionis berusaha sekeras mungkin membendung dan merusak tampilan Islam dan Muslim yang berkuasa. Tapi membiarkan konferensi-konferensi Khilafah dan diskusi-diskusi Syariah. Karena mereka paham, kekuasaan sekecil apapun yang berbau Islam itu jauh lebih berbahaya dari teori kekuasaan global yang hanya selesai di tataran makalah dan orasi.

Kita doakan, semoga Moursi-IM-Salafy sukses menjalakan amanah ini.


"Mesir ini kepalanya bangsa Arab dan umat Islam. Jika kepalanya kuat, umat ikut kuat" (Khalid Misyal, Hamas)


posted by Adimin
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger