Home » » Kisah Pengabdian Pak Datuk | By @ewahyudie

Kisah Pengabdian Pak Datuk | By @ewahyudie

Written By @Adimin on Tuesday, April 15, 2014 | 7:55 PM

 
Tak sedikit keluarga serta orang-orang dekat yang menganggapnya melakukan blunder saat menerima amanah maju sebagai anggota dewan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Betapa tidak, jauh sebelum menjadi bagian dari Partai Dakwah ini, Beliau merupakan sosok pengusaha sukses di Kota Duri.

Rumah Sakit swasta terbesar di Kabupaten Bengkalis, rumah makan, percetakan, serta usaha-usaha lainnya Allah swt perkenankan menangguk kemajuan pesat bagi lelaki satu ini. Tak heran bila sebagian keluarga menganggap, menjadi anggota dewan hanya akan menambah beban pekerjaannya saja. Pun bila ditilik dari sisi materi, tentu saja penghasilan sebagai anggota dewan digolongkan tak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang diperolehnya sebagai pengusaha.

Dialah dr. Fidel Fuadi Datuk Majo Basa. Jiwa kedokteran menuntunnya untuk mengabdi lebih jauh demi kemaslahatan umat. Kiprahnya sejak duduk di parlemen tak bisa dibilang kecil. Amanah yang diembannya di Komisi IV DPRD Kabupaten Bengkalis membuat Pak Datuk - demikian Beliau disapa - semakin dekat dengan segala bentuk kesulitan dan kekurangan masyarakat di bidang kesehatan dan pendidikan serta usaha-usaha untuk memperjuangkannya.

Salah satu kiprah Pak Datuk yang luar biasa adalah tatkala ia memperjuangkan penderita katarak serta balita dengan bibir sumbing untuk mendapatkan operasi gratis dengan menggaet organisasi-organisasi sosial di Kabupaten Bengkalis. Tercatat delapan anak berhasil dibantu untuk mendapatkan operasi bibir sumbing secara gratis atas bantuan pria berdarah Minang ini.

Nun jauh dibalik segala prestasi dalam bidang pelayanan publik yang ditorehkannya. Pak Datuk merupakan sosok yang teramat santun. Di sela aktivitasnya sebagai Anggota Dewan, Pak Datuk rajin berkunjung ke Rumah Sakit. Kebendaan serta status sosial yang disandang tak membuatnya sungkan untuk berkunjung dari satu pintu ke pintu perawatan lainnya. Mengunjungi, mendengarkan keluhan, memberikan semangat, bahkan tak jarang membantu biaya pengobatan bagi orang-orang yang membutuhkannya tanpa memandang latar belakang Sang Pasien.

Hal lain yang luput dari pemberitaan media dari Pak Datuk adalah soal kedermawanan Beliau. Khususnya saat Bulan Ramadhan, hampir setiap hari, Pak Datuk bersedekah takjil dan nasi kotak. Tak tanggung-tanggung, seluruh petugas Rumah Sakit serta kamar yang terisi pasien akan mendapatkannya. Belum lagi sedekah bahan makanan pokok, pengobatan gratis, serta materi yang disumbangkannya kepada ratusan kaum dhuafa di Kota Duri ini. Beliau salurkan dengan diam-diam.

Acap kali orang berkata, Pak Datuk adalah orang yang terlanjur kaya. Namun tidak bagi Beliau. Hidup dan segala bentuk keadaannya merupakan titipan dari Allah swt. Dimana itu semua tak lebih dari sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah swt. Sesuatu yang tak akan dibawa saat ajal kelak. Demikian katanya.

Tentu saja bagi kaum dhuafa, balita-balita dengan bibir sumbing, orang-orang sakit yang tak miliki biaya, serta masyarakat lainnya, Pak Datuk adalah sosok pahlawan. Namun ia sendiri tak peduli. Yang ia tahu hanya bekerja, memberikan pelayanan terbaik kepada sesama hamba Allah swt. Selepas cerita ini, esok pagi, ia tetaplah Pak Datuk yang setia membersihkan sampah dengan tangannya sendiri. Ia tetaplah Pak Datuk yang terisak dalam do'a-do'a panjangnya. Dan, tetaplah ia Pak Datuk, yang bagi banyak orang merupakan Pahlawan atas semua kontribusi nyatanya. Pahlawan.... Ya, Pahlawan yang bekerja dalam diam. )I(

By: Eko Wahyudi
Follow @ewahyudie on Twitter

______
Dikutip dari buku "Pahlawan Dalam Diam"


posted by @Adimin
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS Padang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger